Insecure

0
489

Oleh : IL

Amsal 28:1
Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.

Perenungan:
Salah satu kebutuhan mendasar semua manusia adalah kebutuhan akan rasa aman.
Melalui bacaan Amsal 28:1, ternyata rasa aman bukan berasal dari luar.
Bukan dari banyaknya kekayaan…yang seakan-akan menjamin apa pun yang dibutuhkan dapat tersedia.
Bukan pula dari kedekatan hubungan dengan orang-orang kuat, yang dapat dimintai perlindungan kapan pun diperlukan.
Bukan juga dengan banyaknya anjing penjaga di sekitar rumah.

Ternyata..
rasa aman yang sejati keluar dari hati nurani yang murni, sebagai hasil dari menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, sebagai hasil penundukkan diri untuk melakukan ketaatan pada Firman Tuhan, sebagai hasil menjalani nilai-nilai yang sesuai nilai-nilai Kerajaan Allah sebagai hasil memiliki hubungan dengan Sang Pencipta yang ia jadikan satu-satunya andalan & perlindungannya.

Hal yang sebaliknya terjadi pada orang fasik.
Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya.
Wahh.. mengerikan sekali.
Rasa takut, ketidak amanan di mana pun & kapan pun sungguh sangat menyiksa.
Tingkat kecurigaan yang tinggi kepada orang-orang sekitarnya, bahkan kepada orang-orang serumahnya, mengakibatkan rasa tidak nyaman bagi orang-orang yang berdekatan dengannya.

Apa yang telah dilakukan orang fasik sehingga ia mencurigai semua orang?

  1. Berbuat curang
    Mazmur 37:21
    Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah.

=> Karena ada hal-hal yang curang yang ia lakukan, dan ia merasa semua orang lain pun akan berbuat sama seperti yang ia lakukan.

  1. Berkata curang
    Mazmur 109:2-3
    Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta; dengan kata-kata kebencian mereka menyerang aku dan memerangi aku tanpa alasan.

Amsal 11:9b
Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia,

=> Karena memperlakukan sesamanya dengan semena-mena, ia menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuannya.
Orang fasik menabur kebencian di mana-mana, sehingga ke mana pun ia pergi ada rasa takut akan menerima pembalasan dari orang-orang tsb, takut diperlakukan tidak baik juga oleh orang lain, sama seperti yang ia telah lakukan.

  1. Menindas kebenaran
    Roma 1:18
    Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.

Mazmur 37:12
Orang fasik merencanakan kejahatan terhadap orang benar dan menggertakkan giginya terhadap dia;

=> Karena tidak takut akan Allah, maka ia dalam posisi sebagai musuh Allah.
Sehingga ia tidak mendapatkan belas kasihan Tuhan, keluar masuknya tidak menerima perlindungan dari Tuhan.

  1. Mengandalkan diri sendiri, orang-orang dan kekayaan, dan bukan mengandalkan Tuhan Allah Pencipta Pemilik Pengendali segalanya.

Hosea 10:13
Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan.
Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu,

Yeremia 17:5-6
Beginilah firman TUHAN:
“Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

=> karena andalannya pada hal-hal yang sementara, yang mudah dipengaruhi situasi dan keadaan..mengakibatkan rasa tidak aman selalu menghantui.
Ia takut kehilangan andalan-andalannya yang sangat rentan itu.
Orang fasik juga ada dalam posisi terkutuk, sehingga sekalipun terlihat melimpah dengan harta kekayaan, namun hidupnya tidak mengalami hal-hal baik…sungguh mengenaskan.

Aplikasi:
Apa yang harus kita lakukan untuk menjauhi kefasikan?
Agar kita tidak melakukan kefasikan baik secara sadar maupun tidak sadar, ada hal-hal yang harus dijaga:

  1. Menjaga integritas dalam perkataan
    Amsal 8:8
    Segala perkataan mulutku adalah adil, tidak ada yang belat-belit atau serong.
  2. Peka ketika ditegur Tuhan, mau belajar mengakui kesalahan, mau memperbaiki kesalahan, sehingga akan melihat dan mengalami kemuliaan Tuhan dalam hidup kita.

Yesaya 26:10
Seandainya orang fasik dikasihani, ia tidak akan belajar apa yang benar; ia akan berbuat curang di negeri di mana hukum berlaku, dan tidak akan melihat kemuliaan TUHAN.

  1. Meninggalkan cara-cara yang jahat
    Gunakan cara-cara & nilai-nilai yang sesuai dengan firman Tuhan, sesuai nilai-nilai Kerajaan Allah.

Yesaya 55:7
Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

  1. Tidak egosentris
    Belajar mengasihi dan memperlakukan orang lain seperti yang Tuhan mau.

Matius 7:12
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

  1. Belajar mengandalkan Tuhan
    Sungguh-sungguh menyadari keterbatasan kita.
    Menyadari segala apa yang kita miliki, baik materi, maupun kekuasaan, hikmat & kepandaian berasal dari Tuhan.
    Mengakui bahwa rancangan Tuhanlah yang terbaik & dengan rela mau mengikuti rancanganNya, mau melakukan bagian kita dengan taat.

Yeremia 17:7
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!

Inilah janji Tuhan:

Yesaya 48:18-19
Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering,
dan kebahagiaanmu akan terus berlimpahseperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti
, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here