Menangkap Maksud Tuhan

0
1134

Oleh : IL

Ulangan 25:5-10
“Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya;
saudara suaminya haruslah menghampiri dia
dan mengambil dia menjadi isterinya
dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar.
Maka anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu,
supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel.
Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata:
Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku.
Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia sebagai isteri —
maka haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya.
Dan di antara orang Israel namanya haruslah disebut: Kaum yang kasutnya ditanggalkan orang.”

Perenungan:
Bagi kita di jaman modern ini, ketika membaca peraturan di atas tentu saja akan merasa aneh.
Namun ketika mencoba memahami apa maksud Tuhan lewat peraturan tersebut, maka ada sesuatu yang menarik, yaitu keluarga dan kelanjutan keluarga umat Tuhan adalah sangat penting di mata Tuhan.Tuhan ingin umat-Nya bertambah banyak.

Perintah ini diberikan kepada Adam & Hawa (Kejadian 1:28),
Nuh (setelah air bah – Kejadian 9:1,7),
Yakub (Kejadian 35:11),
juga kepada bangsa Israel ketika memasuki tanah Kanaan Tuhan ingin agar mereka bertambah banyak (Imamat 26:8, Ulangan 8:1; 30:16).

Setiap orang Israel yang menangkap hal ini, akan setuju dengan peraturan pada Ulangan 25:5-10 di atas, yaitu agar keluarga umat Tuhan tidak semakin berkurang, namun selalu ada penerus.

Bayangkan ketika satu keluarga yang ayahnya meninggal dengan tidak memiliki keturunan, maka akan terhapus 1 jalur garis keturunan umat Tuhan.
Bila terus menerus dibiarkan, maka akan semakin menyusut, dan demografi komunitas umat Tuhan lama kelamaan akan berbentuk piramida terbalik. Dan jumlah keseluruhan akan semakin menyusut.

Apa yang terjadi ketika ada seorang ipar bersedia menikahi istri saudaranya demi melanjutkan keturunan kakaknya?
Maka orang tersebut dipuji & diberkati.
(Contoh : Boas yang dipuji & diberkati oleh orang banyak karena bersedia menikahi Rut – Rut 4:11-12)

Namun apa yang terjadi pada orang yang tidak menangkap maksud Tuhan, tidak mau mengikuti peraturan Tuhan, tidak mau tahu dengan kepentingan kerajaan Allah, lebih suka mengikuti kehendaknya sendiri sebagai free will?
Maka orang tersebut akan dipandang hina.
Dalam peraturan Tuhan, orang tersebut diperlakukan sebagai orang hina, kasutnya dilepaskan, diludahi, dan ada status yang seumur hidupnya melekat padanya : “Kaum yang kasutnya ditanggalkan orang”

Aplikasi:
Ketika mendengar tentang peraturan Tuhan yang kadang sulit dimengerti, kita perlu meminta hikmat Tuhan agar dapat menangkap esensi perintah Tuhan tersebut.
Dengan menangkap maksud Tuhan, maka ada hati yang sadar dan rela mengikuti seperti yang diperintahkan Tuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here