Oleh : IL
(BE Yohanes 13:36-38)
Simon Petrus berkata kepada Yesus: “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?”
Jawab Yesus: “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.”
Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!”
Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku?
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
Perenungan:
Percakapan Yesus dengan Petrus di atas sangatlah menyentuh. Guru yang dikasihi akan segera pergi.
Dan Petrus, murid Yesus yang semula adalah nelayan, yang sudah meninggalkan profesinya untuk mengikut Yesus selama 3 tahun..
ternyata akan ditinggalkan oleh Gurunya.
Yesus telah berulang kali menyatakan bahwa IA harus menderita di tangan orang-orang berdosa.
Dan.. dengan tulus dan sungguh-sungguh..Petrus bersedia mengikuti jalan yang harus Yesus tempuh itu.
Ia bahkan bukan saja rela menderita.. Petrus menyatakan bahwa ia rela mati bersama Gurunya.
Tetapi… Yesus, yang adalah Tuhan Allah Yang Maha Tahu..mengatakan yang sebenarnya kepada Petrus.
(38b) Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
Ternyata…niat baik Petrus tersebut..tidak akan sanggup ia lakukan dengan kekuatannya sendiri!
Petrus sama sekali tidak berniat berbohong, cari muka atau menjilat Gurunya tersebut..
Ia benar-benar tulus waktu mengatakan ia rela mati demi Gurunya.
Namun…. ketika tiba waktunya Yesus ditangkap, Petrus tidak siap sama sekali.
Hatinya hancur melihat Sang Guru yang hebat Pembuat Mujizat, yang sanggup pencelikkan orang buta sejak lahir…bahkan telah membangkitkan mayat Lazarus yang sudah membusuk..tapi seperti domba yang kelu tak berdaya ketika ditangkap oleh prajurit-prajurit Roma..tidak ada upaya perlawanan, bahkan pembelaan diri pun tidak. (Yesaya 53:7)
Petrus membayangkan…Ia akan berjuang bertempur bersama Sang Guru, ia rela mempertahankan sampai titik darah penghabisan.
Dan.. dengan kuasa Yesus yang Maha Dahsyat itu..
Maka kemenanganlah yang akan didapatkannya…
Petrus sangat shock.. terguncang….ketika melihat Yesus seperti tidak berupaya apa pun melawan para penangkapnya.
Tidak seperti yang ia rencanakan. Ia bahkan jatuh sampai 3 kali, menjadi orang yang menyangkal Yesus hanya karena ditanya oleh seorang hamba perempuan…bukan ditanya oleh prajurit kekar bersenjata lengkap.
Aplikasi:
Apapun yang kita lakukan bagi Tuhan, baik pelayanan, penginjilan, juga menjalankan peran dalam keluarga (suami sebagai imam, istri sebagai penolong) harus dilakukan dengan kekuatan dari Roh Tuhan.
Saat mengandalkan logika dan kekuatan sendiri, maka mungkin hasilnya hanyalah kesuksesan di mata dunia.. hanya sementara..bukan keberhasilan sejati..ketika mendapat guncangan langsung hancur berantakan.
Seperti Petrus dari murid yg berani mati..dalam sekejab menjadi pengecut yang bahkan sampai 3 kali menyangkal Yesus!
Namun…ketika melakukan dengan kekuatan Tuhan…..ada kemenangan yang sejati…. ada damai sejahtera yang melampaui segala akal…
ada sukacita..
ada kerajaan yang tidak terguncangkan! bahkan di tengah dunia yang tergoncang.
Petrus mati sebagai martir yang sangat berani..ia yang akan dibunuh dengan cara disalib, meminta agar disalib dengan cara terbalik,
karena ia merasa terlalu terhormat bila harus mati dengan cara yang sama seperti Yesus.