Oleh : IL
Lukas 8:5, 6, 8b-13, 18
“Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
Setelah berkata demikian Yesus berseru: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
Inilah arti perumpamaan itu:
Benih itu ialah firman Allah.
Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.”
Perenungan:
Menarik sekali…
Yesus memberikan 4 gambaran yang berbeda mengenai cara orang ketika mendengar firman Tuhan.
Ketika firman Tuhan disampaikan, baik lewat kotbah, pembacaan pribadi, atau ada orang yang memberitakannya, maka…. orang yang mendengarnya dapat memberikan 4 respon yang berbeda.
Pada tulisan bagian 1 ini akan dibahas 2 respon yang pertama.
Firman Tuhan ini bukan hanya tentang seseorang yang belum percaya lalu mendengar firman merespon kemudian menjadi percaya atau tidak, tetapi juga tentang bagaimana seorang yang sudah di dalam Tuhan merespon terhadap firman Tuhan.
Dan Tuhan Yesus menegaskan bahwa bagaimana dalam perjalanan kehidupan kekristenannya seorang percaya memperlakukan firman Tuhan, itu akan menjadi faktor utama yang menentukan kehidupan yang ia jalani.
Wough.. ternyata sebegitu pentingnya!!
2 respon ketika mendengar firman Tuhan: (pada bagian 2 akan dibahas 2 respon berikutnya)
- Mendengar namun tidak mengerti dan tidak berusaha untuk mengerti…
Setiap orang pasti mengalami di mana saat membaca firman Tuhan tidak langsung bisa mengerti. Namun ada hati yang keras yang memang tidak mau dan tidak ada keinginan untuk mengerti…
Hati orang seperti ini digambarkan seperti jalanan.
Tidak jelas apakah jalan pada jaman Tuhan Yesus sudah menggunakan aspal atau belum, namun yang jelas, jalan terbuat dari bahan yang lebih padat dari tanah yang digunakan untuk pertanian.
Benih yang jatuh di jalan, akan menggeletak begitu saja, tidak akan masuk, dan mudah sekali di makan burung.
Tuhan Yesus dengan jelas menyebutkan ada oknum lain, yaitu Iblis, yang akan dengan segera mengambil firman dalam hati orang yang keras, mengambilnya tanpa sisa, seperti burung-burung yang memakan sampai habis benih yang jatuh di jalan, dan tujuannya sangat jelas, yaitu agar jangan sampai orang tersebut menjadi percaya, jangan sampai orang itu diselamatkan. (Ayat 12)
Kata “selamat” dalam ayat ini, dalam bahasa aslinya menggunakan kata sozo, yaitu keselamatan menyeluruh bukan hanya selamat secara jasmani, namun juga rohani, juga berarti kesembuhan dan pemulihan menyeluruh, baik tubuh, jiwa dan roh.
Ketika seorang yang belum percaya lalu mendapat kesempatan mendengar firman Tuhan, namun karena hatinya keras seperti tanah di jalan, ia tidak berusaha mengerti, tidak mau merendahkan hati untuk bertanya, malah melontarkan banyak tuduhan-tuduhan terhadap firman Tuhan… maka iblis dengan senang hati menjadi provokator yang mencegah orang tersebut menjadi percaya kepada Yesus,
dengan tujuan jangan sampai orang tersebut mendapatkan keselamatan di dalam Yesus.
Bagaimana dengan seorang percaya yang keras hati?
Hal yang sama pun terjadi..
Firman Tuhan yang penuh kuasa, yang menyembuhkan & memulihkan, tidak masuk sama sekali ke dalam hati orang yang keras dan mengeraskan hati.
Akibatnya orang yang sebenarnya sudah menerima Tuhan Yesus tersebut tidak mengalami kehidupan, tidak mengalami kesembuhan, tidak mengalami pemulihan.
Ia tidak bisa percaya akan janji-janji Tuhan, baginya semuanya hanya fatamorgana..
Ia tidak mengalami kehidupan yang berkelimpahan di dalam Tuhan (sozo), karena saat mendengar firman ia tidak sungguh-sungguh mau berusaha untuk mengerti.
Respon kedua bagaimana seorang mendengar firman…
- Mendengar, mengerti, percaya & menerima dengan gembira, namun… tidak berakar.
Hati orang seperti ini digambarkan sebagai tanah yang berbatu-batu, tanah yang tipiiiss sekali.
