Miskin VS Berkelimpahan

0
518

Oleh : IL

Bacaan: Amsal 19

Beberapa ayat dalam amsal 19 menuliskan tentang betapa tidak nyaman dan sangat menyedihkan menjadi orang yang miskin.

Namun seperti bertolak belakang, amsal ini dibuka dengan kalimat:
(1) Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal.

Jadi, apa maksudnya penulis amsal seakan “memuji” orang miskin di awal, tapi selanjutnya menuliskan hal-hal yang menyedihkan yang dialami orang miskin?
Mungkin penulis amsal ingin mengklarifikasi, bahwa amsal ini bukan bertujuan untuk mengagung-agungkan kekayaan karena ada orang yang menjadi miskin bukan karena kesalahannya, misal akibat bencana alam.
Dalam hal ini, penulis amsal memuji integritas orang tersebut.

Namun selanjutnya penulis amsal memberikan penekanan kepada orang yang menjadi miskin akibat kesalahannya sendiri.

Apa saja kesalahan yang dilakukan seseorang yang dapat menyebabkan jatuh miskin?

  1. Tidak punya pengetahuan
    (Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik;)
    Mungkin orang tersebut sudah bekerja dengan rajin, namun karena ia hanya menekankan kegiatan fisik tanpa memperlengkapi diri dengan pengetahuan yang cukup, maka hasilnya tidak maksimal, bisa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
    Atau akibat tidak memiliki pengetahuan mengelola keuangan akibatnya besar pasak daripada tiang.
  2. Tergesa-gesa (orang yang tergesa-gesa akan salah langkah).
    Ketika tanpa pertimbangan matang mengambil langkah investasi, seseorang bisa jatuh miskin.
    Mungkin salah perhitungan, atau bisa juga masuk dalam penipuan orang lain.
  3. Kebodohan
    (Kebodohan menyesatkan jalan orang)
    Ketika mengambil jalan yang sesat, seseorang bisa jatuh dalam perangkap yang mengakibatkan hartanya habis.
    Misalnya akibat berzinah dengan perempuan sundal.
  4. Kemalasan
    Tidur pada waktu seharusnya bekerja.
    Memulai pekerjaan tapi tidak menyelesaikannya. (Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak)
    (Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut.)

Manusia diciptakan dengan akal budi, dirancang untuk berkarya bagi Tuhan.
Namun ketika seseorang memilih mengisi kehidupannya hanya untuk bersenang-senang, memilih banyak bermain-main daripada bekerja,
menghindari tugas tanggung jawabnya, selalu ingin yang enak-enak saja tanpa mau membayar harga.
Bermalas-malasan daripada berusaha. Maka hasilnya adalah ……..Tidak ada!

  1. Kelambanan
    (dan orang yang lamban akan menderita lapar.)
    Dalam amsal ini, bukan hanya orang yang malas saja yang diperingatkan, namun orang yang bekerja … tapi lamban, lambat.

Apa yang menyebabkan seseorang lamban dalam bekerja?
Yang paling utama adalah karena hatinya enggan.
Ketika ada keengganan, ketidak sukaan melakukan sesuatu, seorang yang paling cekatan sekalipun akan bertindak lambat.
Jadi kelambanan ada hubungan dengan hati.
Ketika hati seseorang tidak suka, tidak rela melakukan pekerjaan, maka ia tidak akan sungguh-sungguh meningkatkan pengetahuan, kemampuan (ability) & keahlian (skill) dalam melakukan pekerjaan tersebut.

Ketika seorang tidak terlalu mampu, namun ada gairah dalam bekerja, maka ia akan terus mempelajari cara terbaik melakukan pekerjaannya,
lama kelamaan, ia akan terlatih, mahir dan cekatan, ia dapat melakukan dengan lebih cepat, sehingga hasil pekerjaannya semakin baik dan banyak.

Mengapa kelambanan ini bukan sesuatu yang sepele, yang dapat dianggap enteng?
Bukankah hanya soal keinginan dan kehendak seseorang saja?
Penulis amsal memperingatkan dengan serius apa akibatnya bila seseorang tidak sungguh-sungguh melakukan suatu pekerjaan.
Dikatakan … orang yang lamban akan menderita lapar.

Penulis amsal juga memaparkan tentang kerugian-kerugian yang dialami ketika seseorang dalam keadaan miskin.
Apa saja kerugiannya?

