Oleh : IL
Setelah 37 pasal curhatan, komplain, perdebatan dan filosofi-filosofi yang diajukan Ayub, Elifas, Bildad, Zofar dan Elihu…
Di pasal 38 inilah Tuhan menjawab Ayub. Dari jawaban Tuhan inilah kita mengetahui pandangan siapakah yang benar.
Dalam Ayub 38:1 dituliskan …Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub.
Wow… bayangkan.. setelah Elihu selesai menyampaikan pendapatnya.
Lalu .. langit menjadi gelap, angin bertiup sangat kencang bahkan menjadi badai…
Daun-daun beterbangan…
Dan dalam riuhnya suara badai…. Tuhan menjawab Ayub.
“Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?
Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Dan seterusnya… (Ayub 38:1-48)
Perenungan:
- Tuhan Allah Pencipta yang disembah Ayub seumur hidupnya berkenan menjawab Ayub.
Tuhan berkenan menjawab Ayub karena Ayub tetap setia kepada Tuhan, dan tidak menyimpang dari jalan-jalanNya sekalipun kepahitan menyebabkan Ayub berkata-kata sembrono.
Namun Tuhan akan menjawab sesuai waktuNya dan dengan caraNya.
- Manusia ciptaan vs ALLAH PENCIPTA
Dari pernyataan-penyertaan Tuhan, jelas sekali bahwa bagaimanapun manusia tidak setara dengan Tuhan Allah Penciptanya!
Ga level…
Banyak hal yang dipertanyakan oleh Ayub, sahabat-sahabatnya.. dan orang-orang sepanjang jaman, seperti..
mengapa Tuhan membiarkan kejahatan..mengapa Tuhan tidak meluputkan orang benar ketika ditimpa kemalangan..dan seterusnya.
Dan Tuhan menjawab dengan caraNya, IA menyatakan diriNya, IA menyatakan perbuatan-perbuatanNya
IA menyatakan keMahatahuannya, kepedulianNya, bahkan sampai hal-hal detail tentang saatnya memberi makan bagi binatang-binatang liar saja pun Tuhan perhatikan.
Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina, dan memuaskan selera singa-singa muda,
kalau mereka merangkak di dalam sarangnya, mengendap di bawah semak belukar?
Siapakah yang menyediakan mangsa bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah,
berkeliaran karena tidak ada makanan? (Ayub 38:39-41)
Hal sekecil memberi makan binatang-binatang baik di hutan, maupun burung-burung di dalam sarang-sarang saja tidak dapat manusia lakukan.
Berhak kah manusia dengan segala keterbatasannya mempertanyakan Tuhan.. mempertanyakan kebijakan-kebijakanNya..bahkan berani menggugat Tuhan, meragukan keadilanNya?
Kemudian Tuhan melanjutkan dengan karyaNya dalam alam semesta.
Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya?
— Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?
Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya dan seterusnya.
Ada frasa-frasa dan kalimat-kalimat sindiran yang Tuhan sampaikan kepada Ayub (dan juga kita semua manusia ciptaanNya)
a. Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya?
b. Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang ujung-ujung bumi,
sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?
c. Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
d. Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.
e. Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!
f. Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu, yang Kusimpan untuk masa kesesakan, untuk waktu pertempuran dan peperangan?
(Bahkan hujan batu pun Tuhan kumpulkan terlebih dahulu, Tuhan persiapkan untuk dipakai ketika diperlukanNya)
TUHAN Allah menantang dengan pertanyaan-pertanyaan:
Tentang pengetahuan (Di manakah…, Siapakah yang….. Apakah engkau mengetahui….)
Tentang kemampuan, kekuatan, kekuasaan (Dapatkah engkau….)
Dan tentu saja Ayub, sahabat-sahabatNya dan kita semua akan satu suara menjawab…
“Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu?” (Ayub 40:4a)
Aplikasi:
- Ketika belum ada jawaban untuk doa-doa kita..
a. Pertama-tama, instrospeksi diri apakah kita telah berlaku fasik?
Tidak melakukan kebenaran? Karena Tuhan tidak akan menjawab seruan orang fasik.
Amsal 15:29
TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
b. Bersabar menunggu waktu Tuhan, percayalah Tuhan akan menjawab pada waktu yang terbaik, tanpa menunda-nunda.
Ketika Tuhan belum menjawab, itulah proses yang harus kita jalani untuk melatih otot rohani & iman kita.. percaya sekalipun belum melihat!
- Berhati-hati saat ada pikiran-pikiran yang minor yang meragukan Tuhan, mempertanyakan keadilanNya…sikap-sikap yang merasa diri lebih benar dari Tuhan.
Tundukkan logika, pemikiran, ketidak tahuan kita di bawah terang Firman Tuhan satu-satunya kebenaran.
Tempatkan otoritas Firman Tuhan sebagai yang tertinggi, lebih dari pemikiran siapapun manusia sekaliber apa pun, filosofi-filosofi manusia, tulisan-tulisan dari buku-buku dan kitab-kitab manapun.
Jangan sandingkan Firman Tuhan dengan tulisan-tulisan lain, karena GA LEVEL! - Membuka hati & Minta Roh Kudus menuntun untuk dapat mengerti firman Tuhan, perkataan Tuhan.
Yohanes 14:26
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu
dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.