Oleh : IL
(BE Lukas 5:12-13)
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota.
Di situ ada seorang yang penuh kusta.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon:
“Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata:
“Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
Perenungan:
Lewat peristiwa di atas ada beberapa pelajaran penting dari respon pribadi orang kusta dan pribadi Yesus sebagai berikut :
- Orang kusta
a. Sigap menangkap kairos Tuhan
Ketika Yesus tiba di kotanya… orang kusta tidak menunda untuk datang kepada Yesus.
Ia datang kepada Yesus memohon untuk disembuhkan.
b. Memiliki iman bahwa Yesus berkuasa untuk menyembuhkan.
Perkataan “jika Tuan mau” bisa memiliki banyak arti. Bisa berarti ia tidak yakin tentang kesediaan Yesus menyembuhkan.
Atau dengan cara yang sangat rendah hati, ia menyerahkan kepada kehendak Tuhan.
Ia tidak langsung meminta Yesus agar menyembuhkannya..tapi menyerahkan kepada kehendak dan kemauan Yesus sendiri..
- Yesus
a. Cara Yesus menyembuhkan tidak dipatok oleh satu cara.
Dalam Lukas 17:11-14 dicatat tentang Yesus menyembuhkan 10 orang kusta hanya dengan perintahNya untuk memperlihatkan diri kepada imam-imam, dan dalam perjalanan, ke 10 orang tersebut menjadi tahir.
Dalam Lukas 5 ini, Yesus menggunakan tanganNya sendiri untuk menyentuh orang kusta tersebut, sambil berkata “jadilah engkau tahir”, dan orang tersebut sembuh seketika itu juga.
b. KasihNya jauh melebihi batasan-batasan.
Dalam Imamat 13:45-46, disebutkan bahwa seorang pengidap kusta, harus menyatakan diri di depan umum, tidak bisa diam-diam..
lewat penampilannya, dari jarak jauh pun semua orang harus sudah dapat mengenalinya sebagai pengidap kusta.
Ia harus memakai pakaian cabik-cabik, rambutnya terurai, muka tertutup, dan berteriak “Najis! Najis!”
Bayangkan hidup bertahun-tahun seperti itu…
Hidup diasingkan tanpa merasakan jamahan kasih siapa pun, termasuk anggota keluarganya sendiri..
Dan….Yesus menjamahnya!
Woww……
Yesus bukan hanya mau menyembuhkan tubuh jasmani orang kusta ini…
Yesus menunjukkan kasihNya yang begitu besar…
Yesus menjamah jiwa, perasaan, emosi, kebutuhan yang dalam akan kasih….perasaan dikasihi yang telah lama hilang sejak ia mengidap kusta..
Dan Yesus melewati batasan hukum Taurat yang melarang orang menyentuh penderita kusta…
Mengapa?
Karena Yesus, yang adalah Tuhan, berkuasa atas segala sakit penyakit, kelemahan tubuh, berkuasa atas segala kuman, bakteri penyebab kusta..sehingga kuasaNya sanggup menyembuhkan seketika …dan kuman bakteri pun tidak berkuasa apa pun yang dapat menajiskan tubuh Yesus.
Kasih Yesus kepada orang kusta tersebut begitu besarnya…..
Yesus bisa saja menyembuhkan orang kusta tersebut tanpa menyentuhnya…namun …..Yesus rela disalah pahami seperti melanggar Taurat, demi menyatakan kasihNya kepada orang kusta tersebut.
Sehingga orang kusta tersebut bukan hanya mengalami mujizat kesembuhan tubuhnya, tetapi juga menerima jamahan kasih Tuhan dalam hatinya….
c. Tuhan sungguh-sungguh mau memulihkan
Perkataan Yesus “Aku mau” menunjukkan bahwa Tuhan sungguh-sungguh mau memulihkan umat manusia dari segala keterpurukan karena dosa.
Tuhan mau memulihkan manusia dari segala sakit penyakit jasmani, segala sakit penyakit jiwa, segala keterikatan dengan kuasa kegelapan & apa pun yang mengikat…
Namun…..ada yang lebih lagi Tuhan kehendaki.
Yaitu agar roh manusia disembuhkan….dilepaskan dari ikatan dosa..dilepaskan dari kutuk sengat maut…roh yang dipulihkan.. kembali hidup…
yang kembali mengenal Penciptanya.
Aplikasi:
- Sigap menangkap kairos Tuhan, mau merendahkan diri utk datang menghadap Tuhan, memohon kepada Tuhan.
- Datang kpd Tuhan dg sikap hati menyerahkan kepada Tuhan sebagai Allah yang tahu yg terbaik bagi kita. Dan bukan sebagai orang yang menuntut Tuhan melakukan apa yang kita inginkan.
- Menyadari bahwa Tuhan yang kita sembah bukan hanya Tuhan Yang Mahakuasa, yang sanggup melakukan mujizat, tapi Dia adalah Tuhan yang sungguh-sungguh mau memulihkan setiap aspek kehidupan kita, baik tubuh, jiwa dan terutama roh kita.
Jangan hanya mengalami jamahan kuasaNya yang pemulihan tubuh saja.
Jangan juga hanya mengalami pemulihan jiwa.
Alami pemulihan roh, alami jamahan kasihNya dalam hidup kita.