Oleh : IL
Ayub 26:1-4
Tetapi Ayub menjawab:
“Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat, dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak berdaya!
Alangkah baiknya nasihatmu kepada orang yang tidak mempunyai hikmat, dan pengertian yang kauajarkan dengan limpahnya!
Atas anjuran siapakah engkau mengucapkan perkataan-perkataan itu, dan gagasan siapakah yang kaunyatakan?
Kalimat di atas bukanlah pujian dari Ayub kepada sahabat-sahabatnya.
Sebaliknya itu adalah sindiran keras yang menyatakan bahwa apa yang dikatakan oleh sahabat-sahabatnya bukan hanya tidak membuat Ayub lebih baik, sebaliknya malah menjatuhkan, menghakimi tanpa bukti, menghujam Ayub dengan hujatan-hujatan tanpa alasan.
Sampai Ayub dengan terang-terangan menyebut sahabat-sahabatnya sebagai “penghibur sialan/tidak berguna/parah/menyedihkan”
Job 16:2
“I have heard many such things; miserable comforters are you all.
Perenungan:
Apa yang dikatakan sahabat-sahabat Ayub tidak didasarkan atas kebenaran.
Pandangan-pandangan mereka awalnya terdengar rohani yang menyatakan siapakah manusia di hadapan Allah.
Memang benar bahwa manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan Allah Pencipta sehingga selayaknya manusia takut dan gentar kepada Tuhan Allah Pencipta.
Namun perkataan-perkataan sahabat-sahabat Ayub dilanjutkan dengan suatu pemikiran yang bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan,
dan alur pembicaraan yang kadang bertentangan satu sama lain.
Dalam Ayub 4:17-21 Elifas mengatakan bahwa sepertinya Allah tidak akan menghargai apa pun yang manusia lakukan, bahwa Allah akan berbuat sekehendak hatinya menghancurkan apa pun yang Ia mau.
Tapi secara kontradiktif (bertentangan) dengan pernyataan sebelumnya, Elifas juga mengajak Ayub untuk mencari Allah…. Tentu saja ini hal positif di antara sekian banyak penghakiman yang dituduhkannya pada Ayub.
Ayub 5:8
Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.
Demikian juga Bildad, perkataannya dalam Ayub 8:5-7 berusaha memberikan penghiburan kepada Ayub:
Tetapi engkau, kalau engkau mencari Allah, dan memohon belas kasihan dari Yang Mahakuasa, kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu.
Maka kedudukanmu yang dahulu akan kelihatan hina, tetapi kedudukanmu yang kemudian akan menjadi sangat mulia.
Namun dalam pasal 25 Bildad mengatakan bahwa manusia hanya seperti cacing, atau serangga yang tidak berharga di mata Tuhan.
Ini sungguh membingungkan…
Dengan lantang Ayub menanyakan kepada sahabat-sahabatnya tersebut. Atas anjuran siapakah engkau mengucapkan perkataan-perkataan itu, dan gagasan siapakah yang kaunyatakan?
Kesimpulan:
Teori-teori, filsafat yang tidak dibangun di atas dasar kebenaran seringkali merupakan tipu muslihat si iblis.
Berujung penolakan manusia kepada Tuhan Allah Pencipta, yang telah menebus manusia.
Aplikasi:
- Mari tundukkan pola pikir, cara pandang kita selaras dengan pikiran Tuhan.
Setiap hal yang kita percayai harus dilandasi oleh kebenaran Firman Tuhan, dengan diterangi oleh hikmat Roh Kudus, bukan atas pemikiran sendiri.
2 Korintus 10:5
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
- Penghiburan apakah yang kita berikan kepada keluarga, saudara, atau teman kita?
Apakah sekedar perkataan & pemikiran manusia, ataukah perkataan Allah yang berkuasa memerdekakan?
Mari bawa kepada Tuhan Allah yang hidup yang memerdekakan.
2 Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2 Korintus 3:14-17
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.