Lalu Ia Menyadari Keadaannya…….

0
514

Oleh : IL

(BE Lukas 15:12-19)

Kata yang bungsu kepada ayahnya:
Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.
Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh.
Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu.
Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya:
Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

Perenungan:

  1. Anak bungsu merupakan gambaran orang-orang yang hidupnya menjauh dari Tuhan Penciptanya.
    Ia merasa tidak suka mengikuti aturan-aturan Tuhan, nilai-nilai yang Tuhan tetapkan…
    Ia memilih mengikuti keinginan hatinya…mengambil jalan hidupnya sendiri..
    Memuaskan hawa nafsunya…
    Semua tatanan yang Tuhan telah tetapkan, dengan sadar ia langgar….
    Ia merasakan kebebasan dalam hidupnya..

Apakah benar begitu?
Ternyata…
Segala sesuatu yang ada di dunia ini serba terbatas..
Mungkin sekali….. kekayaan yang diterima anak bungsu tersebut begitu besaarr..
Sampai dikatakan… tidak akan habis sampai 7 turunan…
Tapi… karena gaya hidup yang tidak bertanggung jawab, tanpa perhitungan.. berfoya-foya..mengakibatkan semua harta yang banyak tersebut… Habisss! Ludess!
Si anak bungsu yang manja dan semula kaya raya…dalam sekejab menjadi melarat.

Hal positif dari kejadian ini adalah…Kemelaratan tersebut membawa anak bungsu yang terhilang tersebut… kembali datang kepada bapanya.

  1. Langkah pertobatan yang dialami anak bungsu:
    a. Menyadari keberadaannya yang menyedihkan dan sangat terpuruk..
    (Lalu ia menyadari keadaannya,)
    b. Menyadari di rumah Bapa terdapat kelimpahan.
    (katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.)
    c. Mengambil langkah kembali kepada Bapa.
    ( Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku )

    d. Datang kepada Bapa dengan pertobatan yang sungguh-sungguh.
    Ia menyadari dosa-dosanya dan kebodohan-kebodohan yang telah ia lakukan.
    ( dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, )
    e. Datang dengan kerendahan hati, tanpa tuntutan apa pun, merasa diri tidak layak.
    ( aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. )

Berbeda dengan sikap anak bungsu saat akan pergi yang menuntut hak nya..
Ia pulang dengan sikap merendahkan diri..tanpa tuntutan apa pun..yang ia minta hanyalah … belas kasihan & anugerah…karena ia sangat menyadari bahwa bukan saja ia tidak punya hak apa pun..namun ia sangat sadar bahwa ia tidak layak untuk datang kembali keada bapa nya…
Namun.. ia tetap kembali kepada bapanya.
Karena ia tahu.. di rumah bapa selalu tersedia anugerah berlimpah bagi orang-orang yang mau datang kepada Bapa.

Aplikasi:

  1. Menyadari bahwa keberadaan kita saat menjauh dari Tuhan adalah tidak baik-baik saja…
    I’m not okay!
  2. Menyadari bahwa hanya pada Allah saja ada kasih karunia melimpah.
    Sehingga satu-satunya “alamat” yang tepat untuk datang meminta pertolongan hanyalah kepada Tuhan, Allah Pencipta kita, Pemilik kita, Bapa kita yang kekal.
  3. Datang kepada Tuhan dengan pertobatan & sikap merendahkan diri, tanpa tuntutan apa pun..karena kita menyadari ketidaklayakkan kita..
    Namun percaya akan anugerah dan belas kasihanNya. Haleluya!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here