Berharaplah Kepada…..

0
555

Oleh : IL

Mazmur 130:1-8
Nyanyian ziarah. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!
Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Perenungan:

  1. Mazmur 130 ini ada kemungkinan bersifat nasional, bukan tentang pribadi pemazmur.
    Karena pada bagian terakhir disebutkan agar Israel berharap kepada Tuhan, dan Tuhanlah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
  2. Pemazmur melukiskan keadaannya yang sangat menyedihkan, yaitu seperti dari jurang yang dalam.
    Keadaan yang sepertinya begitu sulit untuk keluar ke permukaan, kembali ke kehidupan normal, seakan tanpa harapan bisa bangkit.
    Kemungkinan ini menggambarkan Israel sebagai sebuah bangsa, akibat kesalahan Israel maka Tuhan mengijinkan Israel mengalami keadaan yang sangat sulit tersebut.

Namun…sekalipun dalam jurang yang dalam, pemazmur sama sekali tidak putus asa!
Mengapa? Karena pemazmur menaruh pengharapannya kepada Tuhan.

  1. Pemazmur mengambil keputusan untuk menanti-nantikan Tuhan saja.
    a. Menanti-nantikan Tuhan adalah sebuah proses
    Kata “menanti-nantikan” Tuhan menunjukkan bahwa pertolongan Tuhan itu tidak instan, tidak begitu berdoa langsung terima jawaban.
    “menanti-nantikan” Tuhan merupakan proses yang tidak mudah, terkadang setelah menanti-nantikan di awal, namun menjadi tidak sabar di pertengahan jalan, mulai meragukan Tuhan, dan memutuskan mencari jalan lain yang di luar Tuhan.

c. Menanti-nantikan Tuhan adalah sebuah komitmen
Pemazmur menyatakan komitmennya untuk tetap berharap kepada Tuhan.

Mari kita perhatikan kembali bagaimana pemazmur menekankan tentang berharap kepada Tuhan lewat pengulangan 2 kata yang sama sebanyak 2 kali:

Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan

kemudian pengulangan 1 kalimat penuh sebanyak 2 kali:

lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.

Lalu dilanjutkan dengan perintah dan ajakan agar seluruh umat Tuhan berharap kepada Tuhan:
Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel!

c. Alasan
Pemazmur memberikan alasan-alasan kuat mengapa sekalipun dalam keadaan bersalah, Israel tetap harus berharap kepada Tuhan.
Apa alasan nya? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, sebab pada TUHAN ada kasih setia.
Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Aplikasi:

  1. Menyadari Pribadi Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih setia:
    a. yang mau mengampuni siapa pun yang mau datang dan sungguh-sungguh bertobat.
    b. yang banyak kali mengadakan pembebasan
    (melepaskan dari segala ikatan, membebaskan dari perbudakan, memampukan menghadapi masalah, memberikan kelegaan, dan seterusnya…)
  2. Mengambil komitmen untuk hanya berharap kepada Tuhan saja, dengan disertai langkah ketaatan. (Menantikan firmanNya dan lakukan).
  3. Menyadari bahwa berharap kepada Tuhan merupakan proses, bukan instan. Diperlukan keteguhan hati.
    Namun pengharapan di dalam Tuhan tidak akan mengecewakan, karena IA adalah Allah yang setia.
    Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!

Roma 5:5
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Yeremia 33:10-11
Beginilah firman TUHAN: Di tempat ini, yang kamu katakan telah menjadi reruntuhan tanpa manusia dan tanpa hewan, di kota-kota Yehuda
dan di jalan-jalan Yerusalem yang sunyi sepi itu tanpa manusia, tanpa penduduk dan tanpa hewan,
akan terdengar lagi suara kegirangan dan suara sukacita, suara pengantin laki-laki dan suara pengantin perempuan, suara orang-orang yang mengatakan: Bersyukurlah kepada TUHAN semesta alam, sebab TUHAN itu baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!,
sambil mempersembahkan korban syukur di rumah TUHAN. Sebab Aku akan memulihkan keadaan negeri ini seperti dahulu,
firman TUHAN.

Seberapa dalam terpuruknya kondisi kita saat ini, Ingat! Selalu ada pengharapan di dalam Tuhan.
Mari datang kepadaNya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here