Setiap Orang Berbuat Apa yang Benar Menurut Pandangannya Sendiri

0
2345

Oleh : Ap

Hakim-Hakim 17:1, 4-6, 12-13 (TB) Ada seorang dari pegunungan Efraim, Mikha namanya.
Tetapi orang itu mengembalikan uang itu kepada ibunya, lalu perempuan itu mengambil dua ratus uang perak dan memberikannya kepada tukang perak, yang membuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu; lalu patung itu ditaruh di rumah Mikha.
Mikha ini mempunyai kuil. Dibuatnyalah efod dan terafim, ditahbiskannya salah seorang anaknya laki-laki, yang menjadi imamnya.
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Mikha mentahbiskan orang Lewi itu; orang muda itu menjadi imamnya dan diam di rumah Mikha.
Lalu kata Mikha: “Sekarang tahulah aku, bahwa TUHAN akan berbuat baik kepadaku, karena ada seorang Lewi menjadi imamku.”

Perenungan
Hakim-Hakim 17-18 Mengisahkan tiga tokoh: Mikha, Bani Dan serta Yonathan bin Gersom.
Mereka semua dikatakan berbuat apa yang benar menurut mereka sendiri.
Tidak dijelaskan kapan kisah ini terjadi tetapi bisa ditafsirkan bila ada Yonathan bin Gersom bin Musa, cucu Musa terlibat didalamnya, kemungkinan waktunya tidak lama setelah Yosua mati karena suku Dan masih belum menguasai wilayahnya (dan rumah Tuhan masih di Silo jadi kemungkinan masih rentang waktu imam Eli dan Samuel).

Hakim-hakim 18:30 (TB) Bani Dan menegakkan bagi mereka sendiri patung pahatan itu, lalu Yonatan bin Gersom bin Musa bersama-sama dengan anak-anaknya menjadi imam bagi suku Dan, sampai penduduk negeri itu diangkut sebagai orang buangan.

Adapun dosa yang mereka perbuat:

  1. Mengatasnamakan Tuhan (Yahweh) dalam melakukan sesuatu padahal perbuatan itu melanggar Firman
    Hakim-Hakim 17:3 Sesudah itu dikembalikannyalah uang perak yang seribu seratus itu kepada ibunya. Tetapi ibunya berkata: “Aku mau menguduskan uang itu bagi TUHAN, aku menyerahkannya untuk anakku, supaya dibuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu. Maka sekarang, uang itu kukembalikan kepadamu.”
  2. Mengkultuskan kaum Lewi sebagai berhala, Mikha menganggap semua orang Lewi bisa menjadi imam
    Hakim-Hakim 17:13 Lalu kata Mikha: “Sekarang tahulah aku, bahwa TUHAN akan berbuat baik kepadaku, karena ada seorang Lewi menjadi imamku.”
  3. Membuat patung berhala, efod dan terafim (sinkretisme)
  4. Suku Dan merampas dan berlaku persis seperti Mikha
  5. Suku Dan tidak mau mengambil daerah bagian yang sudah diundi (ditetapkan Tuhan). Mereka lebih suka mencari daerah yang mudah diduduki dengan usaha yang ringan saja
  6. Keturunan Musa terlibat dalam sinkretisme dan penyembahan berhala

Penerapan
Berkali-kali dituliskan bahwa waktu itu semua orang melakukan apa yang benar menurut pandangan nya sendiri.

Mungkin zaman sekarang sebenarnya sama dengan saat Hakim-Hakim 17-18 terjadi, ada perusahaan besar (raksasa) yang memaksakan pandangannya tentang cinta (love) sesama jenis, mereka menganggap hal itu benar dan menyebarkannya lewat film dan idola-idola (bintang film dan tokoh yang keren).

Ketika anak-anak Tuhan tidak mempunyai acuan hukum dan kebenaran maka kita juga akan melakukan hal yang sama dengan Mikha, suku Dan juga Yonathan.

Kita akan berkata kita berjalan bersama Tuhan, kita mempersembahkan untuk Tuhan, tetapi sebenarnya ada mezbah lain yang didirikan, ada idola lain yang diagungkan, yang terjadi adalah sinkretisme kepercayaan.
Menyembah Tuhan dan menyembah berhala.
Berhala bisa berbentuk manusia (seperti kaum Lewi yang diagungkan menjadi media kepada Tuhan) dan bentuk barang (patung, efod, tempat/wilayah).

Pelajarannya: Ketika kita tidak belajar Firman dan tidak mengetahui kebenaran Firman (seperti yang sudah Yosua peringatkan agar Taurat Tuhan harus selalu dibacakan siang dan malam) maka penyimpangan-penyimpangan akan dipastikan terjadi, saat itu kita akan menjadi serupa dengan dunia ini dan bahkan menyetujui dan mendukung kejahatan moral di dunia ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here