Oleh : AP
Yesaya 10:1-2, 5-7, 12-13, 15, 18-19 (TB) Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mereka yang mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, untuk menghalang-halangi orang-orang lemah mendapat keadilan dan untuk merebut hak orang-orang sengsara di antara umat-Ku, supaya mereka dapat merampas milik janda-janda, dan dapat menjarah anak-anak yatim!
Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat amarah-Ku!
Aku akan menyuruhnya terhadap bangsa yang murtad, dan Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku, untuk melakukan perampasan dan penjarahan, dan untuk menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan.
Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya, melainkan niat hatinya ialah hendak memunahkan dan hendak melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa.
Tetapi apabila Tuhan telah menyelesaikan segala pekerjaan-Nya di gunung Sion dan di Yerusalem, maka Ia akan menghukum perbuatan ketinggian hati raja Asyur dan sikapnya yang angkuh sombong.
Sebab ia telah berkata: “Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya dan dengan kebijaksanaanku, sebab aku berakal budi; aku telah meniadakan batas-batas antara bangsa, dan telah merampok persediaan-persediaan mereka, dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang yang duduk di atas takhta.
Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya, dan seolah-olah tongkat mengangkat orangnya yang bukan kayu!
Keindahan hutan Asyur dan kebun buah-buahannya akan dihabiskan-Nya, dari batangnya sampai rantingnya, sehingga akan menjadi seperti seorang sakit yang merana sampai mati;
dan sisa pohon-pohon hutannya akan dapat dihitung banyaknya, sehingga seorang anak dapat mencatatnya.
Perenungan
Ketika waktu Tuhan habis maka Tuhan menggerakkan / mengizinkan suatu bangsa besar yaity Asyur untuk menjajah Israel.
Sayangnya kedua bangsa ini sama-sama tidak bertobat.
Yang satu mempunyai sifat bebal… meskipun sudah dibuang dan ditawan Tuhan tidak menemukan perubahan spiritual ke arah yang lebih baik.
Satunya lagi tidak sadar diri, sombong…merasa diri kuat, hebat…bahkan menghabisi, menekan, berbuat ganas pada bangsa yang dijajah nya.
Penerapan
Berapa banyak dari kita yang melakukan persis seperti Asyur….yang diberikan wewenang oleh Tuhan tetapi kemudian menyombongkan dirinya sendiri.
Ketika berhasil dan kaya maka ia akan berkata karena kepandaiankulah, kehebatankulah, koneksikulah, kelihaiankulah, ketenarankulah, pendidikanku yag tinggilah, kebaikan hatikulah.,..aku…aku..aku….
Maka Aku berhasil dan berjaya.
Dalam bahasa Sunda kesombongan seperti itu diistilahkan Teu Eling.
Kata ini mempunyai arti tidak sadar diri.
Tidak sadar semua ini dari Tuhan
Tidak sadar kita ini hanya alat Tuhan.
Tidak sadar kita ini tidak ada apa-apanya.
…
Sing sadar sarerea..sing eling ka Gusti teh.
(Sadar diri dan sadar kepada Tuhan).