Berkata-katalah yang Baik tentang Pemimpinmu

0
33

Oleh : Ap

Bilangan 12:1-2, 6-10 (TB) Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.
Kata mereka: “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.
Lalu berfirmanlah Ia: “Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.
Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku.
Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?”
Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia.
Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!

Perenungan
Sebenarnya Tuhan sudah memberikan aturan mengenai pemimpin di Israel.
Hany karena tidak suka dengan ipar yang baru maka Harun dan Miryam mempertanyakan kepemimpina Musa terutama dalam hal rohani.
Peristiwa Miryam dihukum kusta mengingatkan kita bahwa kita harus berkata-kata bijak dan berhati-hati dalam hal mengenai pimpinan dan pemimpin rohani kita.
Paulus mengingatkan juga :

  1. Keluaran 22:28 (TB) “Janganlah engkau mengutuki Allah dan janganlah engkau menyumpahi seorang pemuka di tengah-tengah bangsamu.
    Kisah Para Rasul 23:5 (TB) Jawab Paulus: “Hai saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!”
    2.1 Timotius 5:17, yang berbunyi: “Penatua-penatua yang baik pimpinannya, terutama yang berjerih lelah dalam pemberitaan firman dan pengajaran, layak dihormati dua kali lipat.”

Ini adalah ajaran tentang bagaimana kita harus bersikap terhadap para pemimpin rohani kita dan tentunya bukan berarti melegalkan ketidakbenaran atau tidak berani menegur bila salah.
Tapi harus ada sikap hormat bukan menggosipkan atau mencela tetapi ada aturan cara menegur (ada saksi, menegur 4 mata dahulu).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here