Oleh : Ap
1 Samuel 8:1-5, 7 (TB) Setelah Samuel menjadi tua, diangkatnyalah anak-anaknya laki-laki menjadi hakim atas orang Israel.
Nama anaknya yang sulung ialah Yoël, dan nama anaknya yang kedua ialah Abia; keduanya menjadi hakim di Bersyeba.
Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.
Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama
dan berkata kepadanya: “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.”
TUHAN berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Perenungan
Jabatan hakim atau pemimpin tidak harus selalu diturunkan…
Orang Israel meminta orang lain untuk menjadi pemimpin mereka dengan alasan yang kuat yaitu karena anak-anak Samuel korup dan tidak takut Tuhan.
Suatu argumen yang kuat dan Samuel pun melakukan apa yang mereka mau.
Kesalahan utama orang Israel bukanlah menolak anak-anak Samuel tetapi meminta seorang raja.
Waktu itu Tuhanlah yang menjadi raja dan membimbing para hakim-hakim.
Irang Israel menggantikan Tuhan dengan manusia.
Dengan kata lain mereka akan mengalami degradasi kualitas kehidupan karena ingin pemimpin yang mempunyai kualitas jauh lebih rendah.
Penerapan
Mungkin dalam kehidupan kita sebagai orang percaya juga melakukannya secara tidak sadar yaitu menukar pimpinan Tuhan dengan yang lain yang lebih rendah posisinya.
Misal lebih memdengar nasihat profesor, teman dekat, orang pintar, orang kuat… bahkan pasangan daripada mendengar Firman Tuhan, daripada berdoa minta tuntunan Tuhan, daripada mengandalkan Tuhan
Tuhan mengatakan kepada Samuel berikan apa yang mereka mau karena Tuhan lah yang mereka tolak..tetapi ketahuilah konsekuensinya.