Oleh : IL
Mazmur 90
1-2
Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.
Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
3-12
Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: “Kembalilah, hai anak-anak manusia!”
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.
Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut.
Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.
Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.
Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
13-17
Kembalilah, ya TUHAN — berapa lama lagi? — dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu,
supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.
Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka.
Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.
Perenungan:
Doa Musa dalam mazmur 90 ini dibagi 3 bagian.
Bagian 1 menyatakan tentang keberadaan Tuhan.
Musa menuliskan Tuhan tempat perteduhan turun-temurun. Bukan sebentar, atau sementara, tapi …. Tuhan menjadi tempat perteduhan bagi umatNya dari generasi ke generasi. Mengapa? Karena hanya Tuhanlah yang tetap ada sampai selama-lamanya.
Pengharapan kepada yang lain hanyalah menghasilkan kekecewaan, karena semua yang lain hanyalah sementara, fana, akan binasa.
Tempat perteduhan, menggambarkan tempat di mana seseorang nyaman berlama-lama berada di sana. Juga berarti tempat yang paling aman untuk berlindung.
Bagian 2 tentang keberadaan manusia
Semua manusia suatu saat akan meninggal, kembali menjadi debu. Setiap manusia berdosa & melakukan kesalahan.
Setiap manusia, tanpa terkecuali, mengalami penderitaan. Dan setiap manusia berdosa ada di bawah hukuman murka Allah.
Bagian 3 tentang Tuhan sebagai satu-satunya harapan.
Sekalipun mengalami penghukuman dari Tuhan, namun tetap menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya harapan.
Ada beberapa kata permohonan kepada Tuhan:
Kembalilah, sayangilah.
Kenyangkanlah ….. dengan kasih setiaMu.
Buatlah kami bersukacita.
Biarlah kelihatan … perbuatan-Mu, dan semarak-Mu, teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.
Aplikasi:
- Mari menjadikan Tuhan sebagai tempat perteduhan kita.
Di mana kita merasa nyaman dan suka berlama-lama berada di hadiratNya.
Karena padaNya ada kekuatan, hikmat, sukacita, damai sejahtera & penghiburan. - Kepada apa atau siapakah kita menaruh pengharapan kita, yang menjadi andalan kita?
Apakah kepada sesuatu yang fana?
Ataukah kepada Tuhan yang selama-lamanya adalah Allah. - Menyadari keberadaan sebagai manusia berdosa yang memerlukan Tuhan, kemurahan dan kasih setia Tuhan.