Oleh : IL
Bacaan: Amsal 26
Amsal 26 memberikan gambaran tipe orang yang tidak sesuai dengan apa yang Tuhan rancangkan.
Tipe orang seperti apakah itu?
- Orang bebal:
a. Tidak layak mendapat kehormatan
(Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen, demikian kehormatan pun tidak layak bagi orang bebal.)
b. Layak mendapat hukuman
(Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk punggung orang bebal.)
c. Tidak perlu berusaha keras membuktikan bahwa ia salah, karena itu tidak akan berhasil
& kitapun menjadi bertindak sama bodohnya dengan orang itu.
(Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.)
d. Perlu berhikmat untuk menjawab orang bebal, dengan sedikit mengikuti alur pemikirannya, maka ia akan menyadari sendiri kesalahannya.
(Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.)
e. Jangan mempercayakan hal penting kepada orang bebal
(Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal mematahkan kakinya sendiri dan meminum kecelakaan.)
f. Perkataan bijak yang keluar dari mulut orang bebal sama sekali tidak ada gunanya, tidak ada kekuatan apa pun
(Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh.)
g. Berhati-hati jangan sampai salah berpihak, akan menghasilkan kerusakan
(Seperti orang menaruh batu di umban, demikianlah orang yang memberi hormat kepada orang bebal.)
h. Ketika mengucapkan amsal, akan berbalik menempelak dirinya sendiri
(Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk.)
i. Orang bebal saat dipercayakan suatu pekerjaan, malah akan menyakiti orang-orang di sekitarnya.
(Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang.)
j. Tidak belajar dari kesalahannya
(Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.)
k. Hati-hati jangan pernah menganggap diri sudah cukup bijak sehingga tidak mau lagi menerima masukan dari siapa pun, karena artinya kita menjadi orang yang lebih bebal daripada orang bebal.
(Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu.) - Orang malas:
a. Banyak alasan untuk menghindari pekerjaan
(Berkatalah si pemalas: “Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!”)
b. Terlalu banyak tidur, tidak termotivasi untuk bangun dan berkarya
(Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya)
c. Bisa memulai pekerjaan, tetapi tidak ada upaya menyelesaikannya
(Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.)
d. Merasa diri cukup baik, bahkan paling bijaksana, tidak perlu masukan/nasihat siapa pun, tidak perlu belajar apa pun.
(Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.) - Orang kepo:
Mencelakakan diri sendiri (Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu.) - Penipu yang munafik:
Menipu dan ketika ketahuan mengelak.
Melukai dan sangat membahayakan
(Seperti orang gila menembakkan panah api, panah dan maut, demikianlah orang yang memperdaya sesamanya dan berkata: “Aku hanya bersenda gurau.”) - Pemfitnah:
a. Lebih baik tidak ada dalam komunitas
(Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.)
b. Perkataannya disambut & mempengaruhi hati banyak orang
(Seperti sedap-sedapan perkataan pemfitnah masuk ke lubuk hati.) - Pemarah
Menyulut terjadinya pertengkaran. (Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan.) - Pembenci
a. Sekalipun terdengar manis perkataannya, namun dapat melukai. (Seperti pecahan periuk bersalutkan perak, demikianlah bibir manis dengan hati jahat.)
b. Jangan menerima keramahannya, karena ada niat jahat dibaliknya.
(Si pembenci berpura-pura dengan bibirnya, tetapi dalam hati dikandungnya tipu daya. Kalau ia ramah, janganlah percaya padanya,
karena tujuh kekejian ada dalam hatinya.)
c. Kejahatannya akan diketahui semua orang
(Walaupun kebenciannya diselubungi tipu daya, kejahatannya akan nyata dalam jemaah.
d. Kejahatannya akan berbalik menimpa dia
(Siapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia.)
e. Hati-hati dengan perkataan pembenci karena penuh dusta & sangat merusak
(Lidah dusta membenci korbannya, dan mulut licin mendatangkan kehancuran.)
Aplikasi:
- Menjauhi kebebalan
- membaca kitab amsal dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga timbul hati yang bijaksana
- membuka hati siap menerima masukan, koreksi yang membangun dari orang lain, terutama dari Firman Tuhan
- menundukkan rasio, logika, pemikiran pribadi di bawah terang Firman Tuhan
- melatih diri taat melakukan Firman Tuhan
- melalui karya Roh Kudus, siap diubahkan setiap sifat, karakter, kebiasaan yang tidak berkenan kepada Tuhan
- Menjauhi kemalasan
- menyadari keberadaan diri kita sebagai ciptaan Tuhan yang sangat berharga di mata Tuhan
- menyadari Tuhan punya rancangan khusus bagi diri kita
- menghargai waktu, kesempatan hidup yang Tuhan berikan sebagai sesuatu yang sangat berharga
- setiap hari bangun kehidupan kita, isi dengan hal-hal yang berkualitas
- tidak memfoya-foyakan waktu dengan mengisi dengan hal-hal yang tidak berguna
- Tidak turut campur yang bukan bagian kita
- Tidak berlaku curang kepada orang lain, baik dalam tindakan maupun perkataan
- Berintegritas dalam perkataan
Tidak menyampaikan apalagi menyebarkan kabar yang tidak benar. - Tidak terpancing ke dalam pertengkaran, perbantahan
- Jangan mempercayai perkataan pembenci.
1 Timotius 6:11-12
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.
Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.