Oleh : IL
Bacaan: Yosua 2, 6, 10, 11
Perenungan:
Tuhan membuat seluruh penduduk Kanaan gentar terhadap orang Israel. (Yosua 2:24)
Bagaimana tidak…
Setelah peristiwa Tuhan mengeringkan Laut Teberau saat keluarnya bangsa Israel dari Mesir 40 tahun sebelum Israel benar-benar masuk ke tanah Kanaan, Tuhan mendemonstrasikan kembali bagaimana Tuhan mengeringkan Sungai Yordan dan membuat umatNya menjejakkan kaki di dasar sungai yang lebar itu untuk masuk ke tanah perjanjian.
Seluruh Kanaan gemetar, bahkan dikatakan sampai menjadi tawar hati (Yosua 2:11).
Ada beberapa respon orang Kanaan, ketika melihat perbuatan Tuhan yang besar & mendengar bahwa Tuhan telah memberikan tanah Kanaan kepada umatNya yaitu bangsa Israel, dan Tuhan memerintahkan agar seluruh penduduk Kanaan ditumpas tanpa terkecuali.
- Rahab (Yosua 2, 6:23-25)
Berpihak kepada Tuhan Allah Israel dengan membantu menyelamatkan mata-mata yang mengintai kota Yerikho.
Dan Rahab meminta kemurahan Tuhan agar nyawa nya beserta keluarganya tidak ikut dibunuh.
Dan Rahab mendapatkan anugerah itu, bukan hanya Rahab, namun seisi keluarganya bahkan seluruh kaumnya diselamatkan karena mereka melihat Allah Israel yang dahsyat, mereka percaya perkataan Tuhan dan memutuskan untuk berpihak kepada Tuhan Allah Israel. - Orang Gibeon (Yosua 9)
Gibeon adalah sebuah kota besar, seperti kota kerajaan.
Orang-orang Gibeon adalah orang Hewi, penduduk Kanaan yang Tuhan perintahkan untuk ditumpas sama sekali, dilenyapkan (Ulangan 20:16-18)
Penduduk Gibeon adalah orang-orang kuat dan hebat sampai disebutkan semua penduduknya adalah pahlawan (NLT strong warrior, NIV good fighter)…
Woww….
Namun… menarik sekali…
Orang Gibeon, pemimpin-pemimpinnya benar-benar percaya bahwa apa yang Tuhan katakan itulah yang akan benar-benar terjadi… yaitu bahwa tanah Kanaan akan menjadi milik Israel, karena sekuat apa pun orang-orang Kanaan, seberapa hebatpun raja-raja Kanaan,
seberapa kuat pun benteng-benteng pertahanan mereka… tidak dapat menandingi kehebatan Tuhan Allah Israel!
Mereka sadar bahwa mereka akan dipunahkan, seluruh keturunan mereka beserta apa pun yang mereka miliki…
Lalu…
Apa yang orang Gibeon perbuat?
Mereka menggunakan akal yang bisa disebut juga akal bulus… licik… demi mempertahankan hidup mereka.
Mereka mengharapkan ada belas kasihan sehingga nyawa mereka dapat diluputkan.
Entah tahu dari mana, orang Gibeon tahu benar bahwa lewat Musa, Tuhan memerintahkan kepada Yosua dan orang Israel agar menumpas seluruh penduduk Kanaan tanpa kecuali.
Selain itu orang Gibeon juga mengetahui bahwa Israel tidak perlu menumpas penduduk yang ada di wilayah yang jauh yang di luar Kanaan.
Dan mereka melancarkan strategi untuk mengelabui Yosua dan tua-tua Israel… dengan berpura-pura datang dari daerah yang sangat jauh dan meminta Israel mengikat perjanjian untuk tidak memunahkan mereka… dan mereka berhasil..
- Lima raja Kanaan (Yosua 10)
Ketika kelima raja Kanaan mendengar tentang kehebatan Allah Israel, dan melihat satu per satu kota Kanaan direbut oleh Israel
mulai dari Yerikho kemudian Ai..
Kemudian merekapun mendengar bahwa Gibeon, sebuah kota besar yang seperti kota kerajaan, malah mengikat persahabatan dengan Israel, bahkan penduduk Gibeon yang disebut sebagai pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, menyerah kepada Israel dan rela menjadi tukang belah kayu dan tukang timba air melayani orang Israel dan untuk mezbah Tuhan.
Lalu apa yang dilakukan 5 raja Kanaan tersebut?
Mereka bersikokoh berada di pihak yang melawan Tuhan dan melawan umat Tuhan.
Kelima raja itu membuat aliansi agar lebih kuat dalam melawan Israel.
Dan… apa hasilnya? Kemenangan untuk Israel!
Mengapa? sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN, Allah Israel.
Yosua 10:40-42
Demikianlah Yosua mengalahkan seluruh negeri itu, Pegunungan, Tanah Negeb, Daerah Bukit dan Lereng Gunung, beserta semua raja mereka. Tidak seorang pun yang dibiarkannya lolos, tetapi ditumpasnya semua yang bernafas, seperti yang diperintahkan TUHAN, Allah Israel.
Yosua menewaskan mereka dari Kadesh-Barnea sampai Gaza, juga seluruh tanah Gosyen sampai Gibeon.
Semua raja ini dan negeri mereka telah dikalahkan Yosua sekaligus, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN, Allah Israel.
Aplikasi:
Ada 3 macam respon ketika mendengar perkataan Tuhan:
a. Percaya kepada perkataan Tuhan dan memutuskan untuk berada di pihak Tuhan.
Rahab percaya kepada Allah Israel, meninggalkan ilah yang ia sembah, dan masuk menjadi umat Tuhan. Bahkan Rahab adalah nenek moyang yang melahirkan Yusuf, seorang pria yang Tuhan pakai menjadi ayah angkat bagi Tuhan Yesus, Juru Selamat yang menjelma menjadi manusia.
Rahab bukan hanya mencari keselamatan fisik, tapi mengambil keputusan untuk menjadi orang yang menerima keselamatan rohani.
b. Percaya kepada perkataan Tuhan, ingin ikut menerima berkat-berkat Tuhan, namun tidak meninggalkan kepercayaan lama
Orang Gibeon yang adalah pahlawan yang hebat-hebat & kuat-kuat, mau merendahkan diri menjadi tukang belah kayu dan tukang timba air demi menyelamatkan diri mereka untuk tidak ikut ditumpas bersama-sama penduduk Kanaan lainnya…
Namun sayang sekali…
Orang Gibeon yang adalah orang Het inilah juga yang kemudian hari membuat orang Israel nenyimpang dari Tuhan Allah Israel.
Orang Gibeon hanya mencari keselamatan jasmani saja, seakan-akan masuk menjadi umat Tuhan namun secara fisik saja, secara rohani hatinya masih terpaut pada kepercayaan lama.
c. Mendengar perkataan Tuhan, namun menolaknya, menganggap bisa melawan Tuhan, dan mencari upaya sendiri untuk mencari keselamatan diri.
Lima raja Kanaan memilih beraliansi membentuk kekuatan melawan Tuhan, mereka menolak menyerah kepada Tuhan, menolak berpihak kepada Tuhan, dan menganggap bisa menang tanpa Tuhan.
Mari ambil keputusan untuk bukan hanya percaya pada perkataan Tuhan, namun memposisikan diri untuk menjadi orang yang ada di pihak Tuhan, yang mau sungguh-sungguh menyelaraskan dengan kehendak Tuhan, yang berani meninggalkan ilah-ilah dunia & segala hal yang tidak berkenan kepada Tuhan…. untuk menjadi orang yang menerima penggenapan janji-janji Tuhan, bukan hanya dalam hal jasmani saja tapi juga hal rohani bahkan sampai di kekekalan. Amin.