Oleh : IL
1 Samuel 22:7-8
Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya yang berdiri di dekatnya: “Cobalah dengar, ya orang-orang Benyamin! Apakah anak Isai itu juga akan memberikan kepada kamu sekalian ladang dan kebun anggur, apakah ia akan mengangkat kamu sekalian menjadi kepala atas pasukan seribu dan atas pasukan seratus,
sehingga kamu sekalian mengadakan persepakatan melawan aku dan tidak ada seorang pun yang menyatakan kepada ku,
bahwa anak ku mengikat diri dengan anak Isai itu? Tidak ada seorang pun dari kamu yang cemas karena aku, atau yang menyatakan kepada ku, bahwa anak ku telah menghasut pegawai ku melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini.”
1 Samuel 22:18-19
Lalu berkatalah raja kepada Doëg: “Majulah engkau dan paranglah para imam itu.” Maka majulah Doëg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari kain lenan.
Juga penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata pedang; laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba dibunuhnya dengan mata pedang.
Perenungan:
- Ada beberapa hal yang tersirat dari perkataan Saul di atas.
Mari kita simak perkataan raja Saul kepada pegawai-pegawainya tersebut, yaitu para petinggi-petinggi, para kepala pasukan raja.
a. Saul membanding-bandingkan dirinya dengan Daud.
b. Saul memuji-muji jasanya sendiri yang telah memberikan ladang, kebun anggur dan mengangkat sebagai kepala pasukan.
c. Saul mengasihani dirinya (ada 8 kali kata -ku/aku)
- menganggap semua bawahannya berkonspirasi melawan dirinya
- tidak ada seorang pun yang memberitahukan bahwa Yonatan (anak Saul) berpihak kepada Daud.
- tidak ada seorang pun yang mempedulikannya.
- menganggap bahwa Yonatan telah menghasut bawahan Saul untuk melawan Saul.
Semua perkataan Saul berfokus pada dirinya sendiri!
Saul yang karena iri hati :
hidupnya sudah tidak lagi fokus mengemban tugas dari Tuhan menyelamatkan Israel dari musuh-musuhnya.
Sejak ia mendengar pujian kepada Daud jauh melebihi pujian bagi dirinya.
Saul menjadikan Daud sebagai rival nya.. saingan bahkan musuh bebuyutannya sampai akhir hidupnya.
Meskipun ada beberapa kali ada kata penyesalan, namun sampai akhir hidup Saul tidak ada pertobatan yang sungguh-sungguh.
Karena fokus hidupnya hanyalah aku, aku & aku!
- Saul, sebagai raja Israel telah melupakan panggilan Tuhan dalam hidupnya.
Saul tidak lagi memerangi musuh Israel,
malah ia sibuk mengejar-ngejar Daud dan semua orang yang mendukung Daud demi memuaskan ego nya.
Bayangkan, Saul sampai tega memerintahkan membunuh 85 orang imam, dan memunahkan kota Nob, kota tempat tinggal para imam tersebut, baik laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi menyusui, bahkan seluruh ternak-ternaknya.
Betapa kebencian Saul sedemikian besar kepada orang-orang yang dianggap mendukung Daud.
Hal itu dilakukan demi menjaga tahta kerajaan tetap dalam genggamannya.
Seharusnya perlakuan memunahkan sampai ternak-ternaknya dilakukan kepada orang-orang dursila yang mengajak umat Tuhan beribadah kepada dewa-dewa, kepada musuh umat Tuhan (Ul. 13:13-18).
Namun Saul memperlakukan secara demikian orang-orang yang dianggap mendukung Daud.
Bahkan dengan sama sekali tidak takut akan Tuhan, Saul memunahkan imam-imam Tuhan, sampai seluruh keluarga, dan ternak2nya.
Saul bukannya berperang bagi kepentingan Tuhan, ia malah sibuk berperang bagi kepentingannya sendiri, bagi kerajaan pribadi bukan Kerajaan Allah.