Merasa Diri Sudah Benar VS Menyadari Keberdosaan

0
320

Oleh : IL

(BE Yohanes 9:39-41)

Kata Yesus: “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.”
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” Jawab Yesus kepada mereka: “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.”

Perenungan:

  1. Orang-orang farisi selalu merasa bahwa diri mereka lebih baik daripada orang lain.
    Ketika mendengar perkataan Yesus bahwa tujuanNya datang ke dunia adalah agar orang yang tidak melihat (buta) akan melihat, (kalimat pertama) tetapi yang melihat akan menjadi buta. (Kalimat kedua).
    Kalimat pertama hasil akhirnya lebih baik dari kalimat kedua. Orang farisi menganggap dan mengharap merekalah yang lebih baik, seperti yang dikatakan Yesus di kalimat pertama, bahwa yang buta akan melihat.
    Namun mereka saat itu sama sekali tidak merasa buta mereka merasa sudah jadi orang yang bisa melihat, sudah tahu tentang segala sesuatu,
    merasa diri sudah paling benar.
    Jadi.. mereka bertanya kepada Yesus..
    “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?”

Dan Yesus menyatakan bahwa orang-orang farisi tersebut yang menganggap selalu sebagai paling tahu, paling benar,
bahkan menuduh-nuduh Yesus melanggar hukum-hukum Tuhan….merekalah yang dimaksud di kalimat kedua: “barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.”
Orang yang merasa diri sudah benar, yang tidak mau menerima teguran firman Tuhan, maka ia tidak akan menerima anugerah dari Tuhan untuk dapat mengerti firman Tuhan tersebut. Ia tetap dalam ketidak mengertiannya..sehingga ia tidak menerima keselamatan yang sebenarnya Tuhan sudah sediakan baginya.

  1. Yesus mengkontraskan 2 kondisi orang:
    a. “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa
    Orang yang buta, tidak bisa membedakan mana terang atau pun gelap, mana kebenaran, mana yang tidak berkenan kepada Tuhan
    Saat seseorang menyadari kebutaannya, ia akan merespon dengan sungguh-sungguh ketika menerima teguran firman…
    Ia akan menyadari keberdosaannya. Maka ia akan bertobat dan tidak terus berbuat dosa.

b. “karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.”
Orang farisi merasa diri sudah benar, yang tidak mau menerima teguran firman, bahkan menganggap Yesus sebagai pelanggar hukum Taurat,
sebagai pendosa besar & penghujat Tuhan.
Ckckckck..
Orang-orang seperti inilah yang Yesus katakan… akan tetap di dalam dosa mereka.

Dan upah dosa ialah maut..sehingga karena ketegaran hati mereka, mereka tidak menerima anugerah keselamatan dari Tuhan.

Aplikasi:
Bagaimana sikap hati kita saat mendengar firman Tuhan?
Apakah seperti orang-orang farisi yang merasa sudah menguasai, merasa paling tahu, merasa sudah benar, bahkan paling benar, sehingga firman sudah tidak menempelak kita lagi? Ataukah kita mau merendahkan diri… selalu minta untuk ditegur, diajar dan siap untuk diubahkan oleh firman Tuhan?

Lukas 18:10-14
“Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu,
aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata:
Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here