Unstoppable

0
264

Oleh : Ily

(BE Kisah Para Rasul 14:1-20)

Di Ikonium pun kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya.
Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu.
Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karunia-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat.
Tetapi orang banyak di kota itu terbelah menjadi dua: ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua rasul itu.
Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu.
Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya.
Di situ mereka memberitakan Injil.
Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.
Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: “Berdirilah tegak di atas kakimu!” Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.
Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: “Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.”
Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara.
Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:
“Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing,
namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.”
Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.
Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka.
Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.
Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota.
Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.

Perenungan:
Di mana pekerjaan Tuhan dilakukan, pasti ada pekerjaan kerajaan kegelapan.
Ada orang-orang yang dipakai kerajaan kegelapan untuk melawan, berusaha menghentikan pelebaran Kerajaan Allah.
(Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu.)

Setelah Paulus dan Barnabas mendemonstrasikan kuasa Tuhan dan menyampaikan kebenaran kepada penduduk kota Ikonium..
Apa yang diperoleh?
Paulus dilempari batu sampai hampir mati!
Lalu diseret ke luar kota karena dianggap sudah menjadi bangkai!

Namun Paulus dan Barnabas tidak mengeluh.. tidak menyesal….tidak kapok…. tidak berhenti….
Dalam keadaan penuh luka berdarah-darah… babak belur sekujur tubuhnya….mungkin sudah sempat pingsan akibat lemparan batu-batu….
diseret….. dan mungkin juga diinjak-injak…..Paulus bangkit lalu masuk ke dalam kota.
Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe…
Kembali memberitakan Injil keselamatan dari Tuhan.. Woww!!!
Paulus tidak menunggu luka-lukanya pulih….
Paulus tidak menunggu situasi lebih kondusif untuk memberitakan Injil…
Ada urgensi yang begitu kuat..
Paulus tidak menunda, ia segera berangkat untuk kembali memberontakkan kebenaran.

Tidak ada yang dapat menghentikannya melakukan pekerjaan Tuhan!

Aplikasi:

  1. Menyadari bahwa saat melakukan pekerjaan Tuhan, akan selalu ada perlawanan dari kerajaan kegelapan. Jangan takut, jangan gentar, jangan melakukan dengan kekuatan kita sendiri tapi lakukan dengan kuasa Tuhan, meminta perlindungan Tuhan.
    Tetap percaya.. sekalipun Tuhan ijinkan hal buruk terjadi.. semua ada dalam kendali Tuhan, dan Tuhan mempunyai maksud atas semua yang terjadi.
  2. Bagaimana kondisi hati kita saat ini dalam melayani Tuhan?
    Adakah kekecewaan karena setelah memberitakan kebenaran dan melakukan kasih kepada orang-orang… yang kita terima malahan sesuatu yang buruk?
  3. Adakah hal-hal yang menghentikan kita melakukan pekerjaan Tuhan?
    Mungkin kita menunggu situasi lebih baik..
    Atau hal-hal lain yang membuat kita tidak lagi melakukan apa yang Tuhan perintahkan?
  4. Berjalan dengan kuasa dan otoritas dari Tuhan..
    Selalu minta hikmat dan kekuatan dari Tuhan, sehingga kita bisa menjadi orang-orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan Kerajaan Allah dengan setia dan taat sampai akhir!
    Tak terhentikan.. unstoppable!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here