Oleh : IL
1 Samuel 30:6-8
Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati,
masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Lalu Daud memberi perintah kepada imam Abyatar bin Ahimelekh: “Bawalah efod itu kepadaku.” Maka Abyatar membawa efod itu kepada Daud.
Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: “Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?” Dan Ia berfirman kepadanya: “Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan.”
Menarik sekali….
Di tengah tekanan yang luar biasa dalam masa pelarian, isteri anak ditawan musuh entah dibawa ke mana, harta dijarah, kota tempat tinggal dibakar habis. Seluruh pengikut, orang-orang yang semula mendukungnya sekarang begitu maraah hendak membunuhnya, melempari dengan batu.
Apa yang Daud lakukan saat sangat terjepit? Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Daud datang pada Tuhan.
Apa yang Daud sampaikan pada Tuhan dalam keadaan genting tersebut?
Apakah keluhan, sungut-sungut? Ternyata tidak!
Dengan ketenangan yang luar biasa, Daud sungguh-sungguh mencari petunjuk pada Tuhan mengenai apakah yang harus ia lakukan. Tentang apakah ia harus mengejar gerombolan tersebut? Dan apakah ia akan berhasil ?
Dan kepastian jawaban Tuhan cukup bagi Daud melangkah dengan teguh di tengah situasi yang mencekam tersebut.
Perenungan:
- Apakah respon kita saat dalam situasi sulit bahkan seperti telur di ujung tanduk?
Apakah seperti pengikut-pengikut Daud yang pedih hati, dan menjadi kalap tidak lagi mau mempedulikan apa yang menjadi maksud Tuhan.
Lalu mau melakukan hal-hal yang jahat, buruk, & tidak takut akan Tuhan mau membunuh Daud, orang yang diurapi Tuhan, yang Tuhan pilih untuk menjadi raja Israel setelah Saul. (kontra rencana Tuhan).
Ataukah seperti Daud yang karena Daud sungguh-sungguh mengenal Allah-nya, dan sungguh-sungguh menangkap rancangan Tuhan sehingga bisa menguasai dirinya, tidak kalap atau panik.
- Di tengan padang gurun, di tengah ketidak pastian untuk melangkah, Tuhan menunjukkan arah.
Hanya tuntunan Tuhan lah yang dapat membuat tetap kuat melangkah sampai tujuan dengan kemenangan gilang gemilang.
Pengenalan akan Tuhan, akan rancangan Tuhan dalam hidup kita memampukan kita untuk tetap tenang & teguh melangkah dalam tuntunan Tuhan sekalipun dalam ancaman bahaya.
2 Korintus 4:7-9
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.