Not Just A Table Manner

0
318

Oleh : IL

Amsal 23:1-3
Bila engkau duduk makan dengan seorang pembesar, perhatikanlah baik-baik apa yang ada di depanmu.
Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!
Jangan ingin akan makanannya yang lezat, itu adalah hidangan yang menipu.

Perenungan:
Menarik sekali, amsal ini mengajarkan bagaimana sikap yang seharusnya ketika diundang dalam perjamuan dengan seorang pembesar.

Beberapa pelajaran penting dalam amsal ini bukan hanya berkaitan dengan table manner atau etika di meja makan, tapi ada beberapa esensi yang harus diperhatikan, sebagai berikut :

  1. Hargai pribadi pembesar yang mengundang tersebut lebih dari menghargai jamuan mewah yang dihidangkan.
    Bayangkan sebagai tamu, kita begitu sibuk menikmati bahkan melahap makanan yang dihidangkan tanpa memedulikan pribadi yang telah mengundang kita.
    Tentu hal itu sangat kurang pantas.
  2. Menguasai diri dalam segala keadaan, tidak dikuasai oleh nafsu.
    Ketika diundang dalam jamuan seorang pembesar, tentu saja akan dihidangkan makanan-makanan yang mewah dan sangat lezat, yang mungkin kita belum pernah mencobanya.
    Amsal di atas mengingatkan, agar kita tetap harus bersikap dengan pantas, tidak rakus sehingga bertindak memalukan.
    Taruhlah pisau pada lehermu!
    Ugh….. sedemikian kerasnya peringatan dari penulis amsal!
    Tentu ada maksudnya (bisa dilihat poin ke 4)
  3. Hargai kesempatan bertemu dengan pembesar tersebut.
    Kesempatan bertemu dengan pembesar dan kolega-koleganya merupakan kesempatan yang berharga.
    Lewat event jamuan makan tersebut, mungkin ada kesempatan-kesempatan terbuka untuk usaha atau pekerjaan (tentu saja dalam koridor usaha yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan).
    Bila kita hanya sibuk melahap makanan yang lezat-lezat tanpa membangun hubungan, maka kita akan melewatkan kesempatan berharga.
  4. Waspada dan berjaga-jaga dalam setiap kesempatan
    Ada pembesar yang tidak jujur dalam melakukan tugasnya, dan terkadang ia mencari “mangsa” untuk dapat menjadi korban dalam menutupi kejahatan yang ia lakukan.
    Misalnya: seorang pembesar yang melakukan korupsi, akan berusaha menutupi tindakannya, dan meminta orang lain untuk mengambil bagian dalam kejahatannya dengan membagi sebagian hasil korupsinya tersebut dan menimpakan kesalahan kepada orang tersebut.
    Pendekatan yang ia lakukan antara lain adalah dengan mengajak makan bersama.
    Maka berhati-hatilah, perlu tetap menjaga integritas dan nilai-nilai, jangan menjadikan materi dan kemewahan menjadi pengejaran yang utama dalam hidup kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here