Overconfidence

0
763

Oleh : IL

Catatan tentang kepemimpinan raja Salomo, anak raja Daud dimulai dengan kisah tentang Adonia, kakak dari raja Salomo. (1 Raja-Raja 2:13-25).

Dengan kematian Amnon dan Absalom, maka Adonia merasa berhak untuk menjadi penerus takhta raja Daud, ayahnya….
karena ia lahir setelah Absalom (1Raja-Raja 1:6).
Namun dengan terpaksa ia “membiarkan” Salomo adiknya yang menjadi raja, karena Tuhan sendiri yang menetapkan.

Di awal naiknya Salomo ke atas takhta Daud, Adonia meminta sesuatu yang ia anggap sepele, suatu permintaan kecil, mungkin bisa dianggap “barter”…takhta raja untuk Salomo, adiknya..dan Adonia “cukup” meminta Abisag, gadis Sunem yang sangat cantik itu, yang telah melayani raja Daud di masa tuanya. (1 Raja-Raja 1:1-3).

Dengan sangat percaya diri, Adonia menghadap Batsyeba, ibu suri, dan berkata…
“Engkau sendiri tahu bahwa akulah yang berhak atas kedudukan raja, dan bahwa seluruh Israel mengharapkan, supaya aku menjadi raja; tetapi sebaliknya kedudukan raja jatuh kepada adikku, sebab dari TUHANlah ia mendapatnya.
Dan sekarang, satu permintaan saja kusampaikan kepadamu; janganlah tolak permintaanku.”
Jawab perempuan itu kepadanya: “Katakanlah!” Maka katanya: “Bicarakanlah kiranya dengan raja Salomo, sebab ia tidak akan menolak permintaanmu, supaya Abisag, gadis Sunem itu, diberikannya kepadaku menjadi isteriku.” (1 Raja-Raja 2:15-17)

Kemudian Batsyeba menyampaikan hal itu kepada raja Salomo, yang disebutnya sebagai “permintaan kecil” dan meminta agar Salomo jangan menolaknya. (1 Raja-Raja 2:20)
Namun apa yang terjadi adalah jauh dari yang pernah dibayangkan oleh Adonia.
Akibat “permintaan kecil” itu, hari itu juga Adonia dihukum mati dengan cara dipancung (1 Raja-Raja 2:23-25).

Perenungan:

  1. Ada 3 hal yang sangat diyakini oleh Adonia, namun ternyata salah besar:
    a. Adonia dengan sangat yakin merasa bahwa dialah yang berhak atas kedudukan raja menggantikan Daud, ayahnya.
    b. Adonia juga merasa seluruh Israel mengharapkan ia yang menjadi raja.
    Pola pikir tersebut sepertinya benar bagi tata kerajaan dunia, seorang raja akan digantikan oleh keturunannya yang tertua.
    Karena Amnon dan Absalom telah meninggal, maka Adonia lah yang menjadi calon pewaris berikutnya.
    Namun sebagai umat pilihan Tuhan, sistem kerajaan Israel berbeda dengan dunia.
    Pemimpin umat Tuhan dipilih dan ditentukan oleh Tuhan sendiri.
    c. Adonia merasa yakin bahwa Salomo akan memberikan gadis Sunem untuk menjadi isterinya.

Mengapa Adonia memiliki pola pikir yang terlalu pede (terlalu percaya diri)?
a. Adonia tidak mau tunduk pada keputusan Tuhan
Tuhan telah menetapkan Salomo menjadi raja. Namun dengan tinggi hati, ia malah berani mengangkat dirinya sendiri menjadi raja Israel.

1 Raja-raja 1:5
Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: “Aku ini mau menjadi raja.”
Ia melengkapi dirinya dengan kereta-kereta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di depannya.
(1 Raja-Raja 1:5-9).

b. Adonia tidak rela menerima keputusan Tuhan
Adonia telah mendapat pengampunan dari raja Salomo dengan dibiarkan hidup (1 Rj. 1:50-53), namun ada ketidak relaan dalam hatinya.
Hal itu terbukti dari permintaannya agar Salomo memberikan Abisag kepadanya, seakan-akan seperti “barter”.
Permintaan seperti itu sungguh tidak pantas dan merendahkan Daud, ayahnya.

Aplikasi:

  1. Hati-hati dengan dosa kesombongan.
    Salah satu ciri ada dosa kesombongan adalah ketika ada penolakan terhadap sesuatu yang Tuhan telah tetapkan.
    Penolakan dapat berupa:
    a. ketidak tundukkan sehingga membuat rancangan sendiri, di luar yang Tuhan kehendaki.
    b. ketidakrelaan dalam bentuk ketidakpuasan akan sesuatu, melahirkan keinginan dan hasrat-hasrat yang tidak sesuai Firman Tuhan, bahkan yang tabu.
  2. Hati-hati dengan “permintaan kecil”
    Jangan ikuti kehendak hati yang menginginkan sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan, karena akan mendatangkan kehancuran bahkan kebinasaan. Miliki hati yang takut akan Tuhan, tundukkan semua kehendak di bawah terang Firman Tuhan.
  3. Meminta Tuhan menyelidiki hati dan pikiran kita, sehingga tidak ada pola pikir “terlalu pede” merasa diri benar, namun ternyata salah besar.

Mazmur 139:23
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here