Oleh : Pak Ap
Hakim-hakim 9:28 (TB) Berkatalah Gaal bin Ebed: “Siapa itu Abimelekh dan siapa kita orang Sikhem, maka kita menjadi hambanya? Bukankah anak Yerubaal dan Zebul, wakilnya, menjadi hamba orang-orang Hemor, ayah Sikhem, jadi mengapakah kita menjadi hambanya?
Perkataan Gaal untuk memberontak kepada Abimelek menunjukkan keterikatan mereka (orang Israel dan mungkin sudah membaur dengan penduduk Kanaan juga) dengan sejarah Kanaan sebelumnya dan tentunya berhubungan dengan dewa-dewa mereka juga.
Atau juga Abimelek yang kemungkinan besar ibunya adalah orang Sikhem menjadi salah satu istri Gideon (orang Efraim)
merupakan orang Israel yang tinggal di Sikhem dan Gaal mengingatkan penduduk Kanaan yang dikuasai Israel saat itu untuk kembali mengingat siapa mereka sebenarnya.
Perenungan
Biasanya kalau kita membaca Hakim-hakim 9 maka banyak yang fokus pada kutuk yang terjadi kepada Abimelek karena membunuh saudara-saudaranya.
Itu benar karena Tuhan tidak merancangkan hal demikian.
Tetapi yang menarik bagi saya selain hal di atas adalah adalah perkataan Gaal bin Ebed yang mengungkit-ungkit masa lalu kota Sikhem, mengenai bahwa Sikhem adalah didirikan oleh Hemor (Raja Sikhem) dan mengagung-agung kannya.
Tentunya bacaan sebelumnya mengingatkan bahwa anak Hemor di Sikem pernah memperkosa Dina anak Yakub.
Dan seluruh penduduk Sikhem dibantai oleh Simeon dan Lewi (Kejadian 34).
Penerapan
Kasus Abimelek dan Gaal sebenarnya menunjukkan dosa yang menghasilkan dosa.
Ketika orang berdosa kepada Tuhan dan tidak bertobat maka dosa akan menghasilkan dosa yang lebih lagi.
Dosa membawa kehidupan orang percaya jatuh kembali ke masa lalu dan terpuruk kembali.
Karena itu segera bertobat bila sudah jauh dari Tuhan, jangan tinggal dalam dosa terus menerus dan ingat siapa yang menebus dosa kita dan hiduplah dalam janji-janjiNya.