Why Not ??….. Bukankah Itu Baik?……. Apa Masalahnya ?!

0
8

Oleh : IL

Bacaan: 1 Sam. 15

Perenungan:
Suatu hari ketika Saul telah menjadi raja, Tuhan mau memakai Saul untuk memunahkan sama sekali bangsa Amalek. Tuhan mengutus nabi Samuel dan memerintahkan raja Saul untuk berperang melawan Amalek, dan menumpas segala makhluk hidup termasuk bayi, anak-anak, bahkan ternak-ternak hewan peliharaan bangsa Amalek ! (1 Samuel 15:1-3)
Mengapa Tuhan sampai begitu ingin memunahkan sama sekali bangsa Amalek tersebut bahkan sampai ternak mereka?
karena Amalek adalah bangsa yang menghalang-halangi umat Tuhan untuk dapat mencapai tanah perjanjian. (1 Samuel 15:2)
Amalek memerangi Israel di Rafidim.
Dan Tuhan tidak ingin ada ingatan sedikitpun tentang Amalek (Keluaran 17:8-14), sehingga bahkan ternak pun harus ditumpas.

Lalu…
Apa yang dilakukan Saul sebagai raja Israel?
sebagai seorang yang diberikan otoritas untuk memimpin umat Tuhan menjalankan apa yang menjadi rancangan Tuhan?

Saul melakukan apa yang Tuhan perintahkan dengan caranya sendiri.
Saul berkompromi dan mengikuti kemauan hatinya sendiri, menuruti keinginan rakyat, dan apa yang ia pandang baik.
Ia lalai mengikuti dengan tepat apa yang Tuhan perintahkan.
Ia gagal menangkap apa yang menjadi maksud Tuhan, yaitu agar ingatan terhadap Amalek sama sekali dihapuskan.
Ia tidak sungguh-sungguh mau melakukan perintah Tuhan, bahkan Tuhan berkata….. Saul telah berbalik dari pada Tuhan… tidak mau menuruti perintah Tuhan (1 Samuel 15:11)

Mengapa Saul masih merasa sudah mengikuti perintah Tuhan (1 Samuel 15:13, 20), sementara Tuhan melihat bahwa Saul sudah membelakangi & memberontak terhadap Tuhan?
Ada beberapa penyebab perbedaan pandangan antara umat Tuhan dan Tuhan Allah sendiri tentang ketaatan.

Penyebabnya….
a. Karena melakukan perintah Tuhan haruslah tepat dengan cara Tuhan bukan dengan cara kita sendiri.
Saul merasa sudah memerangi Amalek seperti yang Tuhan suruhkan, dan itu sudah cukup baik bagi Saul.
Ketika rakyat memilih-milih ketika hendak menumpas ternak, dengan hanya menumpas yang buruk-buruk saja, bagi Saul…
why not?
Bukankah itu hal yang baik? Apa masalahnya dengan itu?
Sedangkan bagi Tuhan, ketaatan adalah melakukan dengan tepat seperti yang Tuhan suruhkan.
Seperti Nuh (Kejadian 6:22), orang-orang Israel dalam proyek pembuatan Kemah Suci (Keluaran 39:32), dan Musa (Keluaran 40:16) yang melakukan dengan tepat seperti yang Tuhan perintahkan.

b. Karena melakukan perintah Tuhan harus disertai hati yang terhubung dengan Tuhan, sehingga dapat menangkap dengan tepat apa esensi dan maksud Tuhan dibalik perintahNya.
Saul tidak sungguh-sungguh menangkap maksud Tuhan ketika diperintahkan untuk memerangi Amalek.
Ia menganggapnya seperti perang-perang sebelumnya dimana sah-sah saja untuk mengambil jarahan.
Saul merasa tidak masalah ketika membiarkan Agag, raja Amalek tetap hidup, dan menjadikannya tawanan.
Hal yang sebenarnya sangat berlawanan dengan yang Tuhan perintahkan!
Diperintahkan A, malah melakulan Z!
Disuruh menumpas seluruh penduduk dan ternak-ternak tanpa kecuali, malah membiarkan hidup raja Amalek dan menjarah ternak yang bagus-bagus…
Benar-benar kacau!

Tuhan menyuruh Saul menumpas Amalek adalah benar-benar untuk kebaikan orang Israel sendiri..
Bangsa Amalek benar-benar tidak ingin Israel mencapai tanah perjanjian…
mereka bermaksud menghancurkan Israel agar janji Tuhan tidak tergenapi.. bahkan ingin memunahkan umat Tuhan…
Amalek merupakan musuh Tuhan dan musuh umat Tuhan!
Amalek merupakan representasi atau perwakilan kerajaan gelap yang kepentingannya.
Selalu ingin melawan rancangan Tuhan atas umatNya…
Dan Tuhan tidak mengijinkan satu orang Amalek pun yang tetap hidup, bahkan Tuhan tidak ingin ada satu hewan milik Amalek yang dibiarkan hidup agar ingatan terhadap Amalek benar-benar dihapuskan dari muka bumi..

Nyata benar bahwa Saul sebagai raja yang memimpin umat Tuhan sama sekali tidak menangkap apa maksud Tuhan di balik perintah Tuhan untuk menyerang Amalek.

c. Karena melakukan perintah Tuhan harus dilakukan dengan hati yang sungguh-sungguh mau menyenangkan hati Tuhan,
dan bukan dengan motivasi mau menyenangkan manusia.
Saul beralasan bahwa rakyat ingin mengambil ternak yang bagus-bagus sebagai jarahan…
Dan Saul sebagai pemimpin orang Israel, merasa sungkan untuk menegur.. Saul memilih mengikuti kemauan rakyat… lebih suka menyenangkan rakyat daripada dengan tepat mengikuti perintah Tuhan.
Saul mulai berkompromi dan beralasan bahwa ternak yang baik-baik tersebut akan dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan.

Apa yang Saul lakukan benar-benar merupakan tindakan yang berakibat sangat fatal!
Tuhan menarik perkenananNya atas Saul..
Sejak saat itu Tuhan memilih orang lain untuk dipercaya memimpin umatNya.
Oughh!
Begitu besar dampak dari ketidak taatan raja Saul!

Aplikasi:

  1. Menyadari bahwa perintah Tuhan harus dilakukan tepat seperti yang Tuhan suruhkan, dengan caranya Tuhan bukan dengan mengikuti apa yang kita pandang baik.
    Sebaik apa pun cara yang kita pikirkan sendiri tanpa melibatkan Tuhan sebagai Pemberi perintah.. maka akan sulit sekali dapat memenuhi kehendak Tuhan tersebut..
    Bahkan malah berpotensi melakukan pelanggaran!
  2. Menyadari bahwa kita perlu datang kepada Tuhan untuk bertanya, meminta tuntunanNya..
    agar dapat menangkap maksud Tuhan memberi perintah tersebut sehingga saat melakukan perintahNya dapat tepat seperti yang Tuhan inginkan.
  3. Menyadari bahwa ketika melakukan perintah Tuhan namun dengan motivasi ingin menyenangkan manusia maupun diri sendiri, maka mustahil dapat menyenangkan hati Tuhan.
    Mari merendahkan diri minta Tuhan memurnikan motivasi hati kita, dan jangan sampai melakukan perintah Tuhan namun dengan motivasi mengambil keuntungan untuk diri kita sendiri.
  4. Mari menangkap maksud tujuan Tuhan mengangkat kita sebagai pemimpin (dalam keluarga, pelayanan dan pekerjaan).
    Karena tanpa menangkap maksud Tuhan, apa yang kita lakukan tidak sampai pada tujuan Tuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here