Esensi Tempat Ibadah

0
721

Oleh : AP

1 Raja-raja 8:10-13, 27 (TB) Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah TUHAN,
sehingga imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN.
Pada waktu itu berkatalah Salomo: “TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman.
Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.

Perenungan
Dari ayat di atas terlihat bahwa Salomo merasa cukup puas dengan hasil pembangunan Bait Allah.
Ia mengatakan tentunya Allah akan menetap di Bait Salomo selamanya.
Tetapi sejarah membuktikan bahwa berkali-kali Bait Allah Salomo dihancurkan sehingga dikenal dengan Bait Allah pertama, Bait Allah Kedua.
Bahkan Herodes pernah terlibat dalam renovasi Bait Allah.
Sekarang tahun 2022 Bait Allah sudah tidak ada lagi di Israel dan menurut khabar mereka sedang menyiapkan Bait Allah yang baru.

Penerapan
Salomo akhirnya mengakui bahwa tidak ada tempat di bumi yang bisa menampung Tuhan sebagai tempat tinggalnya.
Hal ini pernah Tuhan katakan kepada Daud Dan Salomo di ayat 27 pun mengakuinya.

Bila dibandingkn dengan zaman sekarang dengan asumsi rumah Tuhan berupa gereja…maka bukan ukuran kebesaran fisik gereja yang penting tetapi apakah umat Tuhan masih mau datang beribadah dan mempersembahkan di rumah Tuhan.
Apakah umat Tuhan masih rindu bertemu Tuhan di rumahNya?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here