Oleh : IL
(BE Lukas 19:36-44)
Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira
dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.
Kata mereka: “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!”
Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu.”
Jawab-Nya: “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.”
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya:
“Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!
Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.”
Perenungan:
- Lukas pasal 19 ini diawali dengan kisah Zakheus, seorang kepala pemungut cukai yang sangaaat kaya.. karena selama bertahun-tahun menumpuk kekayaan ga halal dari memeras orang-orang sebangsanya…
Namun yang sangat luar biasa adalah….Zakheus merespon dengan sangat antusias, ketika Yesus datang melewati kotanya, yaitu Yerikho,
ia menyambut Yesus dengan segera kebersediaan Yesus untuk menginap di rumahnya..Ia dan seluruh keluarganya bertobat.
Bertolak belakang dengan penduduk Yerusalem..
Memang di Yerusalem orang-orang banyak mengelu-elukankan Yesus..
Namun Yesus menangisinya…
Mengapa Yesus menangisi penduduk Yerusalem?
(Ayat 42)
“Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!
Yesus mengharapkan orang-orang Yerusalem mengerti hal terpenting..hal yang perlu.. ya! Sangat perlu untuk damai sejatera..
Bukanlah dimerdekakan dari penjajahan Romawi..
Bukan!
Sayang sekali…penduduk Yerusalem tidak tahu bahwa Tuhan menyediakan hal yang jauuhh lebih besar dari sekedar pemulihan fisik bangsa Israel dari jajahan Romawi, karena hanya bersifat sementara, fana..
Sedangkan apa yang Tuhan sedang kerjakan adalah pemulihan dari kuasa maut penyediaan hidup kekal sebagai ganti maut kekal, memerdekakan dari dosa yang membelenggu manusia sejak kejatuhan dalam dosa…., pemulihan hubungan dengan Pencipta.. itulah damai sejahtera yang sejati.. damai sejahtera yang sesungguhnya… sehingga dapat kembali kepada rancanganNya yang indah dan mulia.
- Ternyata… meskipun Yesus telah menyatakan berulang-ulang tentang Kerajaan Allah, tentang karya keselamatan yang Tuhan sedang lakukan…
Namun.. hal itu tersembunyi dari orang-orang Yerusalem saat itu.
Mengapa? Karena ada harapan-harapan pribadi yang menguasai hati..
Sehingga dibutakan terhadap apa yang Tuhan sedang kerjakan. - Ketidaktahuan penduduk Yerusalem ketika terjadi lawatan Tuhan bukan hanya menyebabkan kerugian bagi pribadi orang-orang, yaitu tidak menerima kasih karunia keselamatan dari Tuhan..namun… berakibat juga secara fisik…yaitu Yerusalem mengalami kehancuran diluluhlantakkan oleh musuh….
Mengapa hal rohani bisa berdampak kepada hal jasmani?
Karena ketika seseorang menolak kasih karunia Tuhan, otomatis ia juga menolak semua hal baik yang Tuhan sediakan bagi orang-orang yang percaya dan menerimaNya..
Ia kehilangan berkat perlindungan dari Tuhan..
Sehingga musuh akan berhasil mengalahkannya..
Berhati-hatilah!
Jangan sampai kita tidak menanggap ketika lawatan Tuhan tiba.
Aplikasi:
- Menyadari bahwa hal terpenting dalam hidup kita bukanlah pemulihan ekonomi, pemulihan keluarga, pemulihan apa pun yang sifatnya fana, sementara..
Yang terpenting dan utama adalah pemulihan hubungan dengan Pencipta, dan dimulai dengan langkah pertobatan, meninggalkan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Karena hanya Yesus lah yang dapat memberikan damai sejahtera yang sejati. - Tundukkan semua agenda-agenda, keinginan-keingnan pribadi di hadapan Tuhan, buka hati untuk melihat apa yang Tuhan sedang dan akan kerjakan dalam hidup kita.
- Berdoa minta kepekaan dan terus terhubung dengan Tuhan.
Berhati-hati…Jangan sampai kita tidak menanggap ketika lawatan Tuhan tiba..