Man Does’t Live By Bread Alone …. But……..

0
11

Oleh : IL

Ulangan 8:2-6

Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini
dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.
Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.

Perenungan & aplikasi:
Nats di atas adalah kutipan perkataan terakhir Musa kepada bangsa Israel sebelum Musa meninggal, menjelang masuknya bangsa Israel ke tanah perjanjian.
Bila kita simak.. perkataan di atas bukan hanya sekedar nasihat dari seorang pemimpin, tapi.. itu adalah peringatan mengenai esensi hidup setiap manusia…
Ya! Setiap manusia ciptaan Allah..
baik ia sebagai umat yang mengenal Tuhan maupun yang belum mengenal Tuhan.

Allah Pencipta TIDAK MERANCANGKAN manusia menjadi seperti binatang yang hanya mengejar makanan, minuman… atau sekedar berfokus pada apa yang dapat dipakai!
NO!
Musa dengan tegas menuliskan bahwa… “manusia hidup bukan dari roti saja”.
Dan perkataan yang sama diucapkan juga oleh Tuhan Yesus ketika pencobaan di padang gurun, seperti dicatat dalam Injil (Matius 4:4; Lukas 4:4), dan tentu saja perkataan itu dicatat bukan hanya ditujukan kepada iblis si pencoba, namun terutama kepada kita semua para pembaca Injil tersebut.

Manusia sering kuatir dan berfokus kepada apa yang akan dimakan.. apa yang akan dipakai.. pada level terendah, kekuatiran tersebut berhubungan dengan bertahan hidup… kemudian masuk ke level kesenangan, keinginan… ingin makan enak.. pakaian bagus… kendaraan yang lebih nyaman.. atau berkaitan dengan persaingan hidup… kuatir & tidak ingin dipandang rendah oleh orang lain.. apa kata orang kalau saya pakai baju, sepatu atau tas ini?
tetangga pakai motor atau mobil baru, sementara saya masih pakai motor butut, dan seterusnya…
Hidup manusia seringkali berfokus pada apa yang dimakan, minum, pakai.
Firman Tuhan mengingatkan bahwa… Itulah yang dicari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan!

Lukas 12:29-30
Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.
Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.

Musa mengingatkan …. selama 40 tahun perjalanan di padang gurun… meskipun Tuhan ijinkan umatNya sempat mengalami lapar….
namun bukankah masih hidup sampai saat itu?
Meskipun setiap hari makan manna.. roti dari surga.. namun sama sekali tidak kekurangan gizi… tidak sakit….
Meskipun berjalan terus selama 40 tahun… tetapi kakinya tidak bengkak.. bahkan pakaian & sepatu yang dipakai pun tidak menjadi buruk… tidak menjadi compang-camping…. (Ulangan 8:4) itu mujizat pemeliharaan Tuhan!

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.
Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah.
Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu! (Lukas 12:22-24)

Jadi……
Apakah esensi hidup setiap manusia?
Yaitu untuk mengikuti apa yang Penciptanya kehendaki!
Itulah yang membuat seseorang mengalami hidup yang sesungguhnya!

Bukan hidup yang hanya mengisi hari-hari, bulan dan tahun….
Bukan hidup yang hanya mengejar kepuasan diri….
Bukan hidup yang dihabiskan untuk menimbun harta, mengejar tahta & hal-hal sementara yang pasti akan ditinggalkan….
Bukan hidup untuk mencapai seperti yang kita cita-citakan, yang kita pikir terbaik…
Tetapi…..
Hidup yang berfungsi sesuai dengan apa yang dirancangkan Allah Pencipta…

Manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN!
Saat Tuhan berfirman… yang tidak ada menjadi ada… Tuhan mampu mengadakan apa yang kita perlukan…

Saat terlihat tidak ada jalan lagi, semuanya tidak mungkin….
Tuhan bertanya… adakah mustahil bagiKu? Adakah yang mustahil bagi orang yang percaya?
Tuhan menyediakan mujizatNya bagi yang percaya kepadaNya.

Saat bingung… kehabisan akal…
Tuhan berfirman.. mintalah hikmat maka Aku akan memberikan tanpa membangkit-bangkit!

Saat lemah… firmanNya memberikan kekuatan baru.
Saat cemas gelisah… Tuhan sanggup mengubah menjadi damai sejahtera yang melampaui segala akal..

Mari hidup menjadikan firmanNya sebagai otoritas tertinggi..
Mari menaati apa yang menjadi kehendak & arahan Tuhan lebih dari menaati kehendak kita dan kehendak lain di luar kehendak Tuhan.
Mari meminta hikmat & tuntunanNya sebagai sesuatu yang urgent dalam setiap keadaan, setiap waktu… bukan hanya saat kepepet saja.
Mari kita berdoa seperti Samuel ……
“Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” (1 Samuel 3:10b)
(AMP) Speak, Lord, for Your servant is listening.
Mari menjadikan janjiNya sebagai yang lebih pasti daripada segala fakta yang terlihat…

2 Korintus 5:7
— sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here