Jadi Hamba Uang?? No!!!

0
47

Oleh : IL

Ibrani 13:5

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”

Perenungan:
Hamba uang adalah orang-orang yang menjadikan uang sebagai tuannya.
Setiap pemikiran, pertimbangan, keputusan hanya didasarkan berapa besar ‘cuan’, keuntungan, uang yang dapat mereka peroleh.
Seberapa besar pun yang didapatkan, tidak pernah cukup memuaskan hati, selalu ingin lebih dan lebih lagi.
Orang-orang tersebut juga rela melakukan apa pun demi uang, baik hal-hal yang cukup baik seperti bekerja lebih keras dari orang lain,
namun juga bisa menghalalkan segala cara demi uang.

Kepada orang-orang percaya, Tuhan memperingatkan lewat penulis Ibrani agar
Jangan!
Ya! Jangan menjadi hamba uang!

Tuhan memberi jaminan bahwa Tuhan, Bapa kita yang di surga, tidak akan sekali-kali…..
Ya! Satu kali pun tidak akan pernah membiarkan anak-anakNya.
Dan ditekan sekali lagi bahwa Tuhan, Allah yang hidup & Raja kita yang sangat peduli….. satu kali pun, tidak akan pernah meninggalkan kita.
Tuhan akan menyertai, Tuhan akan memperhatikan setiap apa yang kita perlukan!

Namun bukan artinya Tuhan akan menyediakan segala yang kita inginkan untuk memuaskan ego kita….. karena keinginan manusia yang tidak takluk kepada Tuhan, tidak akan pernah dicukupkan.
Bagaimana sikap hidup orang percaya, berkaitan dengan uang, yang Tuhan kehendaki?
Yaitu… belajar untuk mencukupkan diri.
Ketika dalam kondisi ekonomi yang tidak terlalu leluasa… tetap belajar bersyukur… meminta hikmat Tuhan bagaimana mengatur keuangan dengan bijaksana.. apa yang dimakan, dipakai & segala kebutuhan pasti Tuhan sudah menyediakannya.
Juga tetap rajin dalam bekerja bukan untung mengejar harta, namun untuk berkarya di dalam panggilan Tuhan, dalam segala keterbatasan tetap dapat menjadi berkat & memberi buah-buah yang baik, yang memuliakan nama Tuhan.

Belajar mencukupkan diri juga tetap perlu di saat seseorang dalam posisi “di atas”, di mana segala sesuatu berlimpah, memiliki power untuk dapat melakukan banyak hal.
Dapat mencukupkan diri, menahan diri untuk tidak melakukan hal yang hanya memuaskan ego, kesenangan pribadi.
Belajar melihat kepentingan orang lain, lebih dari kepentingan diri sendiri.
Menundukkan ambisi pribadi dan belajar mencari apa yang Tuhan ingin untuk kita lakukan, apa yang menjadi kepentingan Kerajaan Allah, bukan kerajaan diri.

Filipi 4:5-6
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.
Tuhan sudah dekat!
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here