Oleh : IL
Amos 8:4-7
Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini dan berpikir: “Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?”
TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: “Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!
Dalam Amos 7 Tuhan menyatakan dosa Israel karena penyembahan berhala, dosa dalam hubungan vertikal dengan Tuhan.
Dalam Amos 8 Tuhan menyatakan dosa Israel yang dilakukan dalam hubungan horisontal, dengan sesama.
Apa saja dosa Israel?
- Menindas sesama yang lemah, miskin, tidak punya kekuatan
- Mengambil keuntungan dengan cara yang licik:
a. Mengurangi ukuran dari standar yang seharusnya (berat, panjang, dan seterusnya)
b. Menaikkan harga dengan tidak seharusnya
c. Menjual barang yang tidak layak - Hanya menjalankan ritual keagamaan tanpa tahu, dan tanpa mau tahu apa esensinya.
Menjalankan sabat tapi hatinya tidak sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan, pikirannya ingin segera melakukan pekerjaan, dan mengambil keuntungan, bahkan dengan menghalalkan segala cara.
Apa yang Tuhan lakukan? Tuhan tidak akan melupakan.
Bahkan dilakukan dengan bersumpah! Artinya sungguh-sungguh serius & akan ada konsekuensinya.
Kesimpulan:
- Cara kita memperlakukan sesama tidak terlepas dari kondisi kerohanian & keterhubungan dengan Tuhan.
- Tuhan sangat peduli dengan apa yang kita lakukan kepada sesama kita, Tuhan tidak lupa selama-lamanya, artinya ada konsekuensi dari apa yang kita lakukan kepada sesama, dan itu berurusan dengan Tuhan sendiri.
Tuhan sendirilah Pembela bagi orang-orang yang lemah, yang tidak mampu membayar pengacara untuk membela.
Aplikasi:
- Bagaimana hubungan kita dengan sesama yang berkekurangan?
- Bagaimana sikap kita ketika menjalankan ibadah?
Apakah merasa terpaksa?
Apakah merasa rugi karena harus menutup tempat usaha? - Bagaimana cara kita berbisnis, apakah memegang teguh standar kebenaran dan keadilan?
- Bangun hubungan dengan Tuhan, pahami nilai-nilai ilahi yang harus kita anut dalam kehidupan kita, (kebenaran, keadilan, belas kasihan, dan seterusnya)
Mazmur 140:12
Aku tahu, bahwa TUHAN akan memberi keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin.