Oleh : IL
Ayub 19:21-22, 25-29
Kasihanilah aku, kasihanilah aku, hai sahabat-sahabatku, karena tangan Allah telah menimpa aku.
Mengapa kamu mengejar aku, seakan-akan Allah, dan tidak menjadi kenyang makan dagingku?
Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah,
yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena rindu.
Kalau kamu berkata: Kami akan menuntut dia dan mendapatkan padanya sebab perkaranya!,
takutlah kepada pedang, karena kegeraman mendatangkan hukuman pedang, agar kamu tahu, bahwa ada pengadilan.”
Perenungan:
- Ayub memohon dengan sangat kepada sahabat-sahabatnya…sampai 2 kali diulang dalam 1 kalimat “Kasihanilah aku 2x”.
Apa permohonan Ayub kepada sahabat-sahabatnya? Agar mereka berhenti menghakiminya..
Ketiga sahabat Ayub mendesak Ayub mengakui dosa-dosanya di hadapan Allah, mencerca nya sebagai pendosa, penjahat, penipu…
(Mengapa kamu mengejar aku, seakan-akan Allah, dan tidak menjadi kenyang makan dagingku? )
Perkataan-perkataan sahabat-sahabat Ayub yang menyudutkan, ternyata membuat penderitaan Ayub bertambah-tambah….seperti seorang yang dagingnya dimakan oleh pemangsa yang buas…sangat menyakitkan… sangatt pediiihhh.
Sahabat-sahabat Ayub bertindak seakan-akan menjadi jaksa penuntut umum, yang berhak memeriksa duduk perkara Ayub dan siap-siap menuntut (Kalau kamu berkata: Kami akan menuntut dia dan mendapatkan padanya sebab perkaranya!,).
Ayub mengingatkan sahabat-sahabatnya…untuk takut akan Tuhan, karena Tuhanlah satu-satunya Hakim. Yang berhak memutuskan perkara.
Dan ketika sahabat-sahabatnya mengambil hak Tuhan sebagai hakim, maka ada konsekuensinya..yaitu mereka pun akan dihakimi oleh Tuhan, dan akan mendatangkan hukuman (takutlah kepada pedang, karena kegeraman mendatangkan hukuman pedang, agar kamu tahu, bahwa ada pengadilan.”)
- Dalam keterpurukan yang amat dalam, Ayub menguatkan kepercayannya kepada Tuhan, pengharapannya kembali bangkit.
Ayub menyadari bahwa:
a. Tuhan lah yang menjadi Penebusnya.
Allah yang telah menebusnya adalah Allah yang hidup.
b. Tuhan akan bertindak (Ia akan bangkit di atas debu.)
c. Seburuk apa pun kondisinya, maka ia akan melihat Tuhan menjadi Pembela nya.
tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain.
Aplikasi:
- Berhati-hati ketika berbicara dan menasihati seseorang yang sedang di dalam keterpurukan.
Ubah pikiran negatif yang berasumsi buruk tentang orang tersebut, pilih kata-kata yang membangun dan memberi semangat, berikan perkataan Tuhan agar kuasa Tuhan yang bekerja..ada hati yang dibangkitkan untuk kembali menangkap rancangan Tuhan. - Menyadari sungguh-sungguh bahwa kita tidak ditetapkan sebagai hakim bagi sesama kita.
Tuhanlah yang berhak memutuskan perkara dan menentukan hukuman. - Dalam keadaan seburuk apa pun, tetap menguatkan kepercayaan kepada Tuhan.
Bangkitkan pengharapan di dalam Tuhan, dengan memegang janji-janji Firman Tuhan, dan tentu saja dengan terus melakukan ketaatan.
Pengetahuan yang benar tentang Pribadi Tuhan, tentang standar dan nilai-nilai Tuhan, tentang cara kerja -Nya akan memberikan kekuatan untuk terus maju sekalipun dalam keterpurukan.
Mazmur 23:4
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.