Oleh : IL
2 Tawarikh 16:7-10
Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: “Karena engkau bersandar kepada raja Aram
dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu.
Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak?
Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya.
Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.”
Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu.
Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.
Perenungan:
Raja Asa adalah keturunan ke 4 dari raja Daud.
Ayahnya adalah raja Abia, kakeknya adalah raja Rehabeam, Keduanya adalah raja Yehuda yang tidak sungguh-sungguh menyembah Tuhan.
Baik ayahnya maupun kakeknya melakukan penyembahan kepada berhala-berhala.
Dan hal ini tidaklah mengherankan karena kakek buyut raja Asa adalah raja Salomo, yang di masa tua nya menyimpang dari Tuhan dan masuk dalam penyembahan dewa-dewa yang disembah oleh isteri-istrinya.
Namun pada masa pemerintahan raja Asa, seluruh Yehuda dikembalikan kepada penyembahan kepada Tuhan yang benar.
Raja Asa memimpin seluruh rakyat kepada pertobatan!
2 Tawarikh 15:12-13
Mereka (raja Asa dan seluruh rakyat kerajaan Yehuda) mengadakan perjanjian untuk mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dengan segenap hati dan jiwa.
Setiap orang, baik anak-anak atau orang dewasa, baik laki-laki atau perempuan, yang tidak mencari TUHAN, Allah Israel, harus dihukum mati.
Kitab Tawarikh menuliskan…
2 Tawarikh 15:16-17
Bahkan raja Asa memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera yang keji.
Asa merobohkan patung yang keji itu, menumbuknya sampai halus dan membakarnya di lembah Kidron.
Sekalipun bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan dari Israel, namun hati Asa tulus ikhlas sepanjang umurnya.
Raja Asa adalah raja yang sungguh luar biasa, ia melakukan transformasi rohani yang berdampak kepada pemulihan kerajaan Yehuda secara jasmani pula.
Ada kelimpahan dan keamanan di seluruh negri, sampai pada tahun ke 35 pemerintahannya..
Lalu… apa yang terjadi di tahun ke 36?
Ketika Baesa raja Israel mau menyerang Yehuda, raja Asa malah mencari pertolongan kepada Aram.
Ia beralih dari mengandalkan Tuhan menjadi mengandalkan manusia.
Dan itu sangat jelas terlihat dari tindakannya… keputusan-keputusannya.
2 Tawarikh 16:2-3
Lalu Asa mengeluarkan emas dan perak dari perbendaharaan rumah TUHAN dan dari perbendaharaan rumah raja dan mengirimnya kepada Benhadad, raja Aram yang diam di Damsyik dengan pesan: “Ada perjanjian antara aku dan engkau, antara ayahku dan ayahmu.
Ini kukirim emas dan perak kepadamu. Marilah, batalkanlah perjanjianmu dengan Baesa, raja Israel, supaya ia undur dari padaku.”
Raja Asa sama sekali tidak datang kepada Tuhan untuk mencari pertolongan kepada Tuhan ketika Baesa, raja Israel akan menyerang kerajaan Yehuda. Raja Asa mengambil emas dari perbendaharaan rumah Tuhan untuk diserahkan kepada raja Aram agar membantu Yehuda.
Lalu.. ketika nabi Hanani menyampaikan teguran kepada raja Asa, bagaimana respon raja Asa?
Ia sangaatt marrraaahhh! Sakit hati!
Nabi Hanani dimasukkan ke dalam penjara. Bahkan raja Asa tidak segan-segan menganiaya beberapa orang dari rakyat.
Begitu dalamnya kejatuhan raja Asa!
Apa penyebab kejatuhan raja Asa ini?
Karena ada kesombongan rohani.*
Merasa sudah cukup baik, sehingga sudah tidak mau lagi menerima teguran & peringatan!
Raja Daud, sekalipun ia seorang raja besar, pahlawan Israel yang sangat besar jasanya bagi negri nya..
Ia langsung mengakui, tanpa berdalih, ia bertobat dari dosa-dosanya ketika ditegur oleh nabi Natan.
2 Samuel 12:13a Lalu berkatalah Daud kepada Natan: “Aku sudah berdosa kepada TUHAN.”
Memang tidak seperti raja Daud yang berdosa berzinah dan membunuh, raja Asa ditegur untuk kesalahan yang ia anggap sepele..
Hanya urusan politik…. di mana ia melakukan manuver politik dengan meminta bantuan kepada kerajaan Aram agar kerajaan Israel mundur dan tidak jadi berperang dengan kerajaan Yehuda…
Dan … strategi tersebut terbukti berhasil!
Kerajaan Aram memukul kalah Israel, dan kerajaan Israel mundur tidak jadi menyerang Yehuda.
Kemudian Yehuda dapat mengambil alih kota Rama dan dapat memperkuat kota-kota bentengnya. (2 Tawarikh 16:2-6)
Woww…. bukankah ini strategi yang jitu!
Tapi… tiba-tiba datang nabi Hanani….
Apakah nabi Hanani memuji tindakan-tindakan dan strategi raja Asa tersebut?
Oh ternyata tidak!
Raja Asa malah ditegur karena telah mengandalkan raja Aram lebih dari mengandalkan Tuhan!
Raja Asa tidak menyadari bahwa apa yang ia anggap “strategi jitu” tersebut adalah dosa kesombongan di mana ia sudah mulai beralih dari mengandalkan Tuhan menjadi mengandalkan manusia. Dan .. ia tidak mau bertobat!
Ia begitu sakit hati.. bukannya dihargai malah mendapat teguran keras.
Mungkin ia menganggap teguran nabi Hanani tersebut hanya perkataan manusia, dan bukan perkataan Tuhan….
Atau mungkin juga ia telah mengetahui itu adalah teguran dari Tuhan, namun ia mengeraskan hati & mengabaikannya!
Karena saat ia menderita sakit parah pada kakinya, ia tetap tidak mau datang minta kesembuhan dari Tuhan, ia mengandalkan tabib-tabib istana (2 Tawarikh 16:12).
Aplikasi:
- Buka hati untuk selalu minta dikoreksi, ditegur, diajar, di mana pun level kerohanian kita, setinggi apa pun status kita.
Peka dan sadar ketika Tuhan menggunakan orang-orang tertentu di sekitar kita, atau ada oramg yang sengaja Tuhan kirim untuk memperingatkan dan menegur kita.
Merendahkan hati untuk mau bertobat. - Menyadari bahwa tidak ada dosa yang terlalu kecil untuk diakui, dan bertobat daripadanya.
- Berkomiten untuk mengambil keputusan-keputusan yang berkenan kepada Tuhan, bukan kepada strategi manusia yang sekalipun jitu namun tidak berkenan kepada Tuhan.
- Melatih diri untuk mengandalkan Tuhan saja, meminta arahan dan tuntunanNya, dan tidak mengandalkan barang-barang kepemilikan ataupun mengandalkan manusia siapa pun itu, sehebat apa pun.
- Cek dan recheck kesombongan rohani:
a. Adakah kemarahan dan sakit hati ketika kita menerima teguran?
b. Apakah kita membalas dengan sikap buruk atau tindakan jahat kepada orang yang menegur kita?
c. Apakah kita menolak bertobat dari apa yang sebenarnya kita telah sadari bahwa hal tersebut tidak berkenan kepada Tuhan?
d. Apakah kita sudah tidak lagi mengandalkan Tuhan? Kita lebih memilih mengandalkan hal-hal lain di luar Tuhan?