Menyesal… Jangan Hanya Menyesali!

0
769

Oleh : Il

Dalam Hakim-hakim 21 dicatat beberapa kali orang Israel datang kepada Tuhan berkaitan kasus yang terjadi pada suku Benyamin.
Apa yang dilakukan orang Israel ketika datang pada Tuhan?

  1. Menyesali, bukan menyesal
    Hakim-hakim 21:2-3
    Ketika bangsa itu datang ke Betel dan tinggal di situ di hadapan Allah sampai petang, maka mereka pun menyaringkan suaranya menangis dengan sangat keras,
    katanya: “Mengapa, ya TUHAN, Allah Israel, terjadi hal yang begini di antara orang Israel, yakni bahwa hari ini satu suku dari antara orang Israel hilang?”

Bangsa Israel datang pada Tuhan menangis dengan sangat keras, mereka menyesali mengapa sampai terjadi satu suku Israel akan punah. Mereka menyesali akibat, menyesali “nasib buruk” yang menimpa. Tanpa menyesali penyebab mengapa hal buruk tersebut bisa terjadi, tidak ada penyesalan yang membawa kepada pertobatan sehingga tidak ada tindakan koreksi untuk membangun kerohanian umat Tuhan.

  1. Mempersembahkan korban
    Keesokan harinya pagi-pagi maka bangsa itu mendirikan mezbah di situ, lalu mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
    => pagi-pagi menunjukkan kesungguhan, tidak menunda-nunda.
  2. Tidak bertanya kepada Tuhan untuk mengatasi masalah akan punahnya suku Benyamin.
    Kesebelas suku merasa kasihan kepada suku Benyamin, saudara mereka.
    Beberapa upaya dilakukan bangsa Israel agar suku Benyamin tidak punah dengan mencarikan perempuan-perempuan agar mereka bisa melanjutkan keturunan. Mereka melakukan semua itu tanpa meminta petunjuk Tuhan, tidak menanyakan apakah Tuhan berkenan akan jalan-jalan dan pilihan yang mereka buat.

Kitab Hakim-Hakim ditutup dengan kalimat:
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Hal ini ditekankan berkali-kali untuk menekankan bahwa apa yang ditulis dalam kitab hakim-hakim untuk tidak diikuti
dan jangan dijadikan ssebagai standar kebenaran.
Karena yang dilakukan itu ketidakbenaran-ketidakbenaran yang dengan berbagai alasan dianggap benar dan sah-sah saja oleh masing-masing pelakunya.

Aplikasi:

  1. Mari datang pada Tuhan dengan hati yang siap untuk diubahkan.
    Bukan hanya menyesali atas apa yg terjadi, tapi menyesal atas setiap dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat.
    Bukan hanya menangis karena hal buruk yang menimpa tetapi sungguh-sungguh bertobat, insyaf dan berbalik untuk kembali mencari Tuhan dan Firman-Nya.
  2. Mari mempersembahkan korban kepada Tuhan, dengan sikap hati yang taat pada perintah Tuhan.

Hosea 6:6
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

  1. Mari mencari kehendak Tuhan dalam memutuskan segala perkara.
    Tidak mengambil jalan sendiri, berdasarkan pertimbangan pribadi yang sangat terbatas. Mari membawa setiap masalah ke hadapan Tuhan,
    karena Tuhan yang pegang kendali dan berdaulat atas segala sesuatu. Dan dengan sikap hati yang mau tunduk, mau dituntun dan dipimpin oleh Tuhan, siap untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan.

Mazmur 25:12
Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.

Mazmur 32:8-9
Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.

Mazmur 32:10
Banyak kesakitan d
iderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here