Oleh : IL
Bacaan: Mazmur 95
Ada pelajaran berharga bagi kita umat Tuhan ketika membaca Mazmur 95, yaitu bagaimana sikap kita kepada Tuhan, apa yang kita lakukan ketika kita datang menghadap Tuhan.
Pemazmur mengajak semua pembacanya untuk:
- bersorak-sorai untuk TUHAN, bagi gunung batu keselamatan kita.
Bagaimana caranya? dengan menyanyikan mazmur. - menghadap wajah TUHAN.
Apakah yang kita lakukan ketika menghadap Tuhan? dengan menaikkan nyanyian syukur. - masuk ke hadirat TUHAN.
Apakah yang dilakukan ketika masuk hadiratNya? Sujud menyembah berlutut.
Mengapa?
Ada 2 penyebab utama:
- Pribadi Allah sendiri
Sebab TUHAN adalah Allah yang besar.
Sebab TUHAN adalah Raja yang besar mengatasi segala allah.
Sebab TUHAN lah Pencipta segalanya, Pencipta kita. - Karena hubungan kita dengan TUHAN.
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.
Mazmur 95 ini ditutup dengan sebuah peringatan keras sebagai berikut :
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku:
“Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.”
Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: “Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.”
Perenungan & aplikasi:
- Bagaimana sikap yang seharusnya umat Tuhan miliki & apa yang harus dilakukan ketika menghadap TUHAN Pencipta kita, Allah yang kita sembah, Gembala Agung kita?
Apakah datang hanya dengan keluhan-keluhan segunung, sederet permintaan, bahkan tuntutan untuk dipenuhi oleh Tuhan?
Ataukah datang dengan sukacita, sorak sorai, hati yang penuh ucapan syukur, dengan sikap yang hormat, takut dan gentar, dengan hati yang rela mau sujud menyembah TUHAN, RAJA Pencipta kita. - Bagaimana sikap kita sebagai umat Tuhan, kawanan dombaNya?
Apakah kita mau dengar-dengaran tuntunanNya, siap diarahkan dibawa kepada jalan yang ditunjukkan Gembala Agung kita? - Apakah ada sikap kita yang menunjukkan kekerasan hati, yang tidak mau percaya kepada pemeliharaan Tuhan?
Seperti Israel di Masa Meriba yang memilih memberontak kepada Tuhan & Musa, memilih untuk tidak percaya, padahal sudah mengalami mujizat-mujizat Tuhan.
Mari lembutkan hati, tundukkan pikiran dan pertimbangan-pertimbangan pribadi di bawah terang Firman Tuhan, relakan hati untuk taat perintah-perintahNya, tetap berpegang nilai-nilai Kerajaan Allah, sekalipun mungkin tidak sesuai logika, pertimbangan & perhitungan kita. - Apakah kita sungguh-sungguh mengenal (yada) jalan Tuhan?
Bukan jalan yang tercepat, bukan pula jalan termudah…namun pasti adalah jalan yang terbaik!
Sehingga ketika Tuhan mengarahkan, menuntun kita ke sana, dengan rela hati & taat, kita mau mengikuti, mau menjalaninya.
Sehingga kita menjadi domba-domba Nya yang mudah dituntun, bukan seperti bagal yang selalu melawan ketika diarahkan.
Mazmur 32:8-11
Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.
Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.
Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia.
Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!