Benar vs Tidak Benar vs Dibenarkan?

0
504

Oleh : IL

Ayub 9 merupakan pergumulan batin Ayub di mana hatinya merasa tidak berbuat salah yang setimpal dengan hukuman penderitaan yang ia alami.
Selain itu Ayub juga mengakui kedaulatan dan kuasa Allah yang berhak melakukan apa pun kepada ciptaan-Nya.

Hatinya bergejolak dengan rasa ketidakpuasan. Memang ia mengakui bahwa apa pun yang manusia lakukan tidak akan pernah memenuhi standar Allah. (“Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah?)

Namun…apakah betul bahwa Allah yang ia sembah sedari muda nya benar-benar tidak peduli atas segala kesetiaan yang ia lakukan selama berpuluh tahun.

Namun Ayub sadar tidak mungkin berperkara dengan Allah, ngotot merasa diri benar. Tuhan berhak melakukan apa pun.
(Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya.
Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?)

Satu-satunya yang Ayub merasa pantas lakukan adalah meminta belas kasihan Tuhan. (Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku.)

Namun Ayub malah tidak yakin bahwa Allah yang ia sembah, mau mendengarkannya. (Bila aku berseru, Ia menjawab;
aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku;)

Kegalauan dan kegamangan hati Ayub menimbulkan rasa pesimis dan apatis. (Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah.
Aku tidak bersalah! Aku tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan hidupku! Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata:
yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya.

Bila manusia tidak mungkin benar di hadapan Allah dan ujung-ujungnya sama-sama binasa.
Untuk apakah manusia berusaha sekuat tenaga hidup saleh di hadapan Tuhan?

Sampai di titik ini melihat kondisi Ayub saat itu yang sungguh sangat amat mengenaskan sekali, orang bisa berpikir…sia-sia hidup beribadah dan mengikuti aturan-aturan Tuhan.

Namun.. puji Tuhan!
Jalan hidup Ayub belum selesai! Tuhan belum selesai dengan Ayub…Tuhan punya masih rancangan bagi Ayub dan rancangan-Nya sungguh luar biasa.. tak terpikirkan!

Kesimpulan:

  1. Tuhan sungguh sangat peduli akan kehidupan manusia. Setiap manusia ciptaanNya sungguh berharga di mata Tuhan.

Yesaya 43:4a
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,

  1. Kebaikan apa pun yang dilakukan manusia memang tidak mungkin memenuhi standar Allah.

Yesaya 64:6
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor;
kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

Roma 3:10-12
seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.

  1. Jadi bagaimana?
    Apakah betul seperti kata Ayub…manusia hidup hanya untuk dibinasakan?
    Tidak! Tuhan Allah Pencipta kita tidak merancangkan yang demikian!

Yeremia 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN,
yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Yohanes 3:16-19
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Titus 3:4-7
Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia,
pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya
oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita,
supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.

Allah Pencipta memiliki rancangan keselamatan bagi manusia. Bagi yang menyambutNya dengan mau percaya, akan menerima kehidupan kekal itu… tidak akan binasa!

Mari pilih kehidupan.

  1. Jadi bila kesalehan manusia seperti kain kotor apakah umat Tuhan perlu hidup benar di hadapan Tuhan?
    ataukah karena kasih karunia Allah yang begitu besar sehingga umat Tuhan dapat tetap dalam ketidakbenaran?

Roma 6:1-2, 6
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here