Tidak Ada Pembiaran, Namun Tidak Gegabah

0
73

Oleh : IL

Bacaan: Yosua 22:1-7, 8-34

Perenungan:
Bani Ruben, Gad dan setengah suku Manasye memilih tanah pusaka di sebelah timur sungai Yordan, yang tidak termasuk tanah perjanjian yang Tuhan berikan.
Dan Musa mengabulkan permintaan mereka dengan syarat mereka harus menyeberang sungai Yordan, masuk ke tanah perjanjian dan ikut berperang sampai suku-suku lain berhasil menduduki tanah Kanaan yaitu tanah pusaka yang dijanjikan oleh Tuhan, dan mereka menyanggupinya dan melakukan seperti yang telah disepakati.
Ada yang memperkirakan bahwa sejak menyeberang sungai Yordan, merebut wilayah Kanaan sampai Yosua menyuruh suku Ruben, Gad dan setengah Manasye kembali ke wilayah barat sungai Yordan adalah sekitar 7 tahun.

Lalu apa yang dilakukan oleh dua setengah suku tersebut setelah menyeberang sungai Yordan?
Mereka mendirikan mezbah bagi Tuhan, mezbah tersebut ukurannya besar sehingga terlihat dari jarak yang jauh (Ayat 10).
Ketika terdengar oleh suku-suku lain tentang pendirian mezbah tersebut… maka suku-suku lainnya dengan dipimpin oleh Pinehas akan maju memerangi ke dua setengah suku.

Mengapa suku-suku Israel mau memerangi kedua setengah suku tersebut?
Jawabannya ternyata ada di :
Ulangan 13:12-18
Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata:
Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal, maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu, maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya.
Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan harus kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran yang lengkap bagi TUHAN, Allahmu. Semuanya itu akan tetap menjadi timbunan puing untuk selamanya dan tidak akan dibangun kembali.
Dari barang-barang yang dikhususkan itu janganlah apa pun melekat pada tanganmu, supaya TUHAN berhenti dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, menunjukkan belas kasihan-Nya kepadamu, mengasihani engkau dan membuat jumlahmu banyak, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.
Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintah-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu.”

Awalnya suku-suku Israel menganggap apa yang dilakukan dua setengah suku tersebut telah melanggar perintah Tuhan.
Pinehas mengambil otoritas untuk menegakkan kebenaran di antara orang Israel, ia melakukan seperti yang Tuhan perintahkan , yaitu datang untuk memeriksa, dan bila ternyata benar bahwa telah menyimpang dari penyembahan kepada Tuhan, maka kota tersebut harus dipunahkan (Ulangan 13:13-15).
Pinehas yang datang dengan pasukan Israel, pertama-tama menanyakan apa maksud pendirian bangunan besar oleh kedua setengah suku Israel tersebut.
Lalu dijelaskanlah oleh kedua setengah suku tersebut bahwa bangunan tersebut adalah sebagai saksi bahwa mereka dan keturunan mereka berkomitmen untuk terus menyembah Tuhan Allah Israel, agar ada pengakuan dari kedua belah pihak.
Dan hal itu dipandang baik oleh orang-orang Israel, dan tidak memerangi mereka.

Beberapa pelajaran dari peristiwa di atas:

  1. Pinehas sebagai imam tidak berlama-lama ketika melihat ada indikasi ketidak benaran, ia segera mendatangi kedua setengah suku yang membuat bangunan berbentuk mezbah.
  2. Pinehas menaati dan memperhatikan dengan teliti perintah Tuhan dalam Ulangan 13:12-18. Ia tidak gegabah dengan langsung menghukum.
    Pertama-tama ia menyelidiki dan memeriksa tujuan pendirian mezbah bagi Tuhan.
    Hal ini mencegah terjadinya kesalahan, dengan menghukum orang yang tidak bersalah.

*Aplikasi::

  1. Ketika ada indikasi penyimpangan atau ketidak benaran, maka perlu sekali untuk memeriksa dengan teliti, menanyakan baik-baik & meminta klarifikasi terlebih dulu mengenai apa yang terjadi, seperti yang diperintahkan oleh Tuhan. (Ulangan 13:14a)
    Tidak langsung menuduh, tidak langsung menghukum dan menghakimi.
  2. Pelanggaran terhadap perintah Tuhan harus segera dibereskan, tanpa ada kompromi, agar tidak ada pembiaran sehingga dampaknya meluas, semakin merusak dan menjadi sebuah kebiasaan atau gaya hidup seperti orang-orang dunia, yang bukan umat Tuhan dan mendatangkan kebinasaan yang lebih besar lagi.
  3. Berani mengambil otoritas sebagai anak Tuhan menjadi orang yang menegakkan kebenaran.

Ibrani 12:10b-11
tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.
Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here