Oleh : IL
Ayub berkali-kali mengeluh, merasa tertekan atas keadaannya yang begitu terpuruk. “Penghiburan” sahabat-sahabat Ayub yang menyuruh Ayub segera bertobat, lebih seperti penghakiman, dan malah membuat Ayub semakin tidak sabar.
Berkali-kali Ayub menyatakan diri tidak bersalah, sehingga tidak rela mendapat hukuman Tuhan yang sedemikian keras.
Dalam ketidak puasan dan ketidak mengertiannya, Ayub sampai seperti menyalahkan Tuhan.
Setelah Ayub selesai berkata-kata & sahabat-sahabat Ayub pun sudah kehabisan kata-kata.
Maka Elihu meluruskan perkataan-perkataan Ayub dan sahabat-sahabatnya tersebut.
Pertama-tama, hal yang disampaikan secara pribadi kepada Ayub adalah tentang derajat manusia.
Ayub 33:5-7
Sesungguhnya, bagi Allah aku sama dengan engkau, aku pun dibentuk dari tanah liat.
Jadi engkau tak usah ditimpa kegentaran terhadap aku, tekananku terhadap engkau tidak akan berat.
Elihu memberikan penekanan kuat bahwa semua manusia adalah sama derajatnya, sama-sama makhluk ciptaan Tuhan!
Ayub merasa sangat tertekan dalam keadaannya saat itu antara lain karena ada rasa ketidakberhargaan. Setelah semua miliknya habis…anak-anaknya semua tidak ada lagi…semua usaha yang dirintisnya lenyap.
Manusia menilai sesamanya berdasarkan kepemilikan, pencapaian-pencapaian, sehingga yang satu merasa derajatnya lebih tinggi daripada yang lain. Sebaliknya, yang merasa kurang, merasa diri lebih rendah dari orang lain.
Kalimat Elihu di atas bukan hanya bertujuan menghibur Ayub, juga bukan hanya meredakan ketegangan antar mereka karena kesenjangan yang ada… Elihu memperingatkan kembali Ayub bahwa sesungguhnya martabat & derajat manusia semua sama.
Harta kekayaan, jabatan atau keahlian tidak membuat seseorang menjadi bernilai lebih tinggi dari yang lain.
Dunia memang menilai keberhargaan manusia dari semua itu..tapi sesungguhnya…semua manusia sangat berharga di mata Allah.
Aplikasi:
- Bagaimana cara pandang kita terhadap sesama?
Apakah penghargaan kita terhadap sesama ditentukan oleh kepemilikan dan pencapaian orang tersebut ataukah kita menghargai sesama sebagai ciptaan Tuhan? - Bagaimana cara pandang kita terhadap diri kita?
Apakah kita menilai diri kita berharga berdasarkan kepemilikan, jabatan atau pencapaian prestasi?
Yesaya 43:4
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu,
dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
Matius 10:30-31
Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Mari selaraskan cara pandang kita dengan cara pandang Tuhan.