Oleh : IL
Dalam Ayub 31, Ayub memaparkan hal-hal yang dengan setia ia lakukan seumur hidupnya.
Salah satunya adalah…… Menjaga dengan ketat apa yang ia lihat “Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara? (1)
Sebagai seorang pria kaya dan berkuasa, mudah sekali bagi Ayub untuk memiliki banyak isteri seperti kebudayaan pada masa itu.
Namun Ayub, membuat standar yang sangat ketat bagi dirinya. Ia tidak mau hidupnya dikendalikan oleh perasaan, dan nafsu.
Ia betul-betul mengendalikan diri sedemikian rupa, dimulai dengan tidak membiarkan matanya menjadi liar.
Ia menolak melihat dara-dara cantik untuk memuaskan keinginan dagingnya.
Apa alasan Ayub melakukan hal itu?
Karena Ayub melihat bahwa ada konsekuensi dari setiap hal yang dilakukan oleh manusia.
Tuhan melihat… mengetahui setiap pikiran, niat hati dan tindakan manusia.
Tuhan memberikan reward bagi setiap orang yang setia mengikuti jalan-jalanNya.
Sebaliknya, ada akibat yang harus ditanggung oleh orang yang berbuat curang dan jahat, yaitu kemalangan bahkan kebinasaan.
(2-4)
Bagi Ayub, menjaga hidup berkenan pada Tuhan adalah jauh lebih berharga daripada hidup teledor, yang hanya mengikuti nafsu.
Ayub betul-betul mengetahui hukum Tuhan, yaitu ketika seseorang mengingini isteri sesamanya, itu merupakan suatu perbuatan mesum dan kejahatan yang besar.
Ulangan 5:21
Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.
Ilustrasi:
Seekor kuda akan dipasangkan “kacamata kuda” yaitu alat penghalang agar kuda fokus ketika melangkah, tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan, namun fokus ke depan, ke arah tujuan.
Ayub seperti memasangkan “kacamata kuda” bagi dirinya..yang mungkin terlihat bodoh bagi dunia.
Namun hal yang ia lakukan sungguh berkenan kepada Tuhan.
Di dalam Alkitab, Ayub adalah satu-satunya manusia yang dipuji oleh Tuhan Allah sebagai orang yang kesalehannya tidak ada duanya.
Ayub 1:8b
Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
Woww.. luar biasa…
Selain itu..
Ayub menetapkan standar yang sangat ketat kepada dirinya karena pandangan mata Ayub diarahkan kepada tujuan, yaitu menggenapi panggilan ilahi, menjadi alat Tuhan, kepanjangan tangan Tuhan di bumi.
Aplikasi:
- Pilihan-pilihan apakah yang kita ambil dalam hidup kita?
Apakah pilihan-pilihan yang mengikuti kedagingan kita, menuruti standar & nilai-nikai dunia?
Ataukah pilihan-pilihan yang mengikuti standar kebenaran, yang sesuai Firman Tuhan, yang sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah? - Adakah kita menetapkan standar yang ketat bagi mata kita sebagai upaya menjaga mata hati kita tetap kudus dan berkenan kepada Tuhan?
Ataukah kita membiarkan mata kita melihat apa pun sesuai keinginan kita?
Lukas 11:34-35
Matamu adalah pelita tubuhmu.
Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.
Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.
- Apakah hidup kita dihabiskan untuk memuaskan keinginan kita, ataukah hasrat kerinduan kita adalah untuk dapat dipakai oleh Tuhan menjadi alat Kerajaan-Nya, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mulia?
2 Timotius 2:21
Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan,
dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.