Menjadi Berkat Atau Laknat

0
1058

Oleh : IL

Samuel 13 menuliskan sebuah aib dalam keluarga raja Daud, dan itu terjadi setelah peristiwa Batsyeba.

Amnon, anak sulung raja Daud, sang putra mahkota, sangat menginginkan adik tirinya, Tamar.
Menurut hukum Musa, untuk mengawini adik/kakak meskipun saudara tiri itu dilarang, karena masih ada hubungan darah.

Imamat 18:9
Mengenai aurat saudaramu perempuan, anak ayahmu atau anak ibumu, baik yang lahir di rumah ayahmu maupun yang lahir di luar, janganlah kausingkapkan auratnya.

Dan Amnon dengan menggebu-gebu memupuk perasaan “cinta” yang salah tersebut, ia sangat tergoda sampai jatuh sakit..ckckckck…

Kemudian muncul sepupunya, yaitu Yonadab, “penasihat lihai” yang seakan-akan peduli, namun sebenarnya menjerumuskan.

Dengan skenario Yonadab, Amnon “berhasil” memuaskan hawa nafsunya kepada Tamar. padahal Tamar sudah dengan sangat bijak mengingatkan Amnon, kakak tirinya itu. Kemudian dengan kebencian yang luar biasa, Amnon mengusirnya bahkan sampai menyuruh anak buahnya mengunci pintu di belakangnya.

Kejadian ini kemudian diketahui raja Daud dan membuatnya sangat marah. Namun tidak ada catatan apa pun mengenai tindak lanjut yang dilakukan raja Daud, ayah Amnon & Tamar.
Besar kemungkinan Daud tidak berbuat apa-apa untuk menyelesaikan masalah ini. Kasus ini sepertinya ditutup begitu saja.
Absalom, kakak kandung Tamar, tidak mau berbicara apa pun dengan Amnon, sepertinya Absalom hanya berusaha menghibur adiknya.

2 tahun kemudian terjadilah pembunuhan itu. Amnon dibunuh oleh Absalom karena telah memperkosa Tamar.
Kebencian yang dipendam selama 2 tahun, dibalaskan pada hari itu. Kemudian Absalom, yang juga adalah cucu raja Gesur, lari ke rumah kakeknya.

Perenungan:

  1. Hukum Tuhan yang diberikan lewat Musa melarang menikahi saudara kandung, saudara tiri seayah atau seibu.
    Amnon yang sudah tahu hukum Musa tersebut memilih mengikuti kedagingannya daripada mengikuti hukum Tuhan.
    Amnon terus memupuk perasaan tertarik kepada seseorang yang sesungguhnya tidak diperbolehkan oleh hukum Tuhan.
    Padahal banyak gadis-gadis lain di luar, yang tentu saja halal untuk menjadi isteri Amnon.
    Ketidak tundukkan pada Tuhan mengakibatkan seseorang merasa menderita karena larangan-larangan Tuhan.

“Cinta” Amnon kepada Tamar bukan kasih yang sejati, itu hanyalah nafsu kedagingan.
Ciri2 nafsu:
a. hanya memikirkan diri sendiri, dan tidak memedulikan dampak tindakannya kepada orang yang ia anggap “sangat dicintai” itu.
b. mudah hilang, bahkan sekejab bisa menjadi benci.

Nafsu kedagingan yang dipupuk, pasti akan berbuah dosa.

  1. Peristiwa diperkosanya anak perempuan raja Daud, Tamar dengan pelaku kakak tirinya sendiri, anak sulung raja Daud, sungguh merupakan aib yang sangat memalukan. Namun, karena tidak adanya penyelesaian kasus tersebut, maka terjadilah pembunuhan berencana terhadap Amnon, pelaku pemerkosaan, oleh Absalom, kakak korban, anyg juga adik tiri pelaku.

Terjadilah perkataan Tuhan seperti yang disampaikan nabi Natan.
“Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. ….. (2 Samuel 12:10-11)

Ternyata dosa raja Daud, pembunuhan Uria sekalipun sudah diakui, sekalipun Daud sudah mengakuinya dan bertobat,
ada konsekuensi yang harus ditanggung, yaitu pedang tidak akan menyingkir dari keturunan raja Daud..
Sampai kapan? Selamanya! Bahkan yang paling menyesakkan adalah… malapetaka itu datangnya dari dalam, dari kaum keluarga raja Daud sendiri..

  1. Raja Daud, seorang yang menegakkan keadilan dan kebenaran atas seluruh Israel (2 Samuel 8:15), gagal menegakkan keadilan dan kebenaran dalam keluarganya. Kejahatan anak sulungnya, Amnon, tidak ditindaklanjuti. Anak perempuannya, Tamar pun tidak mendapat pembelaan sebagaimana mestinya. Kemarahan raja Daud berhenti pada ungkapan perasaan sangat marah yang dapat dirasakan oleh orang-orang sekitarnya, tapi tanpa turun tangan memperbaiki keadaan, tanpa ada tindak koreksi apa pun.
    Hal ini pasti sangat mengecewakan bagi Tamar, juga Absalom, kakak Tamar. Setelah kejadian Batsyeba, pembunuhan Uria, kemudian perkosaan Tamar oleh Amnon…integritas raja Daud mulai menurun di mata anak-anaknya.
    Tanpa bermaksud membenarkan tindakan Absalom, namun salah satu penyebab pembunuhan Amnon oleh Absalom adalah karena Daud tidak bertindak sebagaimana seharusnya sebagai seorang raja Israel, juga sebagai kepala keluarga.

Aplikasi:

  1. Jangan memupuk keinginan daging, latih diri untuk hidup dipimpin roh dengan belajar menundukkan diri pada Firman Tuhan.
    Ketika seorang rela tunduk pada perintah-perintah dan larangan-larangan Tuhan, itu bukan saja akan menjauhkannya dari malapetaka dan kebinasaan namun akan memberikan hidup yang berkelimpahan dalam Tuhan. Menjadi berkat, bukan laknat.

Galatia 5:16
Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

Roma 8:13
Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

  1. Jangan bermain-main dengan dosa, menganggap remeh dosa karena cukup dengan mengaku dosa maka Tuhan akan mengampuni.
    Ada konsekuensi yang harus ditanggung, apa yang ditabur itulah yang akan dituai.
    Dampak dosa tidak hanya ditanggung oleh pribadi yang bersangkutan, namun ada dampak ke generasi-generasi berikutnya.

Hosea 8:7a
Sebab mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung;

Galatia 6:7-8
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh,
ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

  1. Sebagai kepala keluarga, perhatikan dengan serius masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga.
    Minta hikmat Tuhan untuk setiap tindakan penyelesaian yang akan diambil. Jangan biarkan masalah berlarut-larut, mendiamkan seakan-akan dapat selesai dengan sendirinya. Bergerak sesuai rancangan Tuhan, berjalan dalam otoritas dan kuasa yang Tuhan sudah berikan, menjadi agen perubahan dalam keluarga.

Jangan nomor dua kan peran dalam keluarga, karena itu amanat utama bagi setiap kepala keluarga, menjadi imam dalam keluarga, membawa semua anggota keluarga finishing well, menggenapi rancangan Tuhan sampai akhir, sampai tiba di rumah Bapa yang kekal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here