Untuk tumbuhnya benih perlu tanah, benih akan tumbuh ketika ada media tanah dan ada air….
namun…
sejalan dengan pertumbuhan benih, perlu tanah yang lebih banyak lagi untuk tanaman bisa membesar.
Tanah yang tipis saja tidak memungkinkan akar bertumbuh lebih panjang, tanaman akan kering dan mati.
Demikian juga kehidupan seorang percaya, bila hatinya tidak cukup menyediakan media untuk bertumbuhnya firman Tuhan, maka rohaninya akan kering dan mati.
Mungkin ketika semua baik saja ia masih terlihat setia kepada Tuhan.
Namun… saat pencobaan datang, ia tidak punya cukup “tabungan” atau “simpanan” iman percaya yang memampukan ia bisa bertahan.
Dan akibatnya jangan main-main…. akan murtad! (Ayat 13) Ugh!!
Ini peringatan yang sangat serius!
Pencobaan dapat berupa kesulitan hidup, masalah ekonomi yang berat menekan, masalah rumah tangga, dapat juga berupa godaan, calon pasangan yang tidak seiman atau tawaran kenaikan jabatan namun harus mengorbankan iman percaya kepada Tuhan, bahkan kenikmatan-kenikmatan dunia yang tidak melanggar firman namun menjauhkan kita dari Tuhan, yang membuat rohani kita tandus kering.
Hati-hati… tanpa dasar pondasi yang kuat..tanpa adanya iman yang berakar….akan murtad!
Setelah menyampaikan perumpamaan di atas, Yesus berseru!
Ya! dengan suara keras Yesus menekankan dan menegaskan kepada setiap orang tanpa terkecuali…..
“Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Karena iman muncul dari pendengaran akan firman Tuhan.
Semakin banyak mendengar dan menerima firman Tuhan, iman percaya semakin kuat mengakar dalam kehidupan orang percaya.
Seberapa banyak, seberapa tebal tanah hati yang kita sediakan untuk ditabur oleh firman Tuhan……
sebanyak itulah kita akan berakar dalam iman kepada Tuhan.
Ternyata cara kita mendengar firman Tuhan…. akan menentukan apakah ketika pencobaan datang kita akan keluar sebagai pemenang, ataukah kita menjadi orang yang murtad, yang begitu mudah meninggalkan Tuhan!
Murtad dan meninggalkan Tuhan tidak selalu berarti pindah menganut agama lain, tapi ketika hati kita sudah tidak lagi terpaut kepada Tuhan, tidak ada keinginan beribadah kepada Tuhan, kecewa kepada Tuhan, tidak lagi menyembah Tuhan…
Aplikasi:
- Mari cek kondisi hati kita..
Apakah masih keras sehingga firman Tuhan tidak bisa diterima dan bertumbuh dalam hati kita?
Sehingga kita menjadi orang yang sulit menerima kebenaran firman Tuhan, sukar untuk mempercayai janji-janji Tuhan?
Sehingga kehidupan kita kering kerontang, kita tidak mengalami hidup yang berkelimpahan (sozo) yang Tuhan sediakan bagi yang mau menerima firmanNya? - Mari cek…. bagaimana kehidupan keseharian kita?
Berapa banyak tanah hati yang kita siapkan untuk ditabur firman Tuhan?
Apakah cukup banyak, cukup tebal sehingga benih firman Tuhan dapat mengakar dalam hati kita?
Ataukah kita hanya menyediakan tanah yang tipis-tipis saja, hanya sekedarnya..
Cukup datang ibadah seminggu sekali, mendengar firman yang bagus, lalu pulang dan melupakan, dan kembali sibuk dalam kegiatan kita dari senin sampai sabtu, lalu kemudian hari minggu datang beribadah untuk menerima firman sebentar yang tidak mengakar? - Menyadari bahwa menjalani kehidupan kekristenan dengan datang rutin beribadah setiap minggu, menerima firman dengan gembira, lalu pulang dan melupakannya sehingga firman tidak berakar dalam kehidupan kita, itu tidak cukup membangun dasar yang kuat bagi iman percaya kita kepada Tuhan Yesus.
Saat pencobaan datang, kita tidak akan dapat sanggup bertahan…
Tuhan Yesus berkata bahwa dalam masa pencobaan …. menjadi murtad! - Menyadari bahwa cara kita mendengar firman Tuhan akan menentukan respon kita dalam menghadapi tantangan, kesulitan hidup, dan juga dalam menghadapi godaan kenikmatan hidup.