Niat Aja Ga Cukup!

0
869

Oleh : IL

Bersama Tuhan & di bawah kepemimpinan Yosua, bangsa Israel telah berhasil masuk ke tanah perjanjian, mereka telah setia beribadah hanya kepada Tuhan, dan mereka telah menikmati segala yang baik dari Tuhan. Keamanan, kelimpahan hasil bumi

dan mereka beranak cucu di tanah perjanjian. Dan sekarang tibalah saatnya Yosua untuk meninggalkan mereka karena usianya sudah sangat lanjut. Yosua memberikan pilihan kepada bangsa Israel, apakah mau tetap beribadah kepada Tuhan ataukah memilih allah lain. Dan Yosua memperingatkan sungguh-sungguh akan konsekuensi meninggalkan Tuhan.

Kemudian umat Israel sepakat memilih menyembah kepada Tuhan Allah Israel.

(Yosua 24:15-16) Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”. Lalu bangsa itu menjawab: “Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!

Kemudian, apakah Yosua memuji atas jawaban umat Israel tersebut ? Ternyata tidak.

Inilah jawaban Yosua yaitu jawaban yang sangat mengusik :

“Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu. (Yosua 24:19)

Jawaban Yosua berkesan melemahkan semangat orang Israel yang sudah mau menyembah Tuhan.

Mengapa Yosua menjawab seperti itu?

Ada beberapa alasannya, seperti terlihat dari jawaban Yosua berikutnya: (Yosua 24:21-26)

#1. Harus ada Komitmen

Beribadah kepada Tuhan tidak cukup hanya dengan niat atau ucapan saja, harus ada komitmen, janji setia kepada Tuhan yang muncul dari hati yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan, yang menjadikan Tuhan satu-satunya Allah yang disembah, tidak ada yang lain.

Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua: “Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah.”

Kemudian berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-Nya.” Jawab mereka: “Kamilah saksi!” (Yosua 24:21-22)

#2. Harus ada Tindakan nyata

Ia berkata: “Maka sekarang, (langsung, segera, tanpa menunda) jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu

dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel.”

Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: “Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan.” (Yosua 24:23-24)

Sebagai umat Tuhan, ada hal-hal yang wajib dilakukan yaitu:

a. menjauhkan allah-allah lain dalam kehidupan kita (tidak menyimpan berhala, patung, jimat-jimat, atau ada hal-hal yang menjadi lebih utama dari Tuhan seperti uang, atau hal lainnya.

b. mengarahkan hati kepada Tuhan

(mau tunduk taat kpd Tuhan, tdk lagi berjalan mengikuti keinginan sendiri)

c. mau dengar-dengaran suara Tuhan

Menjadikan Firman Tuhan sebagai makanan untuk rohani kita, kebutuhan pokok yang tidak boleh diabaikan/dilewatkan.

#3. Harus mengetahui ketetapan dan peraturan Tuhan & menaatinya

Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem.

Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, (Yosua 24:25-26a)

#4. Harus meneruskan kepada generasi berikutnya

Lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN. (Yosua 24:26b)

Kesimpulan:

Untuk menjalani hidup yang beribadah kepada Tuhan, tidak cukup hanya dengan niatan saja

Harus ada komitmen

Harus ada tindakan nyata

Harus mengetahui aturan-aturan Tuhan

Harus meneruskan iman kepada generasi selanjutnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here