Oleh : IL
Hakim-hakim 17:1-6
Ada seorang dari pegunungan Efraim, Mikha namanya.
Berkatalah ia kepada ibunya: “Uang perak yang seribu seratus itu, yang diambil orang dari padamu dan yang karena itu kauucapkan kutuk — aku sendiri mendengar ucapanmu itu — memang uang itu ada padaku, akulah yang mengambilnya.” Lalu kata ibunya: “Diberkatilah kiranya anakku oleh TUHAN.”
Sesudah itu dikembalikannyalah uang perak yang seribu seratus itu kepada ibunya. Tetapi ibunya berkata: “Aku mau menguduskan uang itu bagi TUHAN, aku menyerahkannya untuk anakku, supaya dibuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu. Maka sekarang, uang itu kukembalikan kepadamu.”
Tetapi orang itu mengembalikan uang itu kepada ibunya, lalu perempuan itu mengambil dua ratus uang perak dan memberikannya kepada tukang perak, yang membuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu; lalu patung itu ditaruh di rumah Mikha.
Mikha ini mempunyai kuil. Dibuatnyalah efod dan terafim, ditahbiskannya salah seorang anaknya laki-laki, yang menjadi imamnya.
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Perenungan:
Peristiwa di atas menunjukkan betapa kacaunya kehidupan orang Israel pada 2 generasi setelah Musa & Yosua.
Ada beberapa pelajaran dari peristiwa di atas:
- Tentang pertobatan vs ketakutan
Ada seorang bernama Mikha mencuri uang ibunya.
Lalu ketika mendengar ibunya mengucapkan kutuk, maka ia menjadi takut lalu mengembalikan uang ibunya.
Sudah jelas tindakan pengembalian uang tersebut bukan karena takut akan Tuhan, tapi takut akan kutukan, dan ini bukanlah pertobatan yang sejati, bukan tindakan berbalik kepada kebenaran, tetapi tindakan untuk tujuan melindungi diri dari tertimpa hal-hal yang buruk. - Tentang standar kebenaran
Pada masa itu di Israel, orang hidup menurut kebenaran sendiri karena tidak mengenal Tuhan, tidak membaca firman Tuhan sehingga tidak ada standar kebenaran yang jadi patokan dalam berpikir & bertindak.
Ibu Mikha merasa takut, anaknya yang mencuri uangnya, mengalami seperti kutukan yang ia ucapkan.
Ia segera mengucapkan berkat untuk anaknya.
Dan berniat menguduskan uang tersebut dengan mempersembahkan untuk Tuhan.
Niat yang baik, namun…..
cara yang dilakukannya malah sangat bertentangan dengan perintah Tuhan!
Ibu Mikha menggunakan sebagian uang tersebut untuk membuat patung, dan menyimpannya di rumah Mikha.
Besar kemungkinan hal tersebut sebagai tindakan agar anaknya terlindungi dari segala hal buruk, segala kutuk yang pernah ia ucapkan.
Patung tersebut di kemudian hari dirampas, diambil dengan paksa oleh suku Dan, kemudian disimpan di kota Lais menjadi sesembahan mereka, dan hal itu berlanjut sampai Tuhan menghukum Israel ke pembuangan (Hakim-Hakim 18).
Mikha sendiri membuat efod dan terafim, dan menunjuk anaknya sendiri, yang bukan keturunan Harun menjadi imam. Hal ini merupakan praktek-praktek yang sangat bertentangan dengan aturan Tuhan yang telah Tuhan berikan lewat Musa yang telah ditulis dalam kitab Taurat.
Kitab Taurat dengan jelas menuliskan agar umat Tuhan tidak membuat patung dalam bentuk apa pun untuk disembah. Dan ada aturan yang sangat ketat mengenai imam yang melayani Tuhan haruslah berasal dari keturunan Harun.
Kemudian datang seorang dari suku Lewi dan ditahbiskan oleh Mikha menjadi imam untuk keluarganya, Mikha memperlakukan dengan sangat baik dan memberikan tunjangan bagi orang Lewi tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa Mikha adalah seorang yang sangat spiritual, namun…..
