Cek… Jangan-jangan…….. Ajaran Manusia! Ups!

0
83

oleh : IL

Matius 15:1-20

Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata:
“Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita?
Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.”
Tetapi jawab Yesus kepada mereka:
“Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?
Sebab Allah berfirman:
Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.
Tetapi kamu berkata:
Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya:
Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah,
orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya.
Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
Hai orang-orang munafik!
Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka:
“Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”
Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?”
Jawab Yesus:
“Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.
Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.”

Lalu Petrus berkata kepada-Nya: “Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami.”
Jawab Yesus: “Kamu pun masih belum dapat memahaminya?
Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.”

Perenungan:
Peristiwa di atas bukan tentang masalah kebersihan & kesehatan jasmani, di mana murid-murid Yesus tidak membasuh tangan sebelum makan. Ini tentang ritual adat istiadat Yahudi, di mana ada cara-cara tertentu yang dilakukan sebelum makan.
Orang Farisi dengan gencarnya mencari-cari kesalahan Yesus, dan mereka menegur Yesus karena tidak mengajar & memperingatkan murid-muridNya ketika mereka tidak mengikuti adat istiadat Yahudi.

Yesus balik menegur keras orang Yahudi berkaitan dengan adat istiadat Yahudi yang mereka taati dengan rajin tanpa lalai.
Apa saja yang Yesus peringatkan?

  1. Ada adat istiadat yang melanggar dan mengesampingkan firman Tuhan.
    Adat istiadat Yahudi membolehkan seorang anak tidak memelihara ayah ibunya bila mereka sudah memberi persembahan kepada Allah.
    Padahal perintah Tuhan adalah anak-anak harus menghormati orang tua, dalam hal ini bukan hanya bersikap berkata-kata baik dan hormat, namun juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan orang tua mereka.
    Dan entah karena alasan perhitungan ekonomi atau karena alasan lain, maka dibuatlah aturan adat istiadat Yahudi yang membolehkan, menghalalkan seorang anak tidak memberikan dukungan materi kepada orang tuanya bila sudah memberikan persembahan kepada Tuhan.
    Dan ini dikecam oleh Yesus!
    (Ayat 6b) Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
  2. Yesus menegaskan bahwa firman Tuhan merupakan otoritas tertinggi dalam kehidupan umat Tuhan.
    Adat istiadat apa pun seharusnya diselaraskan dengan firman Tuhan.
    Orang-orang Farisi merasa diri mereka begitu suci, begitu hebat karena telah menaati semua aturan adat istidat mereka.
    Namun ternyata isinya adalah kemunafikan!
    Banyak aturan-aturan sengaja dibuat yang merupakan bentuk kompromi dan intrik-intrik yang sepertinya rohani padahal keluar dari hati yang tidak mau, tidak rela menaati perintah Tuhan.
    Tanpa segan-segan mereka mengubah aturan Firman Tuhan menjadi aturan-aturan manusia yang melanggar & bertentangan dengan perintah Tuhan.

(Ayat 7-8) Hai orang-orang munafik!
Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”

  1. Orang-orang farisi sangat menekankan ritual jasmaniah, sementara hal yang jauh lebih penting, yang Tuhan sangat pedulikan yaitu perkara hati, mereka abaikan.
    Orang farisi mati-matian melakukan ritual-ritual agama karena menganggap dengan melakukan hal-hal tersebut mereka menjadi lebih suci, dan bila tidak melakukan ritual tersebut akan mencemarkan diri mereka.
    Hal inilah yang Tuhan Yesus luruskan, ritual-ritual agama tidak membuat seseorang jadi lebih bersih, dan tidak melakukan nya pun tidak membuat seseorang jadi cemar.
    Yesus menyatakan bahwa ketika murid-muridNya makan tanpa melakukan ritual Yahudi, itu tidak berdampak apa pun ke kerohanian mereka.
    Tapi hal-hal yang di dalam hati, yang sering tidak terlihat oleh siapa pun, itulah yang langsung mencemarkan orang tersebut, hati lah yang seharusnya sungguh-sungguh dan sekuat tenaga dijaga baik-baik. Tuhan Allah menilik setiap hati manusia.
  2. Yesus memperingatkan orang-orang yang sok tahu yang merasa paling tahu tentang jalan ke surga, yang mengajarkan ritual-ritual buatan manusia seakan-akan dengan itu seseorang bisa datang kepada Allah!
    Yesus menjelaskan bahwa ajaran-ajaran yang bukan dari Tuhan, suatu saat akan dicabut oleh Tuhan. Dan baik pengajarnya maupun pengikutnya yang sama-sama “buta”, sama-sama tidak mengetahui tentang jalan Tuhan… akan jatuh ke dalam lobang kebinasaan..

(Ayat 13-14) Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.
Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.”

Murid-murid Yesus memperingatkan Yesus, bahwa perkataanNya akan menimbulkan konflik besar dengan orang farisi.
(Ayat 12) “Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?”
Tetapi Yesus tidak kompromi ketika melihat ketidakbenaran, tanpa ragu-ragu Yesus menegur orang-orang farisi tersebut,
bukan sebagai pembelaan dari kritikan orang farisi kepada murid-muridNya, tapi sungguh-sungguh apa yang dilakukan orang-orang farisi tersebut adalah kesia-siaan karena yang dijalankan dengan ketat & mati-matian ternyata adalah perintah-perintah buatan manusia, untuk kepentingan sendiri, bukan perintah Tuhan, bukan untuk kepentingan Kerajaan Allah….…… sungguh mengenaskan!

Aplikasi:

  1. Cek nilai-nilai apakah yang kita anut dan terapkan dalam hidup kita.
    Apakah nilai-nilai tersebut selaras dengan firman Tuhan, atau kah merupakan nilai-nilai dunia, pemikiran kita, ajaran-ajaran nenek moyang, ajaran-ajaran yang di luar Tuhan?
  2. Cek hati kita, apakah ada sesuatu yang mencemarkan hidup kita, seperti pikiran jahat, niat-niat jahat, hal-hal yang cabul, kebohongan-kebohongan kepalsuan, kata-kata hujatan kepada Tuhan yang mungkin tidak diucapkan mulut kita?
    Cek hati kita apakah sungguh-sungguh mau menaati Tuhan atau masih mencari kepentingan sendiri?

Amsal 4:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

  1. Cek ajaran siapakah yang kita ikuti? Apakah benar-benar ajaran-ajaran yang berdasarkan firman Tuhan, ataukah ajaran-ajaran dari manusia yang malah ada yang bertentangan dengan firman Tuhan, bertentangan dengan kehendak Tuhan?
    Segera tinggalkan ajaran-ajaran yang hanya menyenangkan telinga, memuaskan ego hati kita, yang mungkin menyenangkan isi kantong kita.. namun membawa kepada kebinasaan.

2 Timotius 4:3-4
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

  1. Apakah kita berani menyatakan kebenaran seperti Tuhan Yesus, dan berani membuka ketidakbenaran, untuk hal-hal yang sudah dilakukan bertahun-tahun namun ternyata melanggar firman Tuhan?
    Ataukah kita memilih untuk berdiam diri untuk menghindari konflik, namun membiarkan orang-orang tetap melakukan ketidak benaran itu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here