Kemiskinan Rohani (Spiritual Poverty)

0
497

Oleh : IL
(BE Lukas 15:28-32)

Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk.
Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. (AYT membujuk)
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya:
Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
Kata ayahnya kepadanya:
Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

Perenungan:

1. Bagaimana respon anak sulung?
Ketika mendengar adiknya yang telah dengan tidak sopan meminta warisan, kemudian hidup seenaknya….dan memboroskan hartanya sampai habiss…lalu….kembali begitu sajaa…. enak saja!!

dan Bapa….terlihat dengan begitu mudahnya menerima “si anak kurang ajar” itu kembali…
Bayangkan….. !
Bukannya dimarahi atau yaa… minimal dikasih sangsi lah ya…
Ini malah pake pesta terbaik…sampe menyembelih anak lembu tambun segalaaa !!!

Perasaan marah dan pemikiran anak sulung seakan wajar….
Apalagi kalau dibandingkan segala yang telah diperbuatnya bagi bapanya…
Bertahun-tahun melayani dengan setia….tidak pernah melanggar perintah….. apalagi melawan…
Lalu… apa yang aku dapatkan?? TIDAK ADA!!
Bahkan ….. ga usah anak lembu tambun deh…seekor anak kambing aja yang harganya jauh lebih murah dari lembu….
Ga pernah tuh dikasih sama bapa!!

Anak sulung protes keras dan memutuskan untuk mogok..ia tidak mau masuk ke pesta yang diadakan oleh bapanya untuk menyambut adiknya..
Hatinya benar-benar tidak senang akan kedatangan adiknya itu..terlebih ia tidak suka atas sikap bapanya yang menyambut dengan luar biasa itu…

2. Apa yang dilakukan bapa?
a. Menerima anak bungsu dengan kasih.
b. Membujuk anak sulung.
c. Menyadarkan anak sulung:

  • tentang statusnya sebagai anak, (Anakku,)
  • tentang hubungan antara bapa dan anak (engkau selalu bersama-sama dengan aku,)
  • tentang segala hak, fasilitas & penyediaan yang miliki.
    (dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.) Woww….
    Bagaimana menyedihkannya kondisi seorang anak dari bapa yang kaya raya..tapi bermental miskin….hanya merasa jadi orang upahan….
    yang selalu menunggu-nunggu untuk diberi penghargaan, diperhatikan…memang ia sudah bekerja dengan sungguh-sungguh namun ia tidak merasakan… tidak memanfaatkan…tidak menikmati keindahan hubungan dengan bapa nya..tidak menggunakan segala fasilitas dan penyediaan,
    tidak menggunakan kuasa dan otoritas ..yang bapanya telah berikan.
    Yang ia pikirkan malah….mengasihani diri..membanding-bandingkan… lalu menjadi iri hati…protes ketika bapanya bertindak atas dasar kebenaran & kasih.

3. Perumpamaan anak yang hilang ditutup dengan kalimat…
Kita (bapa & anak sulung & semua orang) patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

Fokus utama perumpamaan ini bukan pada anak bungsu..tetapi pada kesalahan persepsi yang dimiliki anak sulung.
Dan ini benar-benar serius!

Yesus memberikan peringatan keras pada orang farisi dan ahli-ahli taurat…mereka yang merasa sudah begitu setia dan taat melakukan perintah Tuhan..yang merasa lebih baik dari yang lain..yang merasa lebih layak menerima berkat-berkat Tuhan daripada orang lain…..
Namun… sama sekali kering dalam hubungan dengan Allah Bapa..karena yang mereka lakukan hanyalah legalitas..melakukan ketaatan tanpa hati..sehingga sama sekali tidak menangkap & tidak memiliki hati Bapa, tidak ada hati yang mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang….
Bahkan protes keras kepada Yesus ketika Yesus menunjukkan belas kasihan kepada para pemungut cukai & orang-orang berdosa..
dan sama sekali tidak tergerak sekalipun melihat para pendosa itu bertobat..

Kalimat “kita patut bersukacita & bergembira” menunjukkan hal yang sepantasnya.. seharusnya menjadi respon kita saat melihat orang-orang berdosa datang kepada Yesus..

Lukas 19:10 (AYT)
Sebab, Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Lukas 5:31-32 (AYT)
Yesus menjawab dan berkata kepada mereka, “Bukan orang-orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang-orang sakit.
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi untuk memanggil orang-orang berdosa supaya mereka bertobat.”

Aplikasi:

  1. Mari cek, apakah sebagai anak Tuhan kita sudah menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan sebagaimana layaknya anak dengan Bapa?
    Ataukah hanya hubungan yang sekedar status saja?
    Hubungan yang kaku tanpa ada hati yang benar-benar merasakan kasih Tuhan, tanpa hati yang memahami kehendak Tuhan..
    tanpa pernah menyadari bahwa Tuhan punya rencana indah dalam hidup setiap anak-anakNya pribadi lepas pribadi..tanpa pernah menyadari adanya fasilitas, penyediaan, kuasa & otoritas yang Tuhan berikan.. ?
  2. Mari cek apakah ada sikap kita yang seperti anak sulung..
    Yang sering menanti-nantikan penghargaan atas segala jerih lelah atas segala yang kita lakukan, dalam keluarga, pelayanan & pekerjaan? Sehingga menjadi orang yang selalu menuntut agar dihargai, diperhatikan, dihormati?
    Ataukah kita menyadari bahwa semua itu adalah kepercayaan dan tanggung jawab yang Tuhan berikan.
    Sehingga kita melakukannya dengan sukacita, bukan terpaksa dan sungguh-sungguh berusaha karena itu adalah kepercayaan Tuhan, hak istimewa menjadi rekan sekerja Allah… berkarya dalam keluarga, pelayanan, pekerjaan untuk kepentingan Kerajaan Allah.

Mari cek adakah sikap kita yang seperti anak sulung…
Yang sering mengasihani diri sendiri, padahal segala kuasa, otoritas & penyediaan Tuhan telah dan akan sediakan..

  1. Bagaimana sikap hati kita saat melihat jiwa-jiwa yang terhilang & didapatkan kembali?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here