Tuhan Ijinkan

0
956

Oleh : IL

1 Samuel 8:7-22
TUHAN berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu.
Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang akan memerintah mereka.” ….
Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: “Tidak, harus ada raja atas kami;
maka kami pun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.” …..
TUHAN berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka.” ….

Ada 3 kali diulang pernyataan Tuhan yang menyuruh Samuel melakukan permintaan bangsa Israel.
Dalam terjemahan NLT sbb
Do everything they say to you (7)
Do as they ask (9)
Do as they say (22)

Apakah yang diminta oleh bangsa Israel?
Meminta agar ada seorang raja yang memerintah mereka.

Apa alasan bangsa Israel meminta raja?
Agar sama seperti segala bangsa-bangsa lain.

Apa tugas yang akan dilakukan raja tersebut?
Menghakimi & memimpin dalam perang.

Bagaimana respon Samuel ketika mendengar hal tersebut?
Merasa kesal, merasa tertolak (6b, 7b).

Apa yang kemudian Samuel lakukan?
– Berdoa kepada Tuhan (6c)
– Menyampaikan kembali perkataan Tuhan kepada orang Israel (10-18)

Apa respon orang Israel ketika mendengar perkataan Tuhan tentang konsekuensi dari meminta raja?
Orang Israel bersikokoh tetap ingin dipimpin seorang raja (19)

Apa yang Samuel lakukan?

  • Kembali menyampaikan kepada Tuhan (21)
  • Kembali menyampaikan perkataan Tuhan kepada orang Israel (22b)

Perenungan:

Sebagai bangsa pilihan, satu-satunya bangsa saat itu yang dipilih Tuhan menjadi umat-Nya, Israel berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Israel memiliki Yahweh, TUHAN Allah semesta alam yang secara langsung menjadi Pemimpin, Raja mereka.
TUHAN sendiri yang membawa keluar Israel dari Mesir dengan disertai tanda mujizat yang luar biasa.
TUHAN sendiri yang menyertai, menaungi, menyediakan segala kebutuhan umat-Nya selama berjalan di padang gurun sebelum masuk tanah perjanjian.
Dan TUHAN sendiri yang memimpin peperangan sehingga tanah Kanaan dapat didiami oleh orang Israel.

Namun setelah beberapa generasi tinggal di tanah pusaka pemberian Tuhan, Israel kehilangan jati diri mereka.
Tidak lagi bangga punya Raja Sang Pencipta, Sang Pembebas.
Mereka “malu” tidak memiliki seorang yang duduk di tahta kerajaan, yang bisa memerintah di medan perang.
Intinya: Umat Tuhan merasa malu karena berbeda, dan ingin sama dengan dunia.

Dan TUHAN ijinkan!


Lewat peristiwa ini, ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil:

  1. Ketika Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi, belum tentu itu adalah rancangan Tuhan, bisa jadi karena kekerasan hati kita.
    Jd berhati-hatilah tidak selalu jalan yang Tuhan ijinkan adalah jalan yang Tuhan mau untuk kita ikuti.
  2. Perkataan Tuhan ketika Israel meminta seorang raja: “sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak,
    supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka. (7b)

=> Hati-hati terhadap keinginan atau permintaan yang sebenarnya merupakan penolakan terhadap Tuhan,
atau keinginan untuk keluar dari tatanan terbaik yang telah Tuhan atur. Ketika kita ngotot, Tuhan tidak akan menghalangi!

  1. Sebagai umat Tuhan, kita dipisahkan, dibedakan, dikuduskan untuk pekerjaan Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan.
    Sikap, gaya hidup, bahkan hasrat keinginan umat Tuhan pun berbeda dari dunia.
    Umat Tuhan tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tapi mendedikasikan hidupnya untuk kemuliaan Tuhan.
    Ketika umat Tuhan memiliki keinginan untuk sama dengan dunia, mengagumi kehidupan di luar Tuhan, maka itu tanda bahwa TUHAN sudah bukan lagi menjadi Tuhan yang memerintah.
    TUHAN tidak lagi menjadi Tuan yang berdaulat dalam kehidupannya.

Ketika mata dan hati kita mulai mengagumi dunia dan apa yang ditawarkannya, saat itulah kita sudah kehilangan kekaguman kepada Tuhan.

Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

1 Yohanes 2:17
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here