Oleh : AP
Kejadian 8:13-19 (TB) Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.
Dalam bulan kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering.
Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh:
“Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu;
segala binatang yang bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup: burung-burung, hewan dan segala binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi.”
Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya.
Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu.
Perenungan
Nuh sudah tahu air sudah mulai surut setelah ia melihat tunas daun pohon zaitun yang tumbuh dan dibawa seekor merpati.
Ia kemudian menunggu lagi…menunggu lagi…dan ia tahu air sudah surut tetapi ia tetap menunggu sampai Tuhan menyuruhnya keluar.
Penerapan
Saya tahu sekarang saatnya yang tepat…tapi apakah saya mau menunggu seperti Nuh yang baru keluar setelah Tuhan perintahkan: “Sekarang Nuh …”
Bahkan binatang-binatang pun taat pada Firman-Nya.
Jangan tanyakan: “sekarang..Tuhan? sekarang? Nanti terlambat, Tuhan…Nanti telat,….Kapan lagi Tuhan….Harus sekarang pastinya…Hari ini seharusnya…Kok Tuhan belum suruh keluar..sudah pengap, nih…
Atau mungkin ada tekanan-tekanan dari luar, dari samping, dari atasan dan bawahan (kalau bagi Nuh mungkin binatang-binatang sudah resah dan mengaum ingin keluar).
Apakah kita masih mau menunggu sampai Tuhan mengatakan: ” Sekarang, anakKu…sekarang.