  1. Ditinggalkan sahabatnya, sahabat-sahabatnya menjauhi dia.
    (Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi.)
    Saat menempuh pendidikan, banyak teman yang begitu akrab bersama-sama bermain.
    Saat memasuki usia dewasa, telah menyelesaikan pendidikan, beberapa pemuda masih tidak siap, masih suka menghabiskan waktu untuk bermain, tidak mau sungguh serius bekerja, berkarya.
    Sementara teman-temannya semakin maju dalam karir dan usaha mereka, ia tertinggal makin jauh di belakang, semakin terpuruk dalam hal keuangan.
    Konsekuensi yang ia hadapi ialah… orang memandang ia rendah, bahkan sahabat-sahabat pun tidak respect dan mulai menjauhinya.
  2. Dibenci oleh semua saudaranya.
    Mengapa semua saudara membencinya?
    Karena kekurangan mengakibatkan ia tidak dapat menopang kehidupannya dan keluarganya.
    Ia mengandalkan pertolongan dari saudara-saudaranya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sekolah anak-anaknya, dan seterusnya.
    Sementara saudara-saudaranya bekerja keras, ia hanya datang dan menuntut dibantu dikasihani tanpa mau berusaha lebih keras.

Ada beberapa hal lain yang diperingatkan oleh penulis amsal, yang tidak secara langsung menyebabkan kemiskinan, namun mengakibatkan segala hal buruk terjadi dalam kehidupan seseorang, sebagai berikut :

  1. Menjadi saksi palsu demi mendapatkan keuntungan
    (Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa.)
  2. Kebebalan
    (Kemewahan tidak layak bagi orang bebal.)
  3. Bertindak kurang ajar, tidak menghargai otoritas
    (apalagi bagi seorang budak (tidak layak) memerintah pembesar.)
  4. Mengabaikan didikan, tidak menghormati orangtua
    (Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya.)
  5. Ketidak sehatian dan ketidak rukunan pasangan suami isteri
    (dan pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik.)
  6. Tidak percaya bahkan mengejek Firman Tuhan
    (Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati.)
  7. Pencemooh
    Saat dinasihati, diingatkan, dididik, ditegur, pencemooh selalu memiliki alasan untuk tidak mengoreksi dirinya.
    Mungkin ia akan berbalik memperlihatkan kekurangan orang yang menasihatinya.
    Sehingga keadaannya tidak berubah, tidak ada kemajuan, bahkan semakin terpuruk dalam kebodohannya.
    Bahkan saat menerima hukuman pun ia tidak semakin bijak, malah orang lain yang melihatnya yang mengambil pelajaran & menjadi insaf.
    (Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf.)
    Anak yang menganiaya ayahnya atau mengusir ibunya, memburukkan dan memalukan diri.

Proverbs 19:27
If you stop listening to instruction, my child, you will stray from the words of knowledge.

  1. Cepat marah
    (Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya.)

Hal-hal yang perlu diperhatikn agar mendapat hidup berkelimpahan:

  1. Rajin bekerja, dan bijak mengelola keuangan
    (Kekayaan menambah banyak sahabat.)
  2. Tidak sulit untuk menyalurkan berkat dari Tuhan
    (Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi.)
  3. Suka mencari hikmat & pengertian.
    Hikmat dan pengertian tidak diperoleh dengan usaha manusia, bukan didapat lewat membaca banyak buku.
    Satu-satunya cara adalah lewat hidup takut akan Tuhan & melalui pengenalan akan Tuhan, dimulai dari membaca Firman Tuhan & melakukannya dengan segenap hati.
    (Siapa memperoleh akal budi (wisdom), mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian (understanding), mendapat kebahagiaan.)

Amsal 9:10
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.

  1. Memiliki kebijaksanaan,
    sehingga hidupnya tidak dikuasai emosi, mampu bersikap sabar & dapat mengampuni.
    (Akal budi (discretion – kebijaksanaan) membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.)
  2. Bijak saat mencari pasangan hidup
    (Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN.)
  3. Memiliki belas kasihan
    (Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.)
  4. Mendidik anak dengan benar
    (Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.)
  5. Memiliki kerendahan hati untuk menerima nasihat, ajaran, didikan
    (Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.)
  6. Melibatkan Tuhan dalam pengambilan keputusan
    Menyadari bahwa Tuhan lah yang memegang kendali kehidupan kita.
    (Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.)
  7. Setia, jujur, berintegritas sekalipun harus membayar harga
    (Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.)
  8. Hidup takut akan Allah
    (Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.)

Amsal 19 ini ditutup dengan beberapa peringatan keras yang kembali diulang untuk memberikan penekanan, sebagai berikut:

  1. Jadilah pelaku firman!
    Percuma bila hanya mendengar tapi tidak melakukan
    (Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau (masih) menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan.)
  2. Berintegritas, jujur, tunduk pada hukum
    (Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum dan mulut orang fasik menelan dusta.)
  3. Berhati-hati untuk tidak menjadi pencemooh, untuk tidak jadi orang yang bebal
    (Hukuman bagi si pencemooh tersedia dan pukulan bagi punggung orang bebal.)

Yohanes 10:10b
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here