Agenda Kerajaan Allah

0
525

Oleh : IL

(BE Markus 3:1-6)
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!”
Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja.
Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Perenungan:
Peristiwa di atas terjadi setelah Yesus mengajar, menyembuhkan & mengusir setan di rumah-rumah ibadat (sinagog).
Yesus mendemonstrasikan kasih dan kuasa Tuhan yang begitu dahsyat yang melawat umat manusia.
Lalu… bagaimana respon orang-orang farisi?….

Orang-orang farisi malah mencari-cari kesempatan untuk mempersalahkan Yesus.
Orang farisi memegang hukum Taurat dengan kukuhnya, namun mengabaikan esensi hukum Taurat tersebut.
Bagi orang Farisi, hari Sabat adalah hari di mana orang tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan apapun, bahkan Yesus yang menyembuhkan orang di hari Sabat dianggap melanggar hukum Taurat.

Yesus menyadarkan mereka dengan sebuah pertanyaan…
“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”

Bila hati nurani mereka tulus….
orang-orang Farisi tersebut seharusnya menjadi sadar..bahwa maksud Tuhan agar umatNya menguduskan hari Sabat, bukan sekedar tidak melakukan pekerjaan apa pun, namun…..
Hari Sabat merupakan pengakuan bahwa Allah adalah Sumber segalanya.
Sehingga menguduskan hari Sabat mempersembahkan 1 hari khusus untuk menyembah Tuhan, memuliakan Tuhan…juga merupakan sebuah tindakan iman bahwa Allah pasti mencukupkan meskipun tidak bekerja 1 hari dalam seminggu.

Menyembuhkan orang di hari Sabat tentu saja sama sekali tidak bertentangan dengan hukum Taurat, karena dilakukan bukan dengan motif materi, namun karena belas kasihan & untuk memuliakan Tuhan.

Seharusnya orang-orang farisi tersebut tidak dibutakan oleh kenaifan mereka, yang menganggap Tuhan lebih berkenan mereka diam tidak melakukan apa pun, dan tidak menolong orang yang membutuhkan dengan alasan karena hari tersebut adalah hari Sabat.

Apa respon orang-orang Farisi ketika Yesus menyadarkan mereka?
Bukannya sadar… orang-orang farisi tersebut malah mengeraskan hati, dan memilih untuk diam saja.

Markus mencatat ada 3 respon Yesus melihat kedegilan hati orang-orang farisi tersebut:
a. Berdukacita.
b. Marah.
c. Tetap menyembuhkan orang yang lumpuh tersebut.

Yesus tetap melakukan agenda Kerajaan Allah sekalipun disalah mengerti oleh orang-orang, sekalipun mendapat hambatan-hambatan, sekalipun memiliki resiko besar yang mengancam keselamatan diriNya.

Aplikasi:

  1. Memiliki motivasi yang kudus saat datang ke rumah ibadat.
    Jangan seperti orang Farisi, yang membuka mata lebar-lebar mencari-cari kesalahan orang lain, dan tidak mau menerima masukan & peringatan dari Tuhan.
  2. Selalu membuka hati & pikiran untuk siap menerima teguran Firman Tuhan, menyelaraskan cara pandang, pola pikir kita dengan cara pandang dan isi hati Tuhan. Jangan seperti orang Farisi yang degil hati, menganggap diri paling benar & tidak mau diperbaharui.
  3. Mengikuti teladan Yesus, tetap berani melakukan agenda Kerajaan Allah sekalipun menghadapi banyak tantangan, dan permufakatan dari orang-orang yang menentang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here