Apa yang ia perbuat semua bertentangan dengan perintah Tuhan!
Mengapa?
Karena kitab Taurat diabaikan. Tidak ada yang menyelidiki & mengikuti firman Tuhan.
- Tentang tidak ada pemimpin yang mengarahkan untuk mengikuti standar Tuhan.
Menarik sekali….
Frasa “Pada zaman itu tidak ada raja di Israel” disebutkan berulang-ulang sepanjang kitab Hakim-Hakim ini (Hakim-Hakim 17:6; 18:1; 19:1; 21:25), sehingga terjadi kekacauan.
Seperti yang tertulis dalam Amsal 29:18,
Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.
Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
Ketika tidak ada pemimpin yang menerima hikmat dan tuntunan Tuhan, dan membimbing umat Tuhan untuk melakukan perintah-perintah Tuhan… maka umat menjadi liar, mencari jalan mereka sendiri, apa yang masing-masing anggap baik, benar tanpa ada standar!
- Tentang penebusan dosa
Mikha merasa bahwa tindakan pencurian yang dilakukannya akan impas setelah ia mengembalikan uang curiannya tersebut kepada ibunya.
Kemudian Mikha melakukan tindakan-tindakan spiritual, dengan membuat efod dan terafim, mengangkat imam, dan melakukan ritual-ritual agamawi… dan menyangka kalau dosanya sudah beres…
Benarkah?
Ibu Mikha juga merasa sangat bersalah telah mengucapkan kutuk bagi pencuri uangnya.. yang ternyata adalah anaknya sendiri…
Lalu ia melakukan berbagai cara untuk membatalkan kutuk tersebut..
Yaitu dengan membuat patung pahatan dan tuangan…
Seakan-akan “menyogok” Tuhan karena ia merasa sudah berkorban mengeluarkan uang untuk keperluan penyembahan.
Dosa tidak bisa ditebus dengan cara-cara manusia, hanya oleh karya penebusan Kristus di kayu salib lah yang dapat menyucikan manusia dari segala kejahatan dan segala konsekuensi dosa tersebut.
Segala upaya manusia adalah sia-sia bila tidak mengikuti cara yang Tuhan telah berikan.
Aplikasi:
- Menyadari bahwa pertobatan yang sejati adalah
tindakan menyesali, mengakui segala kesalahan, dosa & kejahatan, yang didasari oleh takut akan Tuhan bukan hanya karena takut akan mengalami hal-hal buruk, tindakan berbalik kepada kebenaran, hidup di dalam standar firman Tuhan, dan meninggalkan segala ketidakbenaran, juga bersedia menerima konsekuensi kesalahan yang telah dilakukan. - Menyadari diri sebagai manusia yang telah jatuh dalam dosa,
sehingga kita sama sekali telah kehilangan standar kebenaran.
Tanpa Tuhan, tanpa firmanNya, maka apa yang menurut kita baik dan benar malah membawa kita pada pelanggaran dan menjauhkan kita dari Tuhan.
Roma 3:10-12
seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Mari cari tahu kehendak Tuhan dengan sungguh-sungguh mau menyelidiki firman Tuhan, kemudian menaatinya.
2 Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
- Menyadari pentingnya seorang pemimpin yang berfungsi sebagai wakil Tuhan
yang menangkap dengan benar apa yang menjadi kehendak Tuhan,
yang membimbing mengarahkan orang-orang yang Tuhan percayakan
baik dalam keluarga, pelayanan, pekerjaan dan dalam lingkungan bermasyarakat. - Menyadari bahwa dosa dan kesalahan tidak dapat ditebus dengan upaya manusia.
Segala upaya manusia untuk menebus dosanya malahan membawa kepada dosa yang lebih dalam lagi, yaitu penyembahan berhala!
Dosa manusia hanya dapat ditebus oleh karya penebusan Kristus di kayu salib.
dengan percaya dan menerima Kristus sebagai Juruselamat.
Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Roma 10:9
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.