Seakan-Akan Datang Kepada Tuhan, Padahal….

0
484

Oleh : IL

Yeremia 41:5
datanglah orang-orang dari Sikhem, dari Silo dan dari Samaria, delapan puluh orang jumlahnya, yang janggutnya bercukur, pakaiannya koyak-koyak dan badannya bertoreh-toreh; mereka membawa korban sajian dan kemenyan untuk dipersembahkan di rumah TUHAN.

Perenungan:
Ketika kerajaan Yehuda sudah ditaklukkan oleh Nebukadnezar, datang orang-orang Israel dari daerah di luar kerajaan Yehuda.
Mereka membawa korban sajian dan kemenyan untuk dipersembahkan di rumah Tuhan.
Orang-orang Israel tersebut berjumlah 80 orang.
Mereka sangat berdukacita atas kehancuran Yerusalem, tempat Bait Allah ada.

Sudah beberapa generasi, orang-orang Israel tidak menghargai keberadaan Bait Tuhan di Yerusalem.
Tuhan yang telah memerintahkan jauh sebelum masuk tanah Kanaan, melalui Musa, agar orang-orang Israel yang telah tersebar di seluruh tanah Kanaan, untuk tetap datang beribadah kepada Tuhan tiga kali setahun (Keluaran 34:23-24)

2 Tawarikh 8:13 sesuai dengan apa yang menurut perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap hari, yakni pada hari-hari Sabat, pada bulan-bulan baru, dan tiga kali setahun pada hari-hari raya: pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun.

Dan perintah Tuhan itu sudah tidak dilakukan lagi.
Kalaupun masih ada yang melakukannya…itu hanya ritual tahunan tanpa hati yang sungguh-sungguh setia kepada Tuhan.

Yesaya 1:14
Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.

Sinkretisme yang dilakukan umat Tuhan pada waktu itu begitu parahnya, sehingga mereka tidak malu ketika melakukan ibadah kepada Tuhan,
sementara mereka juga menyembah dewa-dewa yang Tuhan benci.

Amos 5:21-22, 26-27
“Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.
Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu,
Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.
Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang telah kamu buat bagimu itu,
dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik,” firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam.

Peringatan demi peringatan telah Tuhan berikan lewat nabi-nabiNya, namun umat Tuhan tidak mengindahkan..
Sampai genaplah waktunya, Tuhan menyerahkan Yerusalem, bahkan Bait Allah tempat kediamanNya Tuhan biarkan dihancurkan oleh Babel,
sebagai alat Tuhan untuk memukul umatNya.

Ke 80 orang yang datang ke Bait Allah itu mencukur janggut dan mengoyakkan pakaian mereka sebagai tanda dukacita yang mendalam.
Namun anehnya …. mereka juga menoreh-noreh badan mereka, yang merupakan kebiasaan para penyembah berhala yang berusaha minta belas kasihan dari dewa-dewa mereka. (Lihat 1 Raja Raja 18:28).
Padahal Tuhan sudah memperingatkan kepada umat pilihanNya agar tidak mengikuti kebiasaan para penyembah berhala tersebut.

Ulangan 14:1-2
“Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu; janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun menggundul rambut di atas dahimu karena kematian seseorang; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi.”

Hati Tuhan tidak tergerak ketika ke 80 orang tersebut datang dari tempat jauh untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan..
Mengapa?
Karena mereka malah mengikuti ritual penyembahan berhala, dengan menoreh-noreh tubuh mereka..tindakan yang sangat Tuhan larang,
namun tetap mereka lakukan demi mencapai tujuan mereka..Dan itu adalah pemberontakan terhadap Tuhan!

Hosea 7:14
Seruan mereka kepada-Ku tidak keluar dari hatinya, tetapi mereka meratap di pembaringan mereka.
Mereka menoreh-noreh diri karena gandum dan anggur, dan mereka berontak terhadap Aku.

Ke 80 orang tersebut seakan-akan datang kepada Tuhan, mereka memperlakukan Tuhan Allah sebagai salah satu dewa yang dapat “disogok” dengan berbagai persembahan.
Mereka seakan-akan menyembah Tuhan, padahal cara yang mereka pakai adalah cara penyembahan berhala.

Dan.. semua itu benar-benar sia-sia..
Ke 80 orang tersebut tidak mendapat perkenanan Tuhan, mereka tewas begitu saja di tangan Ismael, kaki tangan raja Amon. (Yeremia 41:7, Yeremia 40:14)

Aplikasi:

  1. Mari menyembah Tuhan dengan cara yang benar.
    Penyembahan kepada Tuhan harus mengikuti cara Tuhan, bukan cara kita, bukan pula mengikuti tradisi yang dilakukan turun temurun,
    harus sesuai dengan apa yang Tuhan telah tetapkan melalui FirmanNya.
  2. Mari datang kepada Tuhan dengan sikap hati yang benar.
    Bukan datang agar Tuhan memenuhi tujuanku, memenuhi kebutuhanku, memenuhi keinginanku…namun sebaliknya…kita datang menyelaraskan hidup kita seperti yang Tuhan mau, agar tujuan Tuhanlah yang digenapi dalam hidup kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here