Oleh : IL
Nats: 1 Samuel 8:1-7
Setelah nabi Samuel menjadi tua, maka anak-anaknya diangkatnya menjadi hakim.
Namun..tidak seperti ayah mereka, anak-anak nabi Samuel adalah hakim-hakim yang korup, suka akan suap, memutar balikkan keadilan…
Tua-tua Israel berkumpul datang kepada nabi Samuel mengemukakan bahwa nabi Samuel sudah tua dan anak-anaknya tidak hidup sama seperti Samuel..kemudian…sebagai solusinya… mereka meminta seorang raja!
Alasan yang dikemukakan tua-tua Israel:
- Nabi Samuel sudah tua
- Anak-anak nabi Samuel adalah hakim-hakim yang korup
- Semua bangsa-bangsa sekitar memiliki raja untuk memerintah rakyatnya, hanya Israel saja yang tidak punya raja.
Woww.. alasan yang sangat masuk akal!
Tapi…mengapa hal itu membuat nabi Samuel kesal?
Apakah karena nabi Samuel tersinggung karena tua-tua Israel menolak anak-anak nabi Samuel?
Ternyata bukan seperti itu…
Sejak keluar dari Mesir, Israel dipimpin langsung oleh Tuhan masuk tanah perjanjian.
Tuhan menunjuk Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.
Musa sebagai alat Tuhan, menerima instruksi-instruksi dan arahan langsung dari Tuhan.
Demikian juga Yosua, menjadi pemimpin Israel di bawah Tuhan sendiri sebagai Panglima Balatentara Tuhan (Yosua 5:13-14).
Pada jaman setelah Yosua wafat, Israel begitu cepatnya meninggalkan Tuhan, dan hal itu mengakibatkan keterpurukan.
Israel malah dijajah oleh bangsa-bangsa penduduk Kanaan yang seharusnya mereka tumpas habis.
Pada saat Tuhan membangkitkan hakim-hakim, Israel berhasil bangkit, namun kembali jatuh dalam penyembahan berhala dan kembali terpuruk.
Ada satu masa pada jaman nabi Samuel, Israel berbalik kepada Tuhan (1 Samuel 7:3-4), namun hal itu tidak berlangsung terus..
Israel kemudian meminta seorang raja.. mereka sama sekali tidak merasa bangga menjadi bangsa pilihan Tuhan Pencipta,
yang berbeda dengan bangsa-bangsa manapun di dunia, di mana Tuhan Allah sendiri yang menjadi Raja mereka..
sebaliknya… mungkin mereka merasa malu.. mereka ingin seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka.
Tuhan sendiri mengatakan bahwa keinginan orang Israel tersebut merupakan sebuah penolakan kepada Tuhan!
penolakan terhadap kepemimpinan Tuhan atas Israel, penolakan terhadap Allah mereka yang telah membawa keluar dari Mesir,
dan memberikan tanah pusaka kepada mereka! Ckckckck….
1 Samuel 8:7
TUHAN berfirman kepada Samuel:
“Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak,
tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Tuhan mengabulkan permintaan orang Israel tersebut.. sebuah permintaan yang sebetulnya merupakan penurunan..
Jauh lebih rendah dari rancangan Tuhan yang semula. Sebuah degradasi…sungguh amat disayangkan sekali…
Aplikasi:
- Hati-hati dengan keinginan kita.
Ada keinginan-keinginan yang terlihat sangat masuk akal…
namun sebetulnya didasari penolakan akan Tuhan,
menolak Tuhan menjadi raja dalam kehidupan kita,
menolak aturan-aturan Tuhan,
menolak tuntunan dan arahan Tuhan.
Be careful!
Check dan recheck, apakah permintaan kita adalah sesuatu yang berkenan kepada Tuhan, ataukah sebaliknya.
Jadikan Firman Tuhan sebagai patokan.
2 Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
- Apakah kita bangga sebagai umat pilihan Tuhan, yang memiliki Tuhan yang selalu peduli dan menyertai, Tuhan yang bersedia menuntun memberikan hikmat kepada yang datang kepadaNya?
Ataukah sebaliknya…
Kita merasa tertekan sebagai umat Tuhan, yang sepertinya banyak batasan dan aturan yang mengungkung..
kita terkagum-kagum dengan gaya hidup orang-orang di luar Tuhan? - Apakah kita sebagai umat Tuhan telah sungguh-sungguh menjadikan Tuhan sebagai Raja, Penguasa dalam kehidupan kita.. di mana hidup kita diselaraskan dengan kehendak Tuhan?
Ataukah malah seringkali kita yang memaksa Tuhan mengikuti apa yang menjadi keinginan kita? - Menyadari bahwa rancangan Tuhan itu adalah yang terbaik.
Dan meminta hal yang di luar rancangan Tuhan berarti memilih yang lebih rendah, menolak yang terbaik terjadi dalam kehidupan kita.