Oleh : AP
Yosua 7:5-7 (TB) Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat.
Yosua pun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya.
Dan berkatalah Yosua: “Ah, Tuhanku ALLAH, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyeberangi sungai Yordan? supaya kami diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal di seberang sungai Yordan itu!
Perenungan
Ketika Yerikho yang besar dan kuat saja dihancurkan tentunya orang Israel menganggap melihat kota Ai yang jauh lebih kecil dan penduduk yang sedikit itu bukanlah ancaman.
Yosua dalam hal ini tidak tanya Tuhan karena menganggap Ai enteng saja…
Yosua dan orang Israel tentunya berpendapat kalau Yerikho saja hancur maka Ai juga akan mengalami hal yang sama.
Ketika kekalahan terjadi Yosua menjadi lemah dan sempat terpikir pula apakah lebih baik saja seperti dua setengah suku Israel yang tinggal diseberang Yordan dan tidak usah masuk Kanaan?
Puji Tuhan Yosua disadarkan bahwa kekalahan Israel disebabkan karena adanya dosa di antara mereka.
Penerapan
Seringkali orang yang sudah percaya dan menerima Kristus dalam hidupnya mengalami mujizat-mujizat Tuhan pada awal pertobatannya.
Tetapi seringkali dalam perjalanan kehidupan bersama Tuhan kita takabur dan melupakan Tuhan terutama dalam menghadapi hal-hal yang seringkali kita anggap enteng dan bisa kita atasi sendiri.
Kesalahan Yosua mengingatkan orang percaya
1. Kita harus senantiasa mengandalkan Tuhan dalam hal besar maupun kecil
– Terus bersekutu dengan Tuhan jangan lengah
– Tanya Tuhan langkah yang harus diambil
2. Introspeksi diri sebelum mengambil langkah dalam suatu perkara
– Jangan-jangan ada dosa yang dilakukan sehingga Tuhan tidak menyertai kita
– Jangan-jangan apa yang kita anggap masalah yang enteng malah menjatuhkan kita karena sering seseorang jatuh justru dalam hal yang tidak terduga.
Seorang penginjil senior Billy Graham sangat menjaga privacy keluarganya dan berhati-hati dalam ketenarannya agar ia jangan sampai jatuh dalam dosa walau dalam suatu hal atau perkara yang sepele.
Ia berpesan agar orang percaya jangan bermain-main dekat dengan pencobaan seperti dua buah magnet yang kalau dekat akan langsung saling mengikat.