Jangan Salah Berperang!

0
3

Oleh : IL

Bacaan: 1 Samuel 17:1-58

Perenungan:
1 Samuel 17 menceritakan tentang peristiwa Daud mengalahkan Goliat.
Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari beberapa tokoh yang dituliskan:

  1. Goliat
    Narasi diawali dengan menggambarkan tentang Goliat, seorang tentara Filistin yang secara jasmani sangatlah unggul.
    Ia seorang keturunan raksasa, yang tingginya hampir 3 meter.
    Ia terlatih berperang sejak masa muda dan tubuhnya dilindungi oleh pakaian perang yang super tebal dan kuat mulai dari ketopong, baju jirah, penutup kaki, ditambah dengan perisai yang besar, kuat & tebal.
    Goliat juga membawa senjata yang super besar mengingat ukuran tubuhnya yang super dan kekuatannya yang sangat besar.
    Ia sangat mengandalkan kekuatan dan kehebatannya..
    Baginya tidak ada seorang manusia pun yang dapat melawannya.

Dari sisi spiritual…
Goliat adalah seorang penyembah berhala-berhala, Ia seorang yang benar-benar tidak takut akan Tuhan..
Ia melancarkan intimidasi 2 kali sehari pagi dan petang, dengan tantangan, cemoohan, dan sumpah serapah.
Mulutnya sompral berani melawan Tuhan dan mengejek umat Tuhan.

  1. Saul dan tentara Israel
    Sebenarnya Saul dan tentara Israel sudah menyiapkan diri untuk berperang melawan Filistin, oleh karena itu mereka berkumpul dan berkemah di Lembah Tarbantin.
    Namun ketika Goliat menantang Saul satu lawan satu…
    Saul dan tentara Israel menjadi ciut, cemas, bahkan dituliskan.. sangat ketakutan!
    Mengapa?
    Karena secara logika, tidak ada satupun dari orang Israel yang akan sanggup melawan Goliat.
    Dan… ditengah-tengah ketakutan dan keputus asaan… umat Tuhan tersebut sama sekali tidak meminta pertolongan dari Tuhan Allah mereka!
  2. Eliab, kakak Daud
    Seorang yang berbadan tinggi besar, gagah dan kuat sehingga ia direkrut menjadi bagian tentara kerajaan Israel.
    Ketika Eliab melihat Daud adik bungsunya datang pas sekali ketika Goliat mengolok-olok tentara Israel, Eliab merasa malu.
    Lalu apa yang dilakukan Eliab?
    Eliab balik mengejek dan mengolok-olokan Daud dianggap hanya seorang anak gembala, bukan prajurit seperti dirinya..
    dan mengejek Daud yang dianggapnya datang hanya karena mau menonton peperangan saja…
    Bayangkan kondisi emosional Eliab…
    Telah 40 hari berturut-turut setiap pagi dan petang Eliab, yang adalah tentara kerajaan Israel
    diolok-olok… ditertawakan seluruh tentara musuh…
    diejek.. dihina…..
    dikata-katai dengan kata-kata kasar yang mengejek seluruh barisan tentara.. seluruh bangsa termasuk ejekan-ejekan terhadap Tuhan Allah Israel….
    tanpa dapat membela diri…
    tanpa dapat memberikan perlawanan…
    tanpa daya…
    seakan-akan apa yang dikatakan oleh Goliat tentang betapa lemah dan bodohnya mereka adalah benar… Ugh!
    Lalu…
    datanglah Daud, sang adik bungsu yang adalah gembala domba…
    dan seakan-akan bermulut besar mengatakan sanggup melawan Goliat!
    Bagi Eliab, perkataan Daud seperti sebuah sindiran dan ejekan..
    Eliab langsung tersinggung dan marah.. dan balik melancarkan cemoohan kepada Daud…
    Jiwa nya yang tertekan memuntahkan kata-kata pedas kepada adiknya….
    Eliab melakukan peperangan yang bukan peperangan Tuhan..
    Ia berperang demi ego nya yang terluka….
    Bukannya menyerang musuh, namun menyerang ke dalam..
  3. Daud
    Saat itu Daud hanyalah seorang anak gembala…
    ia bukan tentara.. tidak pernah memegang senjata perang..
    Keahliannya adalah memegang ketapel..
    Senjata yang ia gunakan untuk melawan binatang buas yang mengintai dan mau memangsa kambing dombanya..
    Namun Daud juga memiliki pengalaman bergulat dengan singa dan beruang..
    Woww…. dan dengan pertolongan dari Tuhan… Daud menang!
    Pengalaman penyertaan, perlindungan dan pertolongan Tuhan lah yang menjadi modal utama bagi Daud berani melawan Goliat.
    Daud tahu bahwa ketika Goliat mengolok-olok Tuhan dan barisan tentara Israel, maka ini adalah peperangan Tuhan!
    Dan Tuhanlah yang akan menunjukkan kebesaranNya di hadapan orang yang tidak mengenal Allah, orang yang tidak bersunat itu.

Daud tidak menjadi berang atau sakit hati ketika dicemooh oleh Eliab.
Daud tidak mau menghabiskan energinya untuk melakukan peperangan karena ego….
Ia mengalah dan tidak menyerang balik serangan ejekan dari Eliab.
Daud hanya berfokus kepada peperangan yang dari Tuhan..
Untuk kepentingan Tuhan..

Aplikasi:

  1. Bagaimana posisi kita saat ini?
    Apakah seperti Goliat yang tidak mengenal Tuhan Allah Penciptanya.. yang berani bicara sompral melawan Tuhan?
    Apakah seperti Saul yang sedang terpuruk dan dalam ketakutan… yang walaupun mengaku sebagai umat Tuhan
    namun tidak mengenal keMaha dahsyatnya Tuhan,
    namun tidak memiliki keterhubungan dengan Tuhan..
    dan sama sekali tidak meminta pertolongan Tuhan..
    Apakah kita seperti Eliab yang malah sibuk dengan berperang yang bukan peperangan Tuhan, namun peperangan akibat ego yang terusik..
    Ataukah seperti Daud, yang seakan memiliki kekebalan terhadap ejekan,
    karena Daud berfokus pada melakukan kehendak Tuhan, berperang bagi Kerajaan Allah.
  2. Apakah yang sungguh-sungguh kita andalkan dalam hidup kita?
    a. Apakah seperti Goliat yang mengandalkan kekuatan dan kehebatan diri sendiri?
    b. Apakah seperti Daud yang mengandalkan Tuhan yang kekuatanNya tak terbatas?
  3. Apakah respon kita saat menghadapi cemoohan, tekanan & intimidasi?
    a. Apakah seperti Eliab
    yang malah menyerang dan merusak ke dalam,
    melakukan serangan kepada orang-orang di pihak yang sama
    (pasangan, keluarga, rekan seiman yang takut akan Tuhan, dan lain-lain..)
    hanya karena tidak berdaya melawan musuh?
    b. Ataukah seperti Daud yang tidak menghiraukan setiap ejekan, cemoohan, hinaan yang ditujukan kepada dirinya,
    dan hanya berfokus pada peperangan Tuhan untuk kepentingan Kerajaan Allah, bukan untuk mempertahankan ego diri.

Mari umat Tuhan sadari siapa sesungguhnya lawan kita.. bukan darah dan daging, mari lakukan peperangan rohani melawan musuh yang sebenarnya, yaitu si iblis.

Efesus 6:11-17